27.STUPID

21.7K 1.3K 17
                                    

  Kicauan burung sudah terdengar, cahaya matahari yang membuat silau mata sudah terpancar. Itu artinya hari sudah berganti, jika semalam hari kalian buruk semoga hari ini tidak lagi.

Wanita yang terbaring di kingsize tersebut perlahan lahan membuka mata indah nya. Tetapi, tatapan mata nya tak seindah bola mata yang ia miliki. Tatapan mata itu menggambarkan kekosongan, kehampaan bahkan tidak ada kehidupan. Miris.

Mengedarkan pandangan nya, seperti nya ia sudah berpindah tempat. Dan di mana ia sekarang berada? Apakah masi dalam kungkungan pria psychopat itu?.

"Velyne akhirnya kau sadar."

Suara itu sontak membuat Velyne menoleh. Ia langsung mengedarkan pandangan nya ke setiap sudut kamar yang memang berbeda dari sebelum nya yang ia tempati.

"Alleta?" ucap Velyne. Terbesit harapan di mata Velyne agar Alleta membawa nya pergi dari sini.

Alleta mendekat ia memeluk Velyne sangat erat. Entah sudah berapa lama mereka berpisah dan akhir nya tuhan mempertemukan mereka kembali.

"I miss you Velyne" ucap Alleta dengan air mata yang tak berhenti keluar.

Velyne menyudahi pelukan mereka lalu menangkup wajah Alleta dan menghapus jejak air mata Alleta yang terus mengalir "Aku lebih merindukan mu Alleta." ucap Velyne dengan lembut.

Alleta yang memang dasar nya cengeng semakin menguatkan tangisan nya. Bahkan Velyne kelabakan melihat hal itu.

"Kau sangat cengeng Alleta."

Bukan Velyne yang berbicara, melainkan Zeyn yang baru saja masuk. Ia langsung memeluk Velyne layak nya sahabat. Lalu menatap menelisik wajah Velyne yang terdapat lebam.

"Are you ok?." tanya Zeyn yang ikut duduk di ujung kasur.

Velyne mendongak menatap Alleta dan Zeyn bergantian. Lalu ia menarik selimut nya hingga menutupi bahu dan menggeleng ribut "Im not ok" gumam nya yang sangat menyedihkan jika di dengar.

"Velyne coba kata kan apa yang terjadi selama kau di culik?" introgasi Alleta yang sudah penasaran dan ingin memakan orang tersebut hidup hidup.

Velyne semakin mengeratkan selimut nya. Bayangan bayangan saat di rumah menyeram kan itu memenuhi pikiran nya, ia menggeleng ribut karna pikiran nya yang bercabang cabang ia sampai menjambak rambut nya sendiri.

Alleta dan Zeyn terlonjak kaget. Dengan cepat Alleta melepaskan genggaman Velyne pada rambut nya sendiri.

"Velyne, apa yang kau lakukan! Sadar lah!" bentak Alleta agar Velyne tidak melakukan hal itu lagi.

Setelah Velyne agak tenang Zeyn mendekati wanita tersebut "Waktu nya tidak tepat jika kau menanyakan hal itu Alleta" ucap Zeyn mencoba memberitahu Alleta. Alleta mengangguk mengerti.

"Aku akan membeli makanan, kunci kamar dengan rapat. Jangan sampai Velyne di culik lagi" peringat Zeyn dan berlalu dari kamar tersebut.

Menurut. Alleta mengunci kamar setelah itu ia duduk kembali di samping Velyne yang menatap ke arah luar jendela dengan tatapan kosong. Entahlah Alleta tidak tahu apa yang terjadi selama ia di culik.

Velyne menoleh menatap Alleta, "Sejak kapan kau berada di Italia.?" tanya Velyne, mengingat bahwa gadis di depan nya ini tiba tiba ada di Italia.

Alleta berdehem "Sejak kau di nyata kan hilang" jawab Alleta jujur.

"Maaf jika menyusahkan kalian." ucap Velyne meminta maaf karna sudah menyusahkan banyak orang.

"Kau berbicara apa Velyne? Kau sama sekali tidak menyusahkan siapa pun Velyne" ucap Alleta sembari mengelus lengan Velyne, mencoba memberi tahu bahwa Velyne tidak merepotkan diri nya maupun Zeyn.

YOUR' SPECIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang