part 9

1.9K 91 1
                                    


Happy reading 😊



Setelah mengantar Bella pulang, Arka menghampiri adiknya Alana yang sedang menonton sendirian.

"Alana," panggil Arka pelan.

"Ya, kenapa bang?" Jawab Lana yang matanya masih fokus ke televisi.

"Aku tadi lamar Bella!" Ucap Arka tegas.

"What! Apa!! Ya ampun bang, sekarang Bella mana?" Lana panik mendengar itu semua, sampai acara di televisi tak menyenangkan lagi di matanya.

"Ya Allah Lana, dengerin dulu, Abang tuh lamar Bella bukan mau ngebunuh dia. Kenapa kamu jadi panik gini seh?"

"Duh Abang, Bella tuh jumpa sama Abang aja takut, apalagi Abang lamar. Sekarang dimana dia!" Heboh Lana yang segera bangkit menuju ke rumah Bella.

Sedang Arka hanya bisa terdiam memikirkan ucapan Alana. Hingga tak sadar mamanya sudah duduk disebelahnya.

"Ada apa bang? kok ribut-ribut." Tapi yang ditanya tak menjawab.

"Bang," panggil Aluna lembut.

"Eh,itu ma," jawab Arka bingung.

"Tadi aku ngelamar Bella di mobil," ucap Arka dengan kikuk.

"Di mobil! terus gimana? Diterima gak," tanya Aluna penasaran.

"Gak tau, soalnya tadi Bella cuma diam aja,tapi..."

"Tapi kenapa bang?"

"Raut wajahnya kayak kaget gitu, karena Bella gak jawab apa-apa,aku bilang aja besok aku tunggu jawabannya." Tutur Arka datar.

"Kamu tuh emang seratus persen anaknya Alan gak diragukan lagi,pasal lamar juga ngikut papa kamu."

"Maksud mama apa?"

"Kamu gak tau,kalo papa ngelamar mama di mobil juga,hadeh papa sama anak sama saja." Pusing Aluna dan segera bangkit meninggalkan Arka yang terbengong sendirian.

****

Dirumah seberang,Bella segera masuk ke kamarnya dengan tergesa-gesa. Setelah menutup pintu kamar,ia bersandar dan memegang dadanya yang bergetar hebat.

"Masih,hati ini masih memilihnya." Gumam Bella pelan.

Bella pikir ia sudah agak terbiasa dengan adanya bang Arka disekelilingnya dan rasa itu telah sirna,tapi nyatanya rasa itu masih ada. Tadi selepas bang Arka melamar dirinya di mobil, ia cuma bisa bungkam tanpa menjawab apapun. Suaranya tercekat di tenggorokan,ingin tersenyum sekaligus menangis pada waktu bersamaan. Ada rasa senang karena cintanya berbalas,tapi ada rasa sedih juga, mengingat sikap bang Arka dulu terhadapnya.

Bella bingung tak tahu harus bagaimana, sampai suara Alana mengejutkannya.

Tok tok tok!!!

"Bell! Bell! Buka pintunya!" Teriak Lana di luar pintu kamarnya.

"Iya!" Balas Bella dengan teriakan juga.

"Kenapa lan?" Tapi Lana bukannya menjawab, malahan dia udah nyosor duluan masuk ke kamarnya dan duduk di tengah kasurnya.

"Bell, kemari!" Bella dengan patuh mengikuti kemauan Lana.

"Sekarang Lo dengerin gue,dan jawab pertanyaan gue," Bella hanya diam mengangguk seakan heran dengan sikap sahabatnya.

"Lo di lamar sama Abang gue?" Tanya Lana dengan suara pelan dan lembut. Bella mengiyakan dengan anggukan.

"Tapi Lo gak kenapa-kenapa kan? Lo gak di paksa Abang gue buat nerima lamarannya kan? Terus lo gak dijahatin sama Abang gue kan?" Heboh Lana dengan khawatir,tapi Bella hanya diam menatap sedih Alana.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang