GLORY[e-sports] (BL Terjemah)

21

Tidak sulit untuk mendapatkan informasi tentang keluarga Wei Xiao.

Selama dia pergi ke kota kecil tempat keluarganya tinggal, pergi ke toko di sana, dan dengan santai membeli sesuatu tanpa menanyakan terlalu detail, pihak lain akan membagikan semua yang mereka ketahui tentang keluarga Wei.

Sebelum pergi ke sana, Lu Feng telah menemukan banyak kemungkinan ide.  Namun, dia tidak menyangka akan seperti ini.

Keluarga Wei terkenal di daerah setempat.  Mereka tidak kaya atau berkuasa, tapi aneh.

Sebenarnya, tidak tepat menggunakan kata ini untuk menggambarkan mereka, tetapi orang-orang di kota kecil ini semua menganggap keberadaan yang tidak pada tempatnya ini sebagai keajaiban yang aneh.

Ayah Wei Xiao, Wei Quan, adalah keberadaan yang aneh di mata orang-orang kota kecil.

Di tempat kecil seperti ini di mana semua orang hanya memikirkan kayu bakar, beras, minyak, dan garam, seseorang yang kehilangan semuanya demi mengejar mimpinya adalah keberadaan yang sulit dipahami oleh orang-orang.

Wei Quan adalah seorang pelukis.  Atau, harus dikatakan bahwa dia selalu ingin menjadi pelukis.

Melukis adalah bisnis yang menghanguskan uang, dan keluarga Wei sama sekali tidak kaya.  Kakek Wei telah meninggal lebih awal, dan Nenek Wei membesarkan Wei Quan sendiri.  Itu tidak mudah.

Wei Quan memiliki temperamen yang keras kepala, dan dia bersikeras untuk melakukan hal-hal yang telah dia putuskan sampai akhir.  Selain melukis, dia tidak tertarik pada hal lain.

Untungnya, dia tidak memiliki persyaratan khusus.  Dia bahkan bisa pergi tanpa makan selama dia memiliki kuas, kanvas, dan cat minyak.

Nenek Wei telah memanjakannya pada awalnya, tetapi dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi pada akhirnya.  Dia mengatur perjodohan untuknya, berharap dia akan mendapatkan rasa tanggung jawab dan belajar menghidupi keluarganya setelah menikah.

Pada awalnya, Wei Quan tidak ingin menikah, tetapi dia jatuh cinta setelah bertemu dengan Ibu Wei.

Li Su adalah orang yang memahaminya, seseorang yang mendukung lukisannya.

Dia lahir di kota kecil dan mendambakan hal-hal yang indah.

Lukisan Wei Quan jelek dan tidak masuk akal, tetapi Li Su merasa lukisan itu sangat indah.  Dia merasa pria yang berjongkok di depan kanvas itu mempesona.

Setelah pernikahan mereka, rasa tanggung jawab yang ditunggu-tunggu oleh Nenek Wei tidak kunjung datang.  Sebaliknya, itu mengantarkan seorang putra yang bahkan lebih gila.

Li Su sepenuhnya mendukung lukisannya.  Dia mengambil semua pekerjaan rumah dan pergi mencari pekerjaan di mana-mana untuk menghasilkan uang, menghidupi keluarga dan membiarkan suaminya mengejar mimpinya.

Nenek Wei marah padanya karena memanjakan Wei Quan, dan juga sedih melihat betapa lelahnya dia.

Periode waktu ini benar-benar bahagia.  Meskipun keluarga lelah, dan meskipun Wei Quan tidak berperilaku seperti yang diharapkan, kedua wanita itu cukup untuk menjaga rumah tangga tetap teratur dan bertahan.

Sampai Wei Xiao lahir.

Pasangan ini sama sekali tidak peduli dengan anak mereka.

Wei Xiao baru berusia dua tahun ketika Wei Quan mulai pergi ke tempat lain untuk belajar lebih lanjut.  Li Su mengikutinya untuk merawatnya, dan meninggalkan putra satu-satunya mereka di kampung halaman mereka.

Wei Xiao memiliki ayah dan ibu, tetapi dia dibesarkan oleh neneknya.

Ketika Wei Xiao disebutkan, wanita di toko itu menggelengkan kepalanya dan menghela nafas, “Dia benar-benar anak yang baik.  Aku belum pernah melihat anak yang masuk akal dan cerdas seperti itu.  Dia tahu cara menghitung ketika dia berusia empat atau lima tahun, dan tahu bagaimana membantu neneknya membeli barang dan menghitung uang.  Dia selalu berhasil di sekolah dasar dan akan mendapat nilai penuh dalam ujian setiap saat.  Dia juga sangat berkemauan keras.  Tidak ada yang berani menggertaknya, dan dia benar-benar membuat orang lain peduli padanya!”

"Katakan padaku, bagaimana mungkin ada orang tua yang begitu kacau yang akan meninggalkan anak yang begitu baik dan bersikeras membuat beberapa lukisan?"