Bab 51

2K 83 1
                                    

Typo Bertebaran,

Happy reading 😊


"Rindu Lana," rengek Bella setelah mematikan sambungan telepon dari Lana.

"Baru juga selesai ngobrol barusan," tukas Arka mengotak-atik laptop.

"Beresin itu manekin yang udah telanjang, pakaikan lagi bajunya." Imbuh Arka lagi.

"Iya," sahut Bella malas. Ia memilih beberapa baju daster ukuran jumbo untuk di pajang di etalase.

Arka hari ini ke toko untuk menjemput Bella,tapi harus tertunda karena tadi Lana menghubungi Bella. Jadi sedari tadi keduanya asyik ngobrol tanpa mengenal waktu. Karyawan yang lainnya sudah di suruh pulang duluan. Sementara mereka masih tertinggal membereskan beberapa pakaian yang agak berantakan.

"Bang Arka,tadi ada emak-emak yang curhat kalau menantunya udah nikah dua tahun tapi belum juga hamidun," cerita Bella melupakan kerinduannya dengan Lana.

"Hamidun?" Beo Arka bingung.

"Hamil bang Arka,meleduk perutnya." Jelas Bella lagi geram. Masak suaminya hamidun aja gak tau.

"Oh,terus emangnya kenapa? Bukannya kalau belum hamil berarti belum rezeki,"tanya Arka lagi.

"Itulah dia udah pengen cucu, kalo satu tahun lagi belum hamil juga, katanya mau di suruh cerai aja istrinya." Cerita Bella sambil tangannya terus memasukkan satu persatu baju ke manekin.

"Astaghfirullah,kok tega banget ya." Respon Arka simpati dengan menantu ibu itu.

"Iya,aku juga heran. Padahal anak itu titipan Allah. Kalau Allah belum berkehendak untuk memberi rezeki anak sampai hari ini, kita bisa apa?" Pasrah Bella prihatin dengan kondisi keluarga orang lain yang bahkan tidak dikenalnya.

"Kok kita bisa apa,tentu saja kita jangan pernah berhenti untuk berdoa, meminta pada Allah untuk segera diberi keturunan yang sholeh dan sholehah." Sambung Arka melanjutkan ucapan Bella.

"Amin." Sahut Bella sambil tersenyum menggoda Arka. Ia mengedipkan sebelah matanya dan menggigit bibir bawahnya seksi.

"Ya ampun bell, kita pulang sekarang sebelum aku nerkam kamu disini!" Arka meremas rambutnya sendiri melihat kelakuan nakal sang istri.

Bella terkekeh senang melihat suaminya tampak kacau. Ia pun mendekati Arka dan langsung mengaitkan jemari lentiknya di leher sang suami.

"Sepertinya gak masalah kalau kita bercinta disini." Goda Bella dengan suara yang terdengar seksi.

Arka menggeram kasar. Tanpa berkata lagi ia menggendong Bella seperti koala dan membawanya ke sofa beludru panjang.

Disana Arka mengukung tubuh Bella dengan tubuhnya yang kokoh. Menatap tajam sang istri yang kini menggodanya dengan menyentuh dada bidang yang tersembunyi di balik kemeja.

"Kamu sangat nakal," bisik Arka sensual. Ia menjilati bagian belakang telinga Bella,membuat Bella mendesah seksi.

Arka benar-benar mencium Bella dengan liar,ia mencumbu sang kekasih hati dengan sangat bergairah. Tiada yang tertinggal,semuanya di sapu habis dengan bibir juga lidahnya yang menari indah di setiap jengkal tubuh Bella.

"Hmmm," gumaman bergairah keluar dari bibir madu Bella.

Arka terus menggoyangkan pinggulnya hingga keduanya sampai pada puncak kenikmatan. Erangan kepuasan terdengar memilukan, mereka kini tergeletak dengan sumringah.

"Jangan lakukan hal tadi, jika tidak ingin berakhir seperti ini." Lirih Arka memeluk erat Bella yang tersenyum puas.

****

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang