part 29

1.8K 91 4
                                    


Maaf, typo bertebaran

Happy reading 😊

Suara merdu Bara mengaji mengalun indah di seluruh penjuru kamarnya. Walau hatinya sedang gundah karena sang pujaan hati sedang marah dengannya tapi itu semua tak menyurutkan dirinya untuk lebih mendekatkan diri pada sang pencipta.

Tiga hari sudah berlalu dan sudah tiga hari juga Bara menunggu Bella diluar rumah pada pagi hari seperti biasanya tapi gadis itu tak tampak sama sekali. Bahkan biasanya gadis itu selalu berdiri di dekat jendela tapi kali ini batang hidungnya saja tak tampak.

Mungkin Alana benar-benar marah padanya,atau cara dia menasehati Alana kemarin terlalu berlebihan. Hati Bara gundah bukan main,ia takut gadis itu akan membatalkan ta'arufan keduanya dan menyuruh dirinya mencari perempuan lain seperti katanya kemarin.

Bara menyesal telah berlebihan menasehati Alana, padahal ia tau kalau Alana sangat keras kepala,dan tak pernah mau mengalah begitu yang pernah Arka katakan.

Sekarang Bara hanya bisa menunggu gadis itu tampak dan akan mengajaknya bicara, kalau bisa Bara akan meminta maaf padanya dan berjanji akan lebih memahaminya.

Akhirnya yang di tunggu pun terlihat,Alana sedang keluar dari rumahnya Bella dan sepertinya ingin pulang kerumahnya. Dengan cepat Bara keluar rumah dan memanggil namanya.

"Bisa kita bicara?" Bara mencoba peruntungannya dengan mengajak Lana untuk berbicara yang di jawab dengan anggukan kepalanya.

"Kita bicara di luar aja ya,"lagi-lagi hanya anggukan yang di terima Bara,tak apa Bara harus lebih banyak bersabar menghadapi tingkah Alana.

"Kamu gak mau ganti dulu," ujar Bara hati-hati karena penampilan Lana sekarang sebenarnya sangat menakjubkan.

Bayangkan saja muka bantal dengan rambutnya yang sudah tak beraturan serta jangan tanya pakaiannya yang membuat Bara resah bukan main,ingin menegur takutnya tambah marah,jadi Bara hanya mengatakan seperlunya saja.

Dan Alhamdulillah calon istri Solehah Bara sudah masuk ke dalam rumahnya untuk berganti,dan Bara sangat lega akan hal itu.

Hampir satu jam Bara menunggu Alana yang akhirnya keluar juga, pakaiannya kini terlihat rapi dan lebih sopan. Rambutnya juga tergerai indah dengan satu jepit rambut yang melekat disisi kiri di atas telinganya.

Ingin rasanya Bara mengurung Lana di kamarnya saja dan memaksa dirinya untuk mengenakan penutup kepala tapi Bara sadar mereka belum halal jadi Bara belum memiliki hak untuk mengatur-atur dirinya.

Mobil yang di tumpangi keduanya pun melaju lumayan kencang di jalan raya, suasana di jalan raya agak sepi jadi melancarkan perjalanan mereka.

Sesampainya di cafe,Bara menarik satu kursi untuk lana,dan memesan beberapa cemilan serta kue yang sangat disukai Alana.

"Kamu gak makan?" Tanya Alana singkat, mengingat Bara hanya melihatnya makan tanpa ikut menikmati kue yang di pesannya.

"Gak, buat kamu aja," jawab Bara disertai dengan sedikit senyuman.

Tak ada lagi pembicaraan yang terjadi, Bara menunggu Alana selesai memakan kuenya, sedang Alana menunggu Bara memulai pembicaraan mereka.

"Maaf," satu kata keluar dari mulut Bara, membuat Alana tertegun.

Seharusnya kata itu yang keluar dari mulutnya bukan dari mulut Bara. Alana kalah cepat untuk meminta maaf pada orang yang menyayanginya.

Karena tak mendengar balasan dari Lana,ia kembali mengulang perkataannya.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang