Bab 57

1.6K 96 4
                                    


Typo Bertebaran,

Happy reading 😊


Sudah hampir dua jam Lana dan keluarga dalam perjalanan ke pondok pesantren tempat diadakannya acara ngunduh mantu. Tadi selepas subuh jam lima mereka semua berangkat dengan mengendarai empat mobil pribadi. Acara nanti akan berlangsung mulai dari jam sebelas siang hingga selesai.

Saat hampir sampai di tempat tujuan,Luna membangunkan Lana dan Bella yang tertidur sepanjang perjalanan.

"Bangun sayang," tepukan di berikan Luna di kedua pipi mereka.

"Hmmm, udah sampai ya ma." Lana menggeliat, semalam tidurnya tidak nyenyak. Begitu pula dengan Bella yang terganggu karena Lana tak bisa tidur,jadi ia juga ikut terlelap di mobil.

"Sedikit lagi sayang, makanya mama bangunin kalian biar bisa siap-siap kalau mau pake jilbab." Tutur Luna lembut.

Lana mengangguk mengerti,ia langsung mengambil jilbab instan yang di taru di dekatnya.

Begitupun dengan Bella yang juga memutuskan untuk memakai jilbab instan. Matanya masih merem melek sangat menggemaskan. Arka yang sedang mengendarai mobil sampai terkekeh melihat kelakuan istrinya.

Ditempat yang berbeda, Bara dan keluarga sedang menunggu kedatangan rombongan Alana. Mereka duduk lesehan di teras pintu yang sudah di alaskan tikar.

Saat mobil sampai di pintu gerbang, Bara sudah berdiri menyambut kedatangan keluarga istrinya. Begitupun saudara Bara yang membantu menurunkan seserahan dari pihak wanita.

Bara mencium tangan Alan dan Luna dengan takzim.

"Kita masuk duluan ya bar," ucap Alan yang ingin cepat-cepat masuk untuk ke toilet. Sejak tadi ia menahan air seninya.

"Iya pa." Sahut Bara lembut. Ia menunggu sang istri turun dari mobil tapi yang di tunggu belum juga kelihatan.

" Lana mana ka?" Tanya Bara saat melihat Arka memapah Bella masuk dengan mata yang masih terpejam.

"Tuh masih ngorok,udah di bangunin juga." Jawab Arka yang berlalu masuk ke dalam.

"Masya Allah," Bara melihat ke dalam mobil dan ternyata benar. Lana tertidur pulas dengan bibir sedikit terbuka, yang membuat Bara terpana mahkota Lana tertutupi dengan jilbab.

Banyak santri yang penasaran dan terpaksa mengintip saat melihat banyak mobil masuk ke dalam pekarangan pondok. Mereka yakin itu pasti keluarga istri Gus mereka.

Mereka ingin melihat bagaimana rupa gadis yang dipilih oleh Gus Al. Saat melihat seorang gadis yang di papah oleh seorang pria, mereka terpana. Sangat cantik. Apa itu istri dari Gus Al? Berbagai tanya berkecamuk di benak para santri putri.

"Lana, sayang." Panggil Bara tapi tak di respon. Kalau bukan di pondok pasti Bara sudah membopong tubuh Lana.

Tapi masalahnya mereka sekarang ada di pondok, rasanya tak etis memperlihatkan pada semua orang kalau dirinya membopong Lana. Apalagi banyak santri putra dan putri yang masih polos.

Cup, Bara mencium bibir terbuka Lana dan sedikit melumat membuat Lana tersentak kaget.

"Eh kak Bara, yang lain mana?" Bingung Lana melihat tinggal ia sendiri di dalam mobil. Matanya masih enggan untuk terbuka sempurna.

" Udah istirahat di dalam. Yuk keluar, kita juga masuk ke dalam." Ajak Bara lembut meraih tangan Lana.

Lana menggelengkan kepalanya, "gendong," pinta Lana manja. Ia merentangkan tangannya memeluk Bara bahkan mencium bibir Bara menyalurkan kerinduannya.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang