Hai pembaca dunia tipu-tipu dimana pun kalian berada, salam kenal n salam manis untuk kalian semua 😘😘
Jangan lupa untuk follow akun author oke,see you!!!
Happy reading 😊
Bella baru bangun dari tidurnya,saat melihat jam ia terkejut karena sudah sore. Posisi tidurnya pun sudah berubah,entah siapa yang memperbaiki, mungkin saja bang Arka, soalnya hanya dia yang tadi bersamanya.
Tadinya Bella hanya berpura-pura tidur sambil mencuri dengar pembicaraan bang Arka dengan mamanya. Tapi ternyata dirinya sampai ketiduran beneran,mungkin karena semalam ia tak bisa tidur. Hallo, siapa yang bisa tidur saat kamu dilamar sama orang yang pernah kamu cintai. Ia pun beranjak bangun, setelah mencuci muka Bella keluar dari kamar Alana.
Suara riuh terdengar dilantai bawah. Ada apa ya, pikir Bella. Dan ia berjalan dengan lebih cepat, penasaran dengan kehebohan dibawah.
"Nanti bajunya yang samaan dijahit." Heboh Tante Luna.
"Terus undangannya biar aku bantu pilihkan," Lana pun menunjuk tangannya, sampai dia melihat kedatangan Bella ia pun memekik heboh.
"Ya ampun, kakak ipar gue udah bangun!!"
Mereka yang ada disana pun mengalihkan perhatiannya pada Bella yang sudah rapi.
"Sini sayang ,duduk dekat mama," ajak Luna saat melihat Alana menggiring Bella mendekati mereka.
"Ada apa? Kok heboh begini." Bella yang belum mengerti jadi bingung melihat situasi ini.
"Ya iyalah heboh,kita lagi membicarakan masalah pernikahan!" Tutur Aluna lagi.
"Oh ya, siapa yang nikah?" Bingung Bella yang masih belum sadar sepenuhnya.
" Ya kamu lah sama bang Arka!" Jawab Lana dengan suara lantang,dan semua tersenyum senang mendengar kabar baik itu.
'ya ampun,gue sampai lupa kalo mama udah nerima lamarannya bang arka,' suara batin Bella.
"Tapi aku belum terima loh," Bella menatap Arka tajam.
"Asal mama papa oke,aku juga oke." Tutur Arka kembali mengingatkan ucapan Bella tadi, sehingga hanya helaan nafas Bella yang terdengar. Akhirnya Bella setuju untuk menikah dengan bang Arka.
"Jadi sekarang karena Bella udah disini,kita bicarakan saja tanggal pernikahan kalian. Gimana kalau dua Minggu lagi?" Usul Luna.
"Enggak, enggak, enggak!"
"Boleh, boleh, boleh!"
Bella dan Lana serentak menjawab.
"Kok enggak sih bell, lebih cepat lebih baik, sesuatu yang baik harus di percepat." Kata Lana memberi pengertian.
"Terlalu cepat Lana,lo kira persiapannya gak butuh waktu. Gimana kalau tahun depan?"
"Tahun depan keburu Abang gue jadi bangkotan. Gak mau gue kasian Abang gue!" Protes Lana tak terima dengan usulan Bella.
"Lana!! Lo kok gak ngebelain gue lagi sih, jangan bilang lo udah berubah haluan buat ngebela Abang lo!" Lana hanya tersenyum masam mendengar ucapan Bella.
"Maaf,untuk saat ini,gue milih Abang gue." Lana mengangkat dua jari,tanda berdamai.
"Aish,lo gak setia!" Bella memajukan bibirnya,dan itu membuat Arka yang sedari tadi diam jadi gemas melihat Bella.
"Udah, udah, daripada kalian berantem berdua, mendingan biar Arka dan Bella yang mutusin. Kalian maunya kapan?" Luna mencoba menengahi Bella dan Lana.
"Nanti biar kami bicarakan dulu." Jawab Arka,dan ia menarik Bella untuk keluar dari rumahnya.
"Mau kemana?" Tanya Bella bingung karena Arka belum juga melepas tangannya.
"Jalan." Singkat dan padat hanya itu yang keluar dari mulut Arkana Dimitri yang terkenal dingin.
Selain itu,apa yang diharapkan oleh Bella, dirinya sudah di masukkan kedalam mobil yang tak tau akan melaju kemana.
Arka memarkirkan mobilnya di sebuah cafe. Saat keluar dari mobil suara alunan musik terdengar di telinga Bella.
"Yuk masuk," Arka menggenggam tangan Bella,dan membawanya masuk kedalam cafe tersebut.
Bella masih menikmati suara merdu penyanyi di panggung mini yang tersedia di cafe tempatnya datang bersama bang Arka.
"Tulis aja,apa yang mau kamu pesan," Arka memberikan buku menu yang memang tersedia di pinggir meja.
"Tapi aku gak lapar," jawab Bella dengan mulut bergerak mengikuti nyanyian di atas panggung.
"Gak lapar gimana,kamu belum makan siang,dan ini udah sore," Arka memaksa Bella dengan meletakkan pena ke dalam tangannya.
"Kok bang Arka kayak familiar banget sama cafe ini,sering datang ya," terka Bella dengan raut wajah selidik.
Arka tersenyum melihat raut wajah Bella," cafe ini milik aku,jadi kamu bebas mau pesan makanan apapun yang kamu mau,"
"Oh kirain bang Arka suka nongkrong di cafe bareng cewek," ucap Bella asal dan fokus untuk memilih beberapa menu yang ingin ia makan.
Tak lupa Bella juga ikut memesan makanan dan minuman kesukaan bang Arka.
Bella memanggil pelayan yang lewat di dekat mereka.
"Mbak aku pesan ini ya," ucap Bella ramah dan memberikan kertas pesanannya.
"Eh bell,aku belum pesan loh!" Heran Arka saat ia melihat Bella memberikan kertas pesanannya.
"Udah aku tulis kok,masih suka sama cheese cake dan jus jeruk hangat kan?" Arka terperangah tak percaya Bella masih mengingat makanan kesukaannya.
"Kamu masih ingat?" Senyum Arka mengembang saat ini, padahal sudah sangat lama tapi Bella masih mengingatnya.
"Tentu saja,apa yang aku gak tau tentang bang Arka," sombong Bella tersenyum menampakkan giginya yang rapi.
Arka tak percaya,ini pertama kalinya Bella tersenyum dengan tulus,tak seperti sebelumnya yang selalu menghindar atau bersikap cuek padanya.
****
Disebuah kamar terlihat seorang lelaki yang sedang melipat sajadahnya. Ia baru saja selesai melakukan shalat ashar, biasanya ia selalu berjamaah di masjid,tapi khusus kali ini, karena agak kelelahan ia akhirnya melaksanakan kewajibannya di rumah.
Al Mubarak,itu namanya yang telah tersemat sejak 25 tahun yang lalu. Ia baru saja selesai menempuh pendidikan di Kairo,dan baru dua hari kembali ke tahan air.
Bara mempunyai keluarga yang religius, kakeknya adalah pemilik pesantren Al Furqon,dan ayahnya seorang Gus yang juga menjadi guru serta pengurus pesantren tersebut. Jadi tak pelak, Bara selama ini belajar di berbagai pesantren yang ada di dalam maupun di luar negeri.
Di usianya yang ke 25 tahun, Bara selalu diburu oleh keluarganya untuk menikah. Seperti saat ini, ibunya April tak segan-segan menyuruhnya untuk berkenalan dengan anak teman-temannya.
"Apalagi yang kamu tunggu sih,kamu tuh udah dewasa,mapan,tampan,bunda udah kepingin gendong cucu!" Omel April.
"Iya Bun,sabar ya." Hanya itu yang selalu di ucapkan Bara saat ibunya meminta cucu.
Bara yang terkenal sabar seantero pesantren kadang jengah juga kalau mendengar ocehan bundanya.
"Sampai kapan bunda harus bersabar? pokoknya kalau dalam waktu dekat ini kamu gak bisa bawa calon istri,kamu harus terima bunda jodohin!" Tegas April dengan suara tinggi.
"Jodohin aja Tan,dari pada jadi bujang lapuk!!" Teriak Alana sambil tertawa dari jendela kamarnya yang berhadapan dengan balkon kamar Bara.
April langsung sumringah melihat wajah Bella yang nongol dari jendela,ia pun keluar ke balkon untuk menyapa Lana.
"Ya ampun Lana,kamu hati-hati nanti jatuh," pekik April saat melihat Alana sudah duduk di tepi jendela.
"Tenang aja Tan,udah biasa!" Jawab Lana sambil tersenyum mengejek ke arah Bara yang juga menatapnya tajam.
Jangan lupa vote n coment yang banyak ya!!!
Terimakasih 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
BelLana (End)
RomanceBella dan Alana dua orang gadis yang sama-sama sedang mencari pendamping hidup. Bella yang ingin melupakan Arka dan mencari penggantinya tak disangka malah berbalik menjadi istrinya. Alana tak menyangka dirinya akan dihadapkan dengan seorang pria al...