"Mommy sayang Anya?,"
Joe mengangguk, "Tentu, dia bahkan sangat menyayangi Anya." ucap Joe
"Benarkah?" tanya nya polos.
Joe mengusap air mata nya yang sempat tertetes tadi, ah ya, berapa lama diri nya sudah berada di ruangan kerja nya?.
"Tentu, bahkan wajah kalian sangat mirip" ucap Joe dengan lembut.
Gadis polos dan lugu itu pun mulai membaca buku yang di baca oleh Daddy nya.
"Mommy itu seperti apa Dad?" tanya nya sembari membaca lembar demi lembar buku itu. Di sana terlihat jelas tentang keseharian keluarga nya dulu. Senang sedih bercampur aduk.
Joe memperbaiki duduk nya "Emm, Mommy mu itu baik, cantik, dia juga sayang Daddy dan abang abang mu" ucap Joe, terpaksa pikiran nya kembali berputar tentang kebersamaan mereka dahulu.
"Mommy tidak sayang Anya?" tanya nya sekali lagi dengan nada sedih.
Sontak Joe menggeleng "Mommy sangat menyayangi mu baby girl" ucap Joe.
Rambut yang dulu nya hitam pekat kini berubah menjadi putih, wajah yang dulu tegas kini sudah mulai menunjukkan bahwa diri nya sudah berumur sekarang.
Sepuluh tahun setelah kepergian sang istri cukup membuat diri nya terpuruk, bukan cuma diri nya tetapi ke empat anak nya juga.
Vanya Xaveira Hermesyan atau kerap di panggil Anya. Gadis yang kini berumur sepuluh tahun itu tumbuh menjadi gadis yang cantik. Tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu.
Vanya tersenyum, ia terus membaca bait demi bait di dalam buku itu, sungguh Mommynya sangat cantik.
"Daddy?" panggil Vanya kala Daddy nya tak lagi bersuara, tangan Daddy nya yang mengelus rambut nya pun terhenti.
Karna penasaran, Vanya pun menoleh ke belakang, mata nya memicing kala melihat Daddy nya tertidur(?).
Tangan mungil dan lentik nya memegang wajah kasar Joe, ia mengelus rahang yang tak lagi tegas itu.
"Daddy?" Panggil nya lagi, namun Joe tak bereaksi.
Vanya menggoyang goyang kan tubuh Daddy nya, namun tak ada juga tanggapan dari Joe. Vanya turun dari pangkuan sang Daddy lalu ia keluar dari ruang kerja Joe.
"Abang!!!, abang!!" teriak nya sembari menuruni tangga.
Vanya menuju ruang tamu, di sana ada dua abang nya, ia langsung menghampiri.
"Kenapa sayang?" tanya Axel, ia mengelap keringat sang adik yang bercucuran.
Mengenai laki laki itu, sampai sekarang diri nya tak memiliki pasangan, ia fokus mengurus sang adik.
"Daddy..." lirih Vanya.
"Daddy kenapa Anya?" tanya Alterio. Balita yang dulu cadel itu kini tumbuh menjadi laki laki yang tegas dan pemberani tentu nya.
"Daddy tidak mau bangun" ucap nya dengan nada takut.
Sontak mereka berdua terkejut, lalu mereka bertiga naik ke atas menuju ruangan sang Daddy.
Setelah sampai, Axel langsung mengecek Daddy nya, tak berapa lama Axel berdiam diri.
"Kenapa abang?" tanya Vanya, mata nya berkaca kaca.
Axel menengadah kan kepala nya "Lagi?" lirih nya.
"Kenapa kau mengambil orang yang ku sayang tuhan? Apakah ini hukuman untuk ku?" lirih Axel yang begitu memilukan di telinga.
"Daddy kenapa abang?" Tanya Rio.
"Daddy sudah pergi bersama Mommy..."
Kata duka itu kembali terdengar, kata kata yang menyakitkan hati dan jiwa itu terdengar lagi, sungguh miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR' SPECIAL
Aksi[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 🚫Banyak adegan kekerasan, perkataan kasar, bijaklah dalam membaca. Seorang gadis kelahiran Indonesia terpaksa pergi ke Italia, hendak melihat sahabat nya. Namun, naas gadis itu malah terperangkap dalam dekapan seorang lucif...