39.SCARY

19.5K 1.3K 6
                                    

   Velyne membuka mata nya perlahan lalu ia tersentak kaget saat berada di kamar asing menurut diri nya, ia menoleh ke kanan dan ke kiri dan di sudut ruangan ada foto Joe beserta ke empat anak nya dan Velyne baru teringat jika ia berada di kediaman Joe. Ia melirik jam dan terkejut jam tersebut menunjukkan pukul sepuluh pagi. Itu artinya ia kesiangan dan ia bernapas lega karna tidak ada Joe.

Dengan langkah cepat ia masuk ke dalam kamar mandi guna membersihkan badan nya, setelah itu ia memilih turun ke bawah, mengingat ia tinggal di tempat orang lain ia harus mandiri.

"Selamat pagi Mrs. Velyne" sapa seorang Maid dan menunduk hormat.

Velyne jadi kikuk sendiri, jika seperti ini ia jadi teringat teman nya yang bernama Anne. Apa kabar wanita itu sekarang?.

"Pagi juga--? Emm siapa nama mu?" tanya Velyne yang belum mengenali Maid tersebut.

Wanita itu menunduk lagi "Saya Dante Mrs." jawab nya dengan sopan. Velyne tersenyum ramah dan menyuruh Dante berdiri tegak, ia tidak terbiasa di perlakukan seperti ini.

"Makanan sudah siap Mrs. Velyne. Dan tuan muda sudah menunggu di sana." setelah mengatakan itu Dante pamit pergi.

Sedangkan Velyne masi tetap di tempat nya, siapa tuan muda? Alterio atau Axel, Arav dan Aldian? Huft entahlah, semoga saja Alterio. Ia belum siap bertemu anak Joe yang lain untuk saat ini.

"Momy!!!" pekik Alterio melihat Velyne mendekat dan Velyne tersenyum cerah karna hanya Rio yang ada di sini. Ia pun mendekat dan mencium hidung Rio.

"Sudah sarapan hm?" tanya Velyne dan Rio menggeleng.

"Lio mau di suapin Mommy. Lio pengen tauk di suapin Mommy." decak nya dengan bersidekap dada dan mengerucutkan bibirnya.

Velyne terkekeh melihat wajah cemberut Rio. Ia mencium gemas pipi Rio, "Kau sangat menggemaskan. Baik lah Mommy akan menyuapi mu Boy."

Dengan telaten Velyne menyuapi Rio sedangkan Rio memainkan kancing baju Velyne.

"Mwomwy lwiywo mwawu swekwowah--"

"Habisin dulu makanan mu Rio, setelah itu baru berbicara" tegur Velyne lembut dan Rio pun mengangguk patuh dan menghabiskan makanan nya.

"Mommy Lio mau sekolah, tapi Daddy tidak membeli isin" adu nya dengan lesu dan mengunyah sedikit lagi nasi yang berada di dalam mulut nya.

"Izin?"tanya Velyne memastikan dan Rio mengangguk meng 'iya' kan.

Dahi Velyne mengernyit sepertinya Rio berumur lima atau enam tahun, harusnya sudah masuk sekolah taman kanak kanak.

"Kenapa Daddy mu tidak memberi izin?" tanya Velyne dengan masih menyuapi Rio. Dengan baik Rio menyambut suapan tersebut.

Saat Rio ingin melanjutkan ucapan nya suara bariton memotong ucapan nya.

"Jika sedang makan jangan berbicara. Terlebih lagi kepada adikku!" ucap suara yang penuh penekanan tersebut.

Velyne mendongak dan menoleh kaku ke sebelah kanan, di mana Arav berdiri memandang nya dengan tatapan sulit di artikan. Velyne menelan ludah nya susah payah, rahang tegas itu kian mengetat menandakan jika si empu marah.

"Ingat ucapan ku waktu di rumah mu Mrs. Velyne" peringat Arav dan membawa Rio pergi.

***

Saat ini Velyne terduduk lesu di taman Mansion, awal nya ia tidak di beri izin, tetapi dengan enteng nya ia berkata bahwa mengidam ingin duduk di taman Mansion.

Dengan dagu yang di topang dan pandangan kosong ke depan, ia jadi memikirkan nasib hidup nya ke depan, bagaimana jika anak-anak Joe membenci diri nya? Huft entah lah, ia hanya ingin cepat cepat keluar dari tempat ini.

YOUR' SPECIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang