Di sebuah rumah yang tak terlalu besar, dengan nuansa yang remang-remang. Joe. Pria tersebut membawa seorang gadis yang mengusik pikirannya belakangan ini. Gadis yang berasal dari Indonesia tersebut sangat membuat ia frustasi.
Entah bagaimana cara nya Joe bisa membawa Velyne ke-rumah minimalis tersebut. Dengan keadaan Velyne yang pingsan. Yang pasti nya ada campur tangan dari William- sekretaris nya. Waktu saat Velyne menanya di mana kamar apartemen nya, karna semua apartemen tersebut penuh. Dengan senang hati Joe menunjukkan sebuah ruangan yang seharusnya tempat gudang. Awal nya Velyne tidak curiga namun melihat barang barang bekas pikiran negatif bermunculan di kepalanya. Ia ingin keluar namun terlambat Joe sudah terlebih dahulu menutup pintu dan membekap Velyne. Sudah ia bilang, dengan cara salah pun pasti ia lakukan demi gadis-nya.
Joe meletakkan Velyne hati hati di kasur yang lebar. Sebenarnya rumah ini adalah rumah nya dulu bersama mantan istri nya sebelum se kaya sekarang. Rumah tersebut sangat jauh dengan permukiman. Benar benar sunyi.
Joe menatap lamat lamat wajah Velyne, ia mendekat duduk di ujung kasur dengan mata yang masi memandangi wajah indah Velyne. Tangan nya terulur mengambil beberapa helai rambut Velyne dan mencium nya dengan penuh gairah.
"Hmm honey," lirih nya dengan menciumi aroma shampo Velyne sambil memcingkan mata.
Setelah itu Joe menyentuh pipi Velyne dengan jari telunjuknya dengan sangat lembut seakan akan Velyne adalah kaca yang gampang pecah. Lalu turun ke bibir ranum Velyne yang sangat membuatnya bergairah. Entah mengapa saat melihat bibir mungil pink tersebut diri nya menjadi tidak terkendali.
Saat akan menyentuh area dada Velyne, suara telepon menghentikan kegiatan nya. Ia berdecak siapa yang berani mengganggu aktivitas nya.
Joe merogoh saku nya dan terpampang lah nama Axel putra pertama nya.
"Dad dimana?"
"....."
"Dad jawab!! Cepatlah pulang Aldian mabuk berat. Ck!, menyusahkan".
Tut.
Joe langsung memasukkan ponsel tersebut ke saku nya dan kembali mendekati Velyne yang masi pingsan. Joe mencium kedua mata Velyne dan pipi nya.
"Good night baby girl."
****
"Aldian bangun!!"
Entah sudah ke berapa kali Axel membangunkan Aldian yang tergelatak di ruang tamu. Masalah Arav, ia langsung meninggal kan bar tersebut karena Axel yang memancing emosi nya. Alhasil Axel lah membawa ke Mansion. Menyusahkan sekali.
"Ckk! Dante, dimana Daddy?," tanya Axel kepada ke-tua pelayan yang ada di rumahnya.
Dante yang ingin kedapur menghentikan langkah nya, lalu menunduk, "Maaf Mr. Tuan pergi dari sore hari, hingga sekarang belum pulang" jawab Dante masi menunduk. Axel hanya mangut mangut dan menyuruh Dante pergi.
"Tua bangka di telepon tidak bersuara!!, tidak punya mulut heh?!." monolog Axel melihat daddy nya yang tidak mengeluarkan suara di sebrang sana.
Setelah berpuluh-puluh menit, akhirnya Joe sampai di Mansion nya, dengan langkah tegas ia memasuki Mansion tersebut dan mengedarkan pandangan nya. Dapat ia lihat Axel yang mengomeli Aldian yang tak sadarkan diri.
"Kenapa bisa seperti ini?" tanya Joe to the point.
Axel hampir saja mengumpat karna kehadiran Joe yang tiba tiba. Axel melihat Daddy nya memandang dari atas sampai ke bawah stayle Joe. Joe berdecak memang Axel tidak pernah serius walaupun di keadaan genting sekalipun. Kecuali menyangkut adik kecil mereka. Rio.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR' SPECIAL
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 🚫Banyak adegan kekerasan, perkataan kasar, bijaklah dalam membaca. Seorang gadis kelahiran Indonesia terpaksa pergi ke Italia, hendak melihat sahabat nya. Namun, naas gadis itu malah terperangkap dalam dekapan seorang lucif...