Bab 58

1.6K 93 4
                                    


Maaf typo bertebaran,

Happy reading 😊


Acara ngunduh mantu berjalan lancar tanpa hambatan. Lana telah di rias sedemikian rupa,ia memakai baju muslim modern yang sangat mewah. Bagian kepala Lana tidak di sanggul, hanya mengenakan jilbab dengan lilitan rumit serta sebuah tiara bertahtakan berlian.

Begitupun dengan Bara yang memakai baju senada dengan Alana. Mereka kini berjalan keluar dari kamar setelah mengagumi penampilan masing-masing. Kedua keluarga mendampingi pasangan pengantin baru.

"Aduh," wajah Bara meringis saat mengintip ke luar pelaminan.

"Kak Bara kenapa?" Tanya rasa bingung bercampur khawatir.

"Kenapa bar?" Tanya April yang memerhatikan keduanya sedari tadi. Begitupun dengan Aluna dan Bella yang juga heran melihat reaksi Bara.

"Gak tau bun," jawab Alana yang masih tidak tahu menahu.

"Itu, itu, Bara malu Bun." Ringis Bara yang ditertawakan April.

Bella tertawa ngakak mendengar ucapan Bara. "Hahaha!! Bara bisa malu juga rupanya."

"Hus!! Berisik bell." Tegur sang suami dengan berbisik.

"Kak Bara malu di pajang jadi manten?" Bara tersenyum kikuk,tapi Alana malah ikut tertawa pelan. Ia tidak bisa tertawa lepas karena takut makeup nya rusak.

"Ya ampun kak, cuma duduk sebentar loh." Ujar Lana tapi masih dengan tertawa.

"Kamu gak lihat di luar seberapa ramai. Coba kamu ngintip?"Alana jadi penasaran, kenapa suaminya bisa sebebal itu.

Lana mengintip dengan perlahan, matanya langsung lebar saat itu juga.
" Astaghfirullah!!" Lana menutupi mulutnya.

"Gue juga gak mau kalau seramai ini," tukas Lana yang mundur dua langkah.

April tersenyum lembut. " Iya memang ramai, karena seluruh santri ikut diundang,begitu juga orang-orang sekitaran sini."

Bella ikut mengintip bersama Arka yang juga penasaran. "Ini sih berasa lagi konser!" Pekik Bella antusias menertawakan pasangan di belakangnya.

"Gimana Bun? Lana malu ma?" Keluh Lana pada orang tua dan mertuanya.

"Gak usah down mentalnya. Udah keluar aja,udah di panggil tuh." Seru Aluna mendengar MC sudah berisik memanggil mereka keluar.

"Gak papa sayang,dulu bunda gitu juga pas nikah. Malahan banyak banget santri yang tebar pesona sama ayah mertua kamu. Tapi bunda pede aja. Yuk!" Hibur April yang memelototi Bara, soalnya ini memang biang keroknya Bara. Coba kalau di dari tadi anteng,pasti Lana gak ketakutan kayak gini.

Bara meringis tidak enak, apalagi melihat Lana yang ogah-ogahan keluar. Tambah bersalah deh jadinya.

"Sayang,gak papa yah, sebentar aja. Biar kak Bara pegang tangannya." Lana merengut sambil menggelengkan kepalanya.

"Mereka gak gigit kok," tambah Bara lagi membujuk Lana.

"Tapi kak Bara jangan pergi-pergi ya,tetap di samping aku." Ucap Lana yang di iyakan Bara.

Mereka pun keluar menuju pelaminan yang sudah didekorasi dengan cantik.

Begitu sang pengantin tampak,semua orang yang tadinya berisik langsung terdiam. Pandangan mata mereka tertuju pada raja dan ratu sehari di depannya.

Cantik dan tampan,tak ada yang bisa di kritik dari penampilan gagah Bara. Begitu pula Alana yang terlihat anggun saat berjalan di samping suaminya.

****

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang