Bab 79

1.6K 71 7
                                    


Sorry slow update,mama aku lagi sakit jadi aku gak sempet update. Mohon doanya untuk kesembuhan mama aku!!🥺

Typo bertebaran,

Happy reading 😊



"Assalamualaikum," Lana dan Bara datang berkunjung ke rumah sakit.

"Wa'alaikumsalam,"

"Kok pada diluar?" Tanya Lana melihat para nenek dan kakek baru berkumpul di depan ruangan.

"Bella lagi menyusui si baby," jawab Rena dan Lana langsung mengerti.

"Pagi banget sayang datangnya,sudah sarapan?" Luna menarik tangan laba untuk duduk disisinya.

"Belum ma,Lana tadi buru-buru banget mau kemari. Padahal Bara sudah bilang untuk sarapan dulu tapi Lana gak mau dengar!" Bara mengeluhkan Lana pada ibunya. Ia juga kesal karena Lana terlalu abai dengan kesehatannya.

Luna memelototi anaknya, "enggak gitu ma,aku cuma khawatirin Bella." Sanggah Lana merasa bersalah.

"Kamu itu lagi hamil,nurut sama perkataan suami. Bagaimanapun keadaan Bella disini,kamu harus tetap makan. Bayi kamu butuh nutrisi,dan cuma kamu yang bisa memenuhi nutrisi tersebut hingga dia berkembang di dalam perut kamu. Ngerti?" Jelas Luna dengan tegas. Ia tidak akan menye-menye jika menyangkut kesehatan calon cucunya.

Lana mengangguk paham, ia menyesal telah bertingkah seenaknya sendiri. Padahal tadi Bara sudah mewantinya untuk sarapan dulu takut kalau-kalau nanti ia pusing di rumah sakit.

Bara lega karena mertuanya telah menasehati Lana. Bukannya Bara mau mengadu tapi tingkah Lana tadi bisa memperburuk kesehatannya dan Bara paling tidak bisa melihat Lana sakit. Apalagi kehamilan Lana baru beranjak satu bulan.

"Sudah, kalau begitu kita sarapan saja dulu." Usul Rendra dan semuanya setuju untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu.

Mereka sarapan di kantin rumah sakit,ada banyak jenis makanan yang bisa dipilih. Bara mengambil dua sandwich yang telah di kemas dalam mika plastik dan juga dua gelas teh hangat.

Alan dan Luna memilih nasi gurih dengan serundeng dan juga telor dadar. Begitupun dengan Rendra dan Rena yang ikut memesan makanan yang sama. Sepertinya mereka memang kelaparan karena telah berjaga dari semalam.

"Tadi selepas shalat subuh,aku bingung kok gak ada suara Bella dirumah." Cerita Alana saat turun ke dapur tadi subuh.

"Biasanya selalu ada suara Bella dan bang Arka mau jalan,tapi pagi ini hening banget. Makanya tadi aku tanyain sama kak Bara. Eh tahu-tahunya udah pada ke rumah sakit semalam, gimana aku gak khawatir coba?" Lanjut Lana sembari menggigit roti pilihan suaminya. Ia juga sempat kesal dengan suaminya karena tidak membangunkannya semalam.

"Iya semalam kami buru-buru,lagi pula kamu gak boleh sembarang keluar malam-malam. Kamu tuh lagi hamil,angin malam gak baik untuk janin kamu." Luna menjelaskan pada Lana kejadian semalam.

"Mama kamu benar lana, kalo kamu semalam ikut pasti udah pingsan duluan nungguin Bella. Belum lagi rasa cemas kamu bertambah saat mendengar raungan Bella di dalam ruang persalinan. Dan kami semua tidak mau itu terjadi!" Tambah Alan membenarkan keputusan mereka semalam.

"Dengar itu sayang, semuanya lebih mengutamakan kesehatan kamu." Sambung Bara membenarkan kerudung Lana yang tampak miring.

Setelah itu mereka makan dalam diam. Lana ingin cepat-cepat kembali ke ruangan Bella,ia penasaran dengan rupa sang bayi yang katanya berjenis kelamin laki-laki. Pasti sangat menggemaskan.

****

"Aaaakkhhh!!" Jerit tertahan Lana terdengar. Ia sangat senang bisa melihat bayi mungil Bella.

"Lucu banget sih,kak Bara mau yang kayak gitu." Rengek Alana menarik-narik lengan baju Bara gemas.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang