06. BABY GIRL

46.6K 2.6K 39
                                    

Hari terus berlalu tidak terasa Velyne sudah tiga hari di Italia. Seperti biasa, jika pagi Velyne menyiapkan sarapan, lalu mandi. Perlu di ketahui Velyne bukan lah wanita manja, setelah menyiapkan semua kebutuhan Zeyn ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci pakaian seperti dua hari sebelumnya. Walaupun Zeyn sudah melarang Velyne tetap kekeuh dengan pendiriannya, mau tidak mau Zeyn terpaksa meng-iya kan.

Setelah selesai mencuci, Velyne menjemurnya di belakang apart, nampak dari raut wajah nya ia sangat serius, air dari baju yang di jemurnya merembes ke bagian dada dan jelas terlihat bentukan dada Velyne, apalagi ia memakai daster agak longgar. Namun Velyne tidak menyadarinya ia masi telaten menguras air yang berada di baju tersebut dan menjemur nya.

****

Pagi ini tampak nya Mansion sangat rusuh, di karenakan Rio yang tidak mau makan. Kata nya ia mau bakwan, sedangkan para pelayan tidak tahu apa itu bakwan. Rio terus berlari-lari ke sana ke sini, menulikan pendengarannya yang terus terusan di panggil pelayan dan pengasuh nya.

"Tuan muda jangan lari, nanti anda jatuh" ucap seorang pengasuh Rio dengan nafas ngos ngos an.

Rio bodoamat, ia terus berlari lalu bersembunyi di bawah meja ruang tamu.

"Kan Lio pengen bakwan, kenapa tidak boleh?" monolog nya sendiri.

"Tuan muda, keluarlah, di sana sempit nanti kau bisa sesak nafas." peringat pengasuhnya. Dalam hati ia berdecak melihat kelakuan Rio, andai saja kesabarannya banyak kalau tidak pasti pengasuh tersebut sudah kenak struk.

Rio masih diam, ia malah terkikik lantaran merasa lucu melihat pengasuhnya mengejarnya, seperti film yang pernah ia lihat. Seorang pencuri di kejar warga.

"Ada apa?" suara tegas dan dingin menghentikan pergerakan pengasuh tersebut. Ia menoleh kaku, gawat kalau tuan besar nya marah lantaran tidak menuruti permintaan tuan muda mereka.

"Maaf Mr. Tuan muda tidak mau makan" ucap pengasuh tersebut sambil tertunduk.

Joe menaikkan alis nya bingung, tumben sekali Rio tidak mau makan. Ia melihat di sekeliling rumah, di mana Rio?.

"Daddy!!!"

Suara cempreng tersebut mengalihkan perhatian Joe ia mendesah frustasi melihat wajah Rio yang di penuhi debu. Ia langsung membawa Rio ke gendongannya dan dudukk di sofa, ia mengelap wajah Rio.

"Kenapa tidak mau makan?" tanya Joe sambil membersihkan wajah nya. Pengasuh tadi sudah ia suruh pergi.

"Lio ingin bakwan" jawabnya dengan antusias.

Dahi Joe mengerut, apa itu bakwan? Ia tidak pernah mendengarnya sebelumnya dan tunggu, kenapa Rio bisa tau tentang makanan yang asing bagi Joe.

"Bakwan itu apa Rio, sejenis mainan?" tanya Joe dengan bingung.

Rio berdecak dan melihat Joe dengan malas "Bakwan itu makanan Dad, tadi Lio liat di yutub meleka makan nama nya bakwan" jelasnya tentang apa yang ia lihat tadi di YouTube tadi. Mukbang khas Indonesia.

"Dimana beli nya?" tanya Joe.

Rio tampak berpikir keras kelihatan dari wajah nya, Joe saja hampir tergelak melihat wajah serius Rio.
"Tidak tahu" jawab Rio enteng.

Joe menghela nafas berat, pikirnya setelah berpikir keras Rio mengetahui dimana menjualnya ternyata tidak.

Joe merogoh saku nya menghubungi sekretarisnya, "Will, apakah kau tau dimana jual bakwan?"tanya Joe.

William yang di sebrang sana masi mengumpul kan nyawa nya. Karna ini masi terlalu pagi untuk beraktifitas atau sekedar membuka mata.

"Maaf Mr. Bakwan itu apa?" tanya William dengan meringis takut saja bila Joe mengamuk.

YOUR' SPECIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang