Bab 74

1.2K 67 0
                                    

Typo bertebaran,

Happy reading 😊

Lana membantu memasak di dapur kediaman ummi Aminah. Begitu sampai Lana hanya beristirahat sebentar di kamar lajang Bara dulu, setelah itu ia langsung ke dapur.

"Nenek, sambalnya udah di kasih garam belum?" Tanya Lana mengaduk sambal yang sudah hampir matang.

"Belum nak, bisa tolong kasihkan." Jawab ummi Aminah yang sedang membersihkan kepala udang.

"Aku gak bisa takar," cicit Lana,tapi ia tetap mengambil sejumput garam dan menampakkan pada ummi Aminah.

"Segini?"

"Tambah sekali lagi seperti itu." Lana mengikuti anjuran ummi Aminah.

"Nenek tau,aku senang banget bisa turun ke dapur kalau di pondok." Ujar Lana ceria.

"Sungguh?" Tanya ummi Aminah setengah tak percaya. Karena kebanyakan perempuan muda sekarang sangat malas turun langsung ke dapur.

"Iya, beneran! Soalnya tuh di rumah kami para perempuan tidak di bolehkan ke dapur untuk memasak." Cerita Lana agak dramatis.

"Loh kenapa?" Heran ummi Aminah, seharusnya mereka senang karena ada yang mau memasak.

"Itu karena mama Luna pernah hampir putus jarinya kena pisau,dan Lana hampir membakar dapur rumah." Sambung Bara yang tiba-tiba sudah ikut masuk ke dapur.

Tadi tanpa sengaja Bara mendengar pembicaraan Lana dan neneknya. Jadi sebelum neneknya berprasangka buruk lebih baik buru-buru di jelaskan.

"Iyakah seperti itu?" Nenek menatap tajam Lana.

Lana terkekeh malu. "Iya nek."

"Astaghfirullah, jadi sekarang Lana lebih baik keluar dari dapur ya,temani Bara saja. Biar gak meledak dapur nenek." Goda ummi Aminah membuat beberapa santri yang ikut membantu tertawa.

Lana yang sudah kepalang malu langsung ngacir hilang tanpa jejak. Ia juga sempat memelototi Bara yang sudah membongkar aibnya.

"Jadi dirumah siapa yang masak Gus?" Tanya ummi Aminah.

"Bibi,tapi mama Luna di izinkan kalau untuk bantu-bantu. Tapi harus dalam pengawasan bibi." Jawab Bara menjelaskan dengan bijak.

"Terus kalau bibi sakit gimana?"

"Ada kami para pria yang siap melayani istri masing-masing." Terang Bara sambil bercanda dan ummi Aminah tertawa mendengar ucapan Bara.

"Alhamdulillah,ilmu memasak kamu bisa berguna untuk istri kamu Gus,"

"Iya nek, semoga Lana tidak bosan dengan masakan aku." Sambung Bara melenggang keluar dari dapur.

Sementara itu Lana sudah bersembunyi di dalam selimut,ia sudah kepalang malu karena ketahuan gak pernah masuk dapur. Bunyi pintu terbuka, berarti kak bara sudah masuk ke kamar.

"Kak Bara adalah suami yang suka mempermalukan istri sendiri." Oceh Lana di dalam selimut. Suaranya juga agak bergelombang karena terhalang selimut tebal.

"Oh itu,kak Bara cuma takut kamu ngarang cerita yang gak bener."

"Ish,sok tau, padahal aku belum ngarang juga tadi."

"Tuh kan belum ngarang berarti bakalan ngarang dong."

"Ah bukan gitu maksud aku,kak Bara bikin kesal deh." Lana keluar dari selimut dan berhambur menerkam Bara yang duduk di tepi ranjang.

Lana menggoyangkan kedua pundak Bara seakan ingin menghancurkannya. Sedangkan Bara tertawa karena geli melihat aksi Alana yang kini sudah mengangkanginya.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang