Bab 48

1.7K 86 6
                                    



Typo bertebaran,

Happy reading 😊


Bara dan Alana menjadi yang terakhir keluar dari kamar. Saat keduanya sampai di bawah,semua sudah berkumpul di meja makan.

"Cieee,cieee pengantin baru!" Sambut Bella menggoda keduanya.

"Berisik ah," ujar Lana dengan wajah merona. Ia duduk di depan Alana dengan kursi yang sudah di tarik Bara. Duh so sweet banget deh pak ustadz.

"Gue gak pernah di gituin," lirih Bella yang di dengar Arka.

"Gak pernah di tarikan kursi tapi pernah gendong kamu keliling di Bali." Bisik Arka lembut, Bella sampai merona mengingat kejadian itu.

"Bara mau sarapan pakai apa?" Tanya Lana.

"Lo kok masih panggil pak ustadz nama doang gitu,gak sopan tau," sambar Bella.

"Lana,harus lebih sopan manggilnya sayang." Tegur Luna lembut.

"Aku harus manggil apa dong?" Tanya Lana menatap Bara yang sudah tersenyum. Duh senyumnya bikin melting lagi.

"Kayak aku dong bang Arka!" Pamer Bella membuat Arka terkekeh.

"Jadi aku manggilnya bang Bara." Tukas Lana. "Kok gak cocok banget!" Protes Lana tak suka.

"Mas Bara aja!" Usul Bella,tapi Lana langsung menggeleng tak suka.

"Kak Bara aja ya," imbuh Lana. Tapi Bella dan yang lainnya hanya mengendikkan bahu.

"Boleh ya," ujar Lana menatap sang suami dengan wajah memelas.

Bara mengulum senyum melihat wajah memelas Alana. " Apa saja boleh, senyaman kamu."

"Terimakasih," ucap Lana refleks mencium pipi Bara.

"Astaghfirullah Lana!" Tegur Alan saat melihat wajah terkejut Bara.

"Sorry, kelepasan." Lana jadi tak enak melihat wajah malu Bara. Apalagi nenek lampir di depannya tertawa puas.

****

"Kalian mau kemana?" Luna buru-buru keluar dari dapur saat melihat Lana dan Bara menggeret koper.

"Mau ke rumah kak Bara ma," jawab Lana. Ia juga membawa sebuah tote bag yang nanti akan di gunakan untuk menaruh beberapa keperluan Bara.

"Izin ya ma, pulang ke rumah sebelah sebentar." Tutur Bara dengan sopan dan lembut.

"Ya ampun Bara! gak perlu izin segala. Rumah kamu aja disebelah, kalo balik tengah malam pun gak papa." Heboh Luna sembari tertawa.

"Mama tuh bersyukur punya besan tetangga semua,jadi kalau kangen sama kalian tinggal teriak aja suruh pulang." Lanjut Luna lagi.

"Iya ma, kalau gitu kita pergi dulu ya ma." Sambung Lana yang di iyakan Luna dengan bibir tertarik lurus.

Luna memandangi anak dan menantunya. Tidak menyangka bisa mendapatkan menantu sholeh dan slengekan sekaligus dalam hidupnya. Bella yang bisa buat pusing dan juga Bara yang adem banget kalau di lihat.

"Assalamualaikum bunda," ucap keduanya saat melihat keluarga Bara berkumpul di ruang tengah.

"Wa'alaikumsalam." Jawab mereka serempak.

"Eh sini sayang," April menarik tangan Lana yang masih berhias inai.

Bara merasa kehilangan saat tangan Lana terlepas dari genggamannya. Ia juga melihat semua keluarga menyambut Lana dengan antusias. Mereka berkenalan kembali supaya lebih mengenal satu sama lain.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang