part 34

1.9K 76 4
                                    


Typo Bertebaran,

Happy reading 😊


What!! Pertanyaan bunda membawa bencana ini.

"Kenapa bunda? Bara mau nikah lagi?  Yang satu belum juga kelar mau poligami!" Teriak Alana nyaring sehingga membuat kedua lelaki yang tadinya kabur ke kamar malah kembali keluar mendengar teriakkan Alana.

"Gak Bun, mendingan Bara cari calon lain aja deh,gak usah aku. Aku gak sanggup, takutnya nanti aku bakalan mutilasi keduanya pas lagi tidur bareng."

"Enak aja mau nikah banyak,situ oke?situ keren? Aku juga gak kalah oke, cantik, malahan aku seksi lagi. Kalau nanti Bara berani poligami,aku bakalan bales juga!"

"Enggak, enggak,bukan itu maksud bunda." April menenangkan Alana yang tiba-tiba mengamuk. "Ya Allah Bara kasian kamu nak, kalau beneran mau poligami." Lirih April pelan.

Sedangkan kedua lelaki di belakang mereka terkejut mendengar ucapan Alana, sebenarnya ada apa ini, mereka kebingungan.

"Terus maksud bunda apa?" Tanya Lana dengan wajah polosnya.

"Gini Alana sayang,bunda harus kasih tau kamu, kalau neneknya Bara belum setuju kalau Bara menikah sama kamu," Bara ingin menjawab tapi di tahan oleh Rayhan, mereka ingin melihat bagaimana tanggapan Alana tentang neneknya.

"Kenapa gak setuju? Emang aku kurang cantik,gak layak jadi istri cucunya." Ujar Alana tak terima. " Aku ini cantik trus juga kaya,bukan kayak Upik abu yang pengen jadi Cinderella,kenapa neneknya Bara gak mau nerima aku jadi istri cucunya, yang pastinya lagi aku bisa bahagiain cucunya!"

"Katanya sih neneknya Bara pengen punya menantu yang pinter agama terus udah berhijab."

"Kalo itu gampang,aku yakin Bara nanti pasti bakalan ngajarin aku, kalau hijab gak masalah aku emang udah mulai berhijab tapi masih tanggung," cicit Alana di akhir kalimat. "Tapi lama-lama pasti nanti gak bakal lepas lagi."

"Aku tuh mau belajar,bilang sama neneknya Bara kalau mau menantu yang sempurna kudu harus bersabar soalnya aku lagi otw ke sana."  Jelas Alana panjang lebar.

Rayhan dan Bara menghela nafas lega, sepertinya mereka tak perlu khawatir dengan mental Alana nanti saat bertemu neneknya.

"Bagus,ini baru namanya mantu bunda,kita hadapi nenek sama-sama." Mereka pun bertos ria sambil tertawa.

"Tenang aja Bun,aku tuh pinter ngambil hati orang, buktinya anak bunda yang kayak kulkas aja cinta mati sama aku," ujar Alana dengan bangga.

"Bener kamu, cucunya aja pengen cepet-cepet nikahin kamu,pasti neneknya juga ngikut," tambah April lagi.

" Hum!" Alana mengangguk dengan menggemaskan. Bara dan Rayhan menggelengkan kepalanya, kompak bener berdua,cocok jadi mertua dan mantu.

"Ekhmm," suara Bara.

"Bunda, kalo gitu aku pulang dulu ya, assalamualaikum!" Alana ngacir pulang karena takut kena ceramah Bara. Ia yakin mereka pasti mendengar apa yang di ucapkan tadi.

Setelah melihat Lana pulang tanpa memandangnya, Bara baru merajuk. "Bunda, kenapa bilang Lana sih masalah nenek," protes Bara kesal.

"Alana harus tau,jadi kalau nanti nenek nyerang Alana saat kita gak ada dia bisa mengatasi kelakuan nenek," ucap April yang memang benar adanya.

"Tapi tadi Lana luar biasa loh bar,kamu dengar tadi dia bilang apa aja?" Bara mengangguk,ya tadi bara dan Rayhan persis di belakang mereka.

"Hati-hati loh bar, jangan poligami kalau gak mau di sunat lagi sama Alana." Tawa April membahana ke seluruh rumah,sedang Bara hanya tersenyum kikuk takut kalau itu benar terjadi.

****

Sementara itu di Bali, sepasang manusia yang masih berasa pengantin baru sedang berbelanja oleh-oleh. Sudah dua jam mereka menjejali tangan dengan beraneka belanjaan. Dihari ke empat mereka memutuskan untuk pulang, karena Bella merindukan kedua orangtuanya dan satu lagi Bella juga merindukan si bocah tengil Alana.

Setiap malam Bella tak henti-hentinya mengeluhkan Alana yang sejak kedatangannya ke Bali hingga saat ini belum menghubunginya sekalipun. Padahal mama Aluna dan mama Rena tak pernah absen selalu menanyakan kabar mereka, sampai Arka di buat kesal,saat sedang bermanja-manja dengan Bella orang tua mereka selalu saja mengganggu.

"Udah semuanya?" Tanya Arka mengusap keringat di dahi Bella yang terlihat lelah.

"Udah aja lah,capek!" Keluh Bella, suaranya bahkan terdengar lemah.

"Nanti sering ikut aku lari tiap sore,biar kuat fisiknya,baru jalan segini udah loyo." Mata Bella sinis melihat ke arah Arka yang tengah mengatainya.

"Kenapa? Emang bener kan,kamu tuh sama Alana suka mager maunya di rumah,di kamar,satu lagi di mall, pokoknya yang dingin-dingin lah,males kalo di suruh cari keringat." Ujar Arka yang memang sepenuhnya benar,tapi mau bagaimana pun bukan Bella namanya kalau tidak bisa membalasnya.

"Siapa suruh nikah sama cewek males dan suka mageran? Aku yakin kemarin itu aku udah nolak pas di tanyain mama," dengus Bella tak terima dibilang males.

"Loyo? Kalo aku loyo pas di jebol kemaren aku pasti udah pingsan, bukannya buat kamu keenakan sampai pagi." Dumel Bella lagi dan Arka meringis tak enak mendengar perkataan Bella.

"Yuk, kita jalan pelan-pelan aja." Arka memegang tangan Bella dengan lembut. Ia merasa bersalah telah mengatai Bella, setelah kejadian jatuh dari pohon mangga Bella jadi agak sensitif dengan semua perkataan Arka.

"Udah gak usah pegang-pegang,aku gak buta jalan," bales Bella melepaskan pegangan tangan mereka. Setelah itu Bella berjalan di depan Arka dengan wajah pongah. Ia takkan membiarkan orang lain mengatainya sesuka hati, termasuk suaminya sendiri. Tapi itu semua tak berlaku untuk sahabat tercintanya Alana karena mereka sering beradu mulut dan saling berbalas dalam mengatai.

Disisi lain Arka terpaku menerima penolakan Bella, hingga sampai di hotel Bella tak memperdulikan dirinya. Arka jadi uring-uringan,ia tak ingin Bella mendiaminya lama seperti ini.

"Bella," panggil Arka lembut. Ia duduk di samping Bella yang sedang memakan cake cokelat kesukaannya.

"Hmmm," jawab Bella malas. Sebenarnya Bella hanya ingin memberi pelajaran pada Arka untuk lebih menghargainya, Bella tidak ingin Arka menindasnya seperti dulu.

Untuk cinta, bagaimana pun juga Bella tak bisa berbohong, walaupun mulutnya selalu mengatakan kalau ia sudah tidak mencintai Arka dan sudah move on darinya,tapi hatinya masih menginginkan lelaki itu, bahkan Bella pernah bermimpi bisa menikah dengan Arka yang kini telah menjadi kenyataan.

"Maafin aku," sesal Arka,dan Bella menatap wajah Arka yang sendu,ia yakin Arka pasti sudah menyesal dengan ucapannya tadi.

"Ya, tapi aku gak mau kamu tindas lagi." Kata Bella dengan mimik wajah serius.

"Ya Allah Bell,aku tuh gak pernah nindas kamu sayang," ujar Arka spontan saat dituduh Bella.

Wajah Bella memerah saat Arka mengucapkan kata sayang untuknya.

"Iya kamu memang gak pernah nindas aku,tapi kamu sering ngerjain aku,cuekin aku sama mara..." Ucapan Bella terhenti karena kini Arka telah membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman yang penuh dengan gairah.

Arka seperti terbakar dengan gairahnya sendiri begitupun Bella yang kini malah ikut berpartisipasi dalam ciuman menggebu yang di pantik Arka.

"Jangan pernah katakan itu lagi,"  nafas Arka tampak terengah-engah ia juga menahan sesuatu di dalam dirinya. Sesuatu yang belum bisa ia lakukan karena Bella sedang dalam masanya.

Bella menganggukkan kepalanya, nafasnya juga sama seperti Arka bahkan jantungnya juga berdetak kencang.

Baca juga cerita aku di tiktok dengan username Husna Uun.

Jangan lupa vote n coment yang banyak,

Terimakasih 😘.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang