12. WHO?

28.4K 1.8K 6
                                    

Axel mengambil ponsel nya dari saku, setelah itu ia memencet nomor seseorang. Arav. Lalu ia mendekatkan ponsel tersebut di telinganya, namun hanya suara operator saja yang terdengar.

Axel mencoba menghubungi lagi namun tetap sama hanya suara operator, ia berdecak memasukkan ponsel nya dan bergegas keluar dari kamar menuju garasi. Ia harus menemui Arav secepat nya.

Setelah memasuki mobil nya Axel melajukan mobil nya dengan kecepatan di atas normal, banyak pengendara lain yang mengumpat namun Axel tidak perduli. Setelah beberapa menit Axel sampai di sebuah Panthouse Arav. Ya semenjak kedatangan gadis tersebut Arav lebih banyak menghabiskan waktu nya di Penthouse tersebut.

Axel membuka mobil nya, ia berjalan dengan angkuh melihat para bodyguard yang menjaga di sisi kanan-kiri pintu tersebut, Axel hanya tinggal masuk tanpa ada larangan, jika pun ada ia tidak perduli. Masuk ke mansion musuh saja mudah bagi nya apalagi masuk ke penthouse Arav adiknya.

"Dimana Arav"? tanya Axel melihat tangan kanan adik nya yang sehabis turun dari lift.

Tangan kanan tersebut yang di ketahui bernama Leo menoleh melihat abang dari bos nya ia pun menunduk hormat" Maaf Mr, Tuan Arav sedang tidak mau di ganggu untuk saat ini" jelas Leo dengan tidak enak, mengingat Axel adalah orang yang tak kalah penting di negara ini.

Axel berdecak, kenapa Arav seperti presiden saja yang tidak bisa di ganggu, "Ck!!, Menyebalkan, aku akan menemui nya" kata Axel sambil melangkah kan kaki nya menuju lift.

Leo gelagapan, ia menghalangi langkah Axel yang hendak memasuki lift"Tapi Mr. Ka---"

Bugh

Tanpa menunggu ucapan Leo dengan gesit ia meninju perut Leo dan memasuki lift. Sebelum lift tertutup rapat dapat ia lihat Leo yang meringis sembari memegang perutnya.

Axel keluar dari lift sekarang ia berada di lantai tiga, ia masuk begitu saja ke dalam kamar Arav tanpa mengetuk terlebih dahulu atau pun mengucapkan sepatah kata pun.

"Oh shit!, aku tidak melihat apa pun, lanjutkan lah" ucap Axel dengan pandangan yang terkejut. Axel langsung keluar dari kamar menuju ruang tamu.

Sedangkan Arav yang di dalam kamar sana berdecak ia merapikan kemeja nya yang hampir terbuka semua, lalu menatap gadis nya yang sedang merapikan rambut beserta pakaian nya yang berantakan, juga dengan senyuman yang menghangatkan, namun bagi gadis tersebut itu adalah senyuman paling mengerikan.

"Ingat jangan keluar dari kamar ini, barang sedetik pun!" tegas Arav lalu mengecup kening gadis nya.

Arav keluar dari kamar, ia turun ke lantai dasar dan duduk di ruang tamu di dekat Axel yang meminum vodka.

"Ada apa?" tanya Arav langsung dengan nada tak suka lantaran aktifitas nya di ganggu.

Sedangkan Axel terkekeh, "Kau semakin liar sekarang" ucap Axel dengan smirk nya.

Arav melemparkan tatapan yang mematikan "Jika kau kesini hanya ingin memancing emosi ku lebih baik kau pergi!!!" ucap Arav dengan tegas dan dingin.

Axel memutar bola mata nya malas,"Oke-oke, aku kesini ingin memberitahu mu sesuatu" ucap Axel yang sudah serius.

Arav menaikkan alis nya sebelah keheranan, Axel yang mengerti pun menjelaskan nya, "Aku menaruh alat pelacak di mobil Daddy dan kau tahu kemana Daddy pergi?" tanya Axel yang di jawab gelengan oleh Arav.

"Daddy pergi ke rumah lama kita, entah apa yang ia lakukan di rumah mengerikan itu" jawab Axel. Mengenai kengerian tersebut adalah kenangan yang sangat tidak mengenakkan di dalam rumah tersebut.

YOUR' SPECIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang