Typo bertebaran,
Happy reading 😊
Lana terkejut melihat kedatangan Bara.
'kok dia yang datang bukannya gue ngundang Tante April ya!' batin Lana.
"Ekheem, assalamualaikum!" Ulang Bara lagi, karena Lana tak kunjung menjawab salamnya.
"Wa'alaikumsalam, ada apa?" Tanya Lana dengan tatapan judesnya.
Sejak hari pertama Lana ke rumah Tante April, ia sudah bisa mengambil kesimpulan kalau anaknya Tante April ini songongnya bukan main. Walaupun ia sempat terpukau sedikit dengan ketampanan yang hakiki dari pria di depannya saat ini. Ingat ya cuma sedikit,tapi tetap gak bisa bohong, malahan hari ini tuh anaknya Tante April berlipat-lipat lebih tampan dari biasanya. Nah kan,ketahuan kalau Lana sering liatin tuh cowok.
"Bunda suruh ambil baju," kata Bara sambil melihat ponselnya mencari gambar baju pesanan bundanya.
"Baju apa?" Beo Lana yang tak mengerti maksud Bara.
'gila ni cowok,gue udah kayak kambing congek di anggurin.' batin Lana kesal melihat Bara yang malah sibuk sama ponselnya.
"Kalo mau main ponsel,duduk aja disana, jangan di depan gue!" Cercar Lana geram tapi bara hanya melihatnya sebentar saja sebelum kembali fokus ke ponselnya.
"Denger gak sih, kalo mau main pon..."
"Ini, yang ini baju pesanan bunda," potong Bara cepat,dan menyerahkan ponselnya pada Lana supaya bisa dilihat lebih jelas.
Bukannya Bara tak tau, sedari tadi Lana sudah jengah melihatnya yang sibuk dengan ponsel.
Lana tak berkomentar lagi karena sudah kepalang malu dengan asumsinya tadi. Dikiranya Bara sibuk bermain ponsel, rupanya dia lagi melihat pesanan ibunya.
Lana akhirnya mendapatkan tiga potong daster pesanan Tante April. Setelah membungkus rapi Alana mendatangi Bara yang kini sedang memandang ke sekeliling toko.
"Ini toko kamu?" Tanya Bara.
"Bukan, punya pak Imron,kita cuma sewa disini." Jawab Lana.
"Maksud saya,usaha baju ini milik kamu," tanya Bara lagi.
"Bukan,ini punya Bella sahabat gue,gue cuma bantuin dia aja," jelas Lana.
"Oh," Bara masih memperhatikan ke sekitar toko, berbagai macam daster dengan corak yang berbeda-beda tergantung rapi.
"mana mau gue buka toko kayak gini,males capek,mending cari suami kaya." Gumamnya pelan,dan Bara dapat dengan jelas mendengar gumaman tersebut.
"Suami kaya?" Beo Bara yang membuat Lana menampol mulutnya sendiri.
'ini mulut perlu di lakban memang' batin Lana.
"Suami kaya apa?" Lana pura-pura tak mengerti dengan ucapan Bara.
"Tadi saya dengar kamu ngomongin cari suami kaya!" Ucap Bara lagi.
"Apaan sih, orang gue gak ngomong apa-apa juga," kata Lana yang tak berani melihat ke arah Bara.
Bara masih menatap tajam Alana, jelas-jelas tadi dia mendengar Lana mengatakan hal itu,tapi kenapa pula Lana tak mau jujur.
"Nih dasternya udah dibungkus rapi,total harganya lima ratus tiga puluh ribu." Lana sengaja menyodorkan pesanan Tante April dengan buru-buru, supaya Bara cepat minggat pulang.
Bara memberi uang cash seratusan sebanyak enam lembar.
"Kembaliannya buat gue aja ya," canda Lana dengan wajah sumringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BelLana (End)
RomanceBella dan Alana dua orang gadis yang sama-sama sedang mencari pendamping hidup. Bella yang ingin melupakan Arka dan mencari penggantinya tak disangka malah berbalik menjadi istrinya. Alana tak menyangka dirinya akan dihadapkan dengan seorang pria al...