Aura yang menyeramkan menyeruak di ruangan tersebut. Bau darah bahkan sangat mengganggu indera penciuman. Ruangan yang gelap dan sempit membuat seseorang yang terkulai di atas kursi merasakan pengap, bahkan ia sudah pingsan berkali kali.Sejenak ia melihat ke setiap sudut ruangan tersebut. Namun, semua nya nihil ia tidak dapat melihat dan tidak tahu tempat apa sebenar nya ini. Dengan gemetaran ia menggoyangkan badan nya ke kanan dan ke kiri agar terlepas dari tali yang merekat di tubuh nya.
Walaupun mustahil ia tetap menggerakkan badan nya. Air mata mulai merembes di pipi putih nya saat mendengar suara langkah tegap yang mendekat ke arah nya. Dalam hati ia merapal kan doa agar tidak terjadi apa apa.
"Do you miss me Love?."
Suara bariton tersebut membuat Velyne menegang, ia berhenti bergerak. Rasa nya darah dan tulang nya berhenti bekerja saat ini. Aura menyeramkan menyertai di setiap langkah Joe yang semakin dekat.
Saat mulai mendekat Joe menghidupkan saklar lampu yang ber watt rendah. Dengan pencahayaan minim ia dapat melihat wajah menyeramkan Joe yang sangat dekat di depan nya. Mata itu mata yang melihat nya dengan tajam seolah ingin memakan nya hidup hidup.
Joe mengangkat dagu Velyne dengan meremas kedua pipi nya. Dari ekspresi wajah Joe dapat di lihat jika ia sangat marah sekarang.
"Kau lihat," tunjuk Joe kesamping kiri Velyne dan menggerakkan kepala Velyne dengan kasar, masi dengan keadaan ia yang mencengkram pipi Velyne.
Terkejut. Velyne terkejut melihat ukiran yang di simbahi darah, bahkan mata itu benar benar nyata. Dengan sketsa badan yang di penuhi darah lalu mata asli menghiasi nya. Sangat sangat menjijikkan.
Lagi dan lagi Joe menghentakkan wajah Velyne ke samping kanan pula. Untuk kedua kali nya Velyne di buat lemas seketika. Di sana ada sebuah toples berukuran sedang di hiasi dengan mata mata manusia. Lalu di meja terdapat jari jari manusia dan Velyne yakini itu semua milik seorang wanita.
"Aku sudah berusaha sabar selama ini Xyra!" bentak Joe melepaskan cengkraman nya. Ia berjalan mundur dan bersandar di meja, di tengah tengah mereka terdapat lampu yang sangat minim penerangan.
"Si--siapa kau se--benarnya!." ucapan lirih itu akhirnya keluar dari bibir Velyne. Ia tidak pernah membayangkan bahwa Joe lebih menyeramkan dari apa yang ia kira. Ia salah jika harus bermain main dengan Joe.
Senyum jahat terpatri jelas di bibir tebal milik Joe "Wtf, bahkan selama ini kau belum mengenal diri ku Love?"
"Baiklah jika kau ingin tahu siapa aku sebenarnya Nyonya Velyne Xaveira Axyra yang terhormat."
Joe berdiri tegap dan berjalan menuju lemari kayu yang sangat antik. Entah apa yang di lakukan nya di sana, sedangkan Velyne mencari kesempatan untuk kabur walaupun sangat tidak mungkin untuk diri nya dengan keadaan di ikat di bangku bahkan ikatan tersebut mengelupas kulit mulus nya.
"Kau tahu Xyra, aku sudah lama tidak memanjakan pisau ini di tubuh seseorang" Joe bersuara lagi. Namun, kali ini ia membawa sebuah pisau yang brukuran sedang tetapi tampak amat tajam.
Otak Velyne terpaksa memutar beberapa bulan terakhir, waktu itu juga Joe pernah menyayat diri nya dengan sebuah pisau yang ukuran nya lebih kecil.
Joe mendekati Velyne dengan pisau yang berukuran besar di tangan nya, jangan lupa senyum yang sangat menyeram kan bagi Velyne.
Ia telah sampai di dekat Velyne. Lalu, dengan tiba tiba ia menampar Velyne dengan kuat, bahkan sudut bibir Velyne mengeluarkan darah.
Plak
Velyne memejamkan mata nya untuk menelisir rasa sakit yang berada di bibir nya. Ia memandang takut takut ke arah Joe.
Joe bersemirk, tatapan itu, tatapan yang yang Joe rindukan. Tatapan ketakukan Velyne dan ketidak berdayaan nya membuat Joe mengembangkan senyum nya. Ada kesenangan tersendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR' SPECIAL
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 🚫Banyak adegan kekerasan, perkataan kasar, bijaklah dalam membaca. Seorang gadis kelahiran Indonesia terpaksa pergi ke Italia, hendak melihat sahabat nya. Namun, naas gadis itu malah terperangkap dalam dekapan seorang lucif...