Dengan gerakan pelan, Velyne melangkahkan kaki nya dengan hati hati, takut jika ada orang rumah yang memergoki nya. Ia sengaja bangun sangat pagi agar terhindar dari orang rumah, karna perut nya yang sangat lapar makanya ia rela sepagi buta ini untuk bangun. Makanan tadi malam yang di hantarkan oleh Joe tidak ia sentuh sedikit pun.
Velyne mengambil sebutir telur dan mulai menggoreng telur tersebut. Aroma nya saja sudah membuat perut Velyne minta di isi secepat nya.
"Mommy."
"Eehh---" hampir saja Velyne terkena minyak panas karna terkejut mendengar penuturan seorang bocah yang setinggi paha nya.
Beberapa detik ia membeku mendengar panggilan bocah tersebut,"Rio?" ya, dia ingat jika bocah ini adalah anak kecil yang ia selamatkan waktu pertama kali ke Italia.
"Yes Mommy!!" jawab Rio dengan antusias. Saat Joe mengatakan Velyne adalah Mommy nya ia sangat kesenangan bukan main, ternyata ia mempunyai Mommy,sungguh dari dulu Rio samgat kesepian karna tidak memiliki Mommy.
Velyne mematikan kompor lalu berjongkok di hadapan Rio dan mengelus rambut nya lembut. Ingin membenci? Mana bisa membenci bocah ini dengan wajah nya yang sangat menggemaskan. Lagi pula ini semua salah Joe bukan anak anak nya.
"Kenapa kau emmm---" Velyne ragu ingin mengatakan nya, "Kenapa kau memanggil ku Mommy?" akhirnya pertanyaan itu pun meluncur.
Alterio atau Rio menggaruk pipi gembul nya kebingungan "Daddy menyuluh ku memanggil mu Mommy!!" jawab nya sejujur jujur nya. Velyne memejamkan mata nya kala mendengar nama Joe.
Velyne berdiri dan mengambil nasi lalu ia menaruh ke atas meja "Apakah kau lapar?" tanya Velyne kepada Rio.
Rio mengangguk dan Velyne berniat menggendong Rio agar duduk di kursi, karna tinggi kursi lebih tinggi dari pada Rio makanya ia menggendong Rio. Tetapi suara seseorang memberhentikan kegiatan nya.
"Xyra!!" pekik Joe kala melihat Velyne hendak menggendong Rio.
Velyne dan Rio sontak menoleh ke arah Joe yang sudah mendekat. Dengan menggunakan baju santai sungguh Joe berkali kali lipat tampan!. Velyne langsung menggelengkan kepala nya!.
Joe langsung mengambil alih Rio dan mendudukkan nya di kursi, lalu pandangan nya jatuh kepada Velyne yang tak bergeming dari tempat nya. Ia menghela nafas, "Kau bukan gadis lagi. Disitu--" tunjuk Joe ke arah perut Velyne dengan lirikan mata, "Disitu ada kehidupan dan kau harus menjaga nya" ucap Joe dan ikut duduk di sana.
Lagi lagi perasaan aneh menjalar di tubuh nya.
"Duduk lah. Kau bisa pendarahan nanti kalau berdiri saja" ucap Joe asal agar Velyne cepat duduk.
Velyne membulatkan mata nya tanpa ba bi bu ia langsung duduk, Joe yang melihat itu tersenyum.
Tetapi, Velyne lupa ia hanya memasak satu telur saja dan cukup untuk dua orang, lalu Joe? Velyne menggeleng lagi untuk apa dia memikirkan pria menjengkelkan itu.
Joe tidak ambil pusing, cukup memandang wajah Velyne membuat nya bahagia. Setidak nya ada kemajuan, yaitu Velyne yang tidak pergi atau menjauh jika ia mendekat, itu sebuah kemajuan bukan?.
"Apakah kau tidak makan dari semalam?" tanya Velyne kepada Rio yang sangat lahap makan, bahkan ia baru saja dua suap dan Rio sudah berkali kali. Dengan polos nya Rio mengangguk.
Velyne menggeleng tak habis pikir, "Percuma punya duit banyak tetapi makan saja tidak mampu!" sindir Velyne kepada Joe. Joe yang merasa tersindir pun terkekeh pelan.
Setelah selesai makan Velyne hendak pergi dari sana, meninggalkan anak dan ayah itu. Tetapi, dengan gerakan cepat ia menahan lengan Velyne. Velyne menoleh dan menaikkan alis nya sebelah seakan berkata 'kenapa?'.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR' SPECIAL
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 🚫Banyak adegan kekerasan, perkataan kasar, bijaklah dalam membaca. Seorang gadis kelahiran Indonesia terpaksa pergi ke Italia, hendak melihat sahabat nya. Namun, naas gadis itu malah terperangkap dalam dekapan seorang lucif...