79.REAL...?

18.2K 1.3K 230
                                    

Beberapa bulan berlalu, Banyak yang di lewati oleh keluarga Hermesyan. Perubahan perubahan pun kian tampak. Contoh nya saja perut yang dulu rata kini membesar layak nya ibu hamil. Kini usia kandungan Velyne memasuki bulan ke delapan.

Oh ya, mengenai Alvaro, Zeyn dan Alleta. Mereka telah pulang ke Indonesia. Seperti nya Zeyn akan tinggal selama nya di tanah kelahiran nya itu.

Karna masa lalu yang kelam, sekarang Velyne lebih berhati hati agar kandungan nya tetap selamat dan sehat. Rencana nya pagi ini mereka akan men cek kandungan. Soal jenis kelamin belum di ketahui, mereka sengaja tidak men cek nya supaya suprise.

"Cukup hanya Daddy dan Rio saja" kata Joe dengan tegas. Ingin pergi ke dokter saja harus melewati drama yang panjang.

Tentu para anak anak nya yang lain tak setuju.

"Kita hanya ingin Mommy baik baik saja" ucap Aldian.

Tampak Joe berdecak kesal "Kami pasti pulang Aldian dan nanti nya kalian akan tahu perkembangan Mommy kalian" ucap Joe lagi. Ia hanya tak ingin kejadian di rumah sakit beberapa bulan lalu terulang kembali.

"Biar saja jika anak anak ingin ikut" sela Velyne. Pasal nya ia juga muak menunggu drama ini selesai.

"Udah besal masi ikut, huuu!!" ejek Alterio.

"Kami tetap ikut" dingin Arav, ia lebih dulu keluar dari Mansion, namun sebelum itu Joe menahan pergerakan Arav.

"Jangan kekanakan" tekan Joe.

"Apa salah nya kami ikut Dad?" heran Axel. Ia juga berjanji tidak akan membuat kericuhan lagi kecuali ada yang memancing kemarahan nya.

"Ck!, Daddy ingin pergi ke suatu tempat bersama Mommy kalian dan Rio" ucap Joe akhirnya. Padahal ia ingin merahasiakan hal ini.

Alis Arav naik sebelah "Bagus kalau begitu, kita ikut" kekeuh nya.

Sungguh Velyne pusing sekarang.

"Tidak ada hari tanpa debat. Biar Mommy dan Rio saja yang pergi" ketus Velyne lalu mengajak Rio.

"Xyra!"

"Mommy!"

***

Karna kesepian di Mansion akhir nya Aldian mengajak sang pacar. Salahkan saja Joe yang tak mengijin kan mereka ikut ke rumah sakit. Dan lihat lah sekarang para abang nya seperti pajangan yang memperhatikan mereka. Ah lebih tepat nya hanya Axel saja yang melihat mereka, Arav asik bermain ponsel.

"Kenapa ponsel mu tidak aktif semalam hm?" tanya Aldian pada Fiona.

Fiona menunduk takut, ia meremas hodie yang di kena kan oleh Aldian"Ma--maaf."

"Tatap mata ku, jangan menunduk" titah Aldian.

Spontan Fiona mendongak dengan mata berkaca kaca nya.

Sial!, imut banget anjing!, rutuk Aldian dalam hati nya. Tapi ekspresi nya sangat datar.

"Hm?"

"Ponsel nya jatuh ke akuarium" adu nya pada Aldian dengan nada pelan.

Aldian menghela nafas lelah, ia mengusap mata Fiona yang basah.

"Tidak usah menangis, aku tak memarahi mu" ucap Aldian dengan senyum manis nya.

"Terimakasih" ucap Fiona lalu memeluk Aldian.

Axel bergidik geli melihat Aldian "Dasar bocah ingusan!" dengus nya.

Sedangkan Arav di samping nya terkekeh, ia menatap Axel dengan alis terangkat sebelah "Dan kau kalah dengan bocah ingusan itu" sindir Arav.

YOUR' SPECIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang