32. INDONESIA

20.9K 1.4K 77
                                    

  Pagi ini Velyne akan pergi ke depan gang untuk membeli sarapan pagi, beruntung hari ini Alvaro tidak ke kampus, jadi ia bisa sedikit lebih lama nanti nya. Mengingat, bahwa diri nya sudah lama tidak menginjakkan kaki di tanah kelahiran nya.

Velyne mengernyit heran kala Alvaro mencuci motor. Bukan karna Alvaro yang mencuci motor. Tetapi, motor siapa yang di cuci oleh Alvaro? Setahu nya Alvaro belum memiliki motor.

"Sejak kapan kau memiliki motor?" tanya Velyne heran.

Alvaro yang sedang asik asik nya mencuci motor milik diri nya tersentak kaget karna kedatangan Velyne yang tiba tiba. Ia melirik Velyne sekilas, lalu melanjutkan kegiatan nya yang tertunda.

"Hey kak, aku tau kau sudah berumur. Tetapi, jangan pikun untuk satu hal ini" jawab Alvaro santai.

Velyne mengernyit dahi nya bingung. Apa yang di maksud oleh ucapan Alvaro barusan?.

"Apa maksud mu Varo? Aku sungguh tidak mengerti" ucap Velyne dengan nada bingung.

Alvaro menyudahi kegiatan nya lalu mencuci tangan nya yang di penuhi oleh buih buih dari sabun pencuci motor nya.

Alvaro menatap teduh Velyne "Kan kau yang membelikan diri ku motor kak, tidak mungkin kau melupakan hal ini" ucap Alvaro walaupun agak bingung, kenapa kakak nya melupakan hal ini begitu cepat.

Sedangkan Velyne yang berusaha berpikir keras. Namun, nihil, ia tidak mengingat nya, lagian selama ia di Ithalia bukan nya ia berjalan jalan atau bekerja menghasilkan uang. Melainkan di culik. Di culik seorang psychopat gila!. Mengingat seseorang itu Velyne menggeleng geleng kan kepala nya.

Alvaro yang melihat hal itu mengernyit heran dan memegang pundak kakak nya. Memang, tinggi Velyne sebatas leher Alvaro.

"Hey kak? Apa yang kau lakukan?!" tanya nya.

Velyne tersentak dan menatap Alvaro seraya tersenyum tipis "Ah tidak, lupa kan saja. Aku akan membelikan mu sarapan."

Setelah itu Velyne berlalu dari hadapan Alvaro. Soal motor itu? Entahlah ia juga bingung.

Selain sejuk, bandung juga ramah akan penduduk nya membuat Velyne sangat nyaman tinggal di sini. Walaupun rumah peninggalan almarhum orang tua nya tidak begitu besar, namun ia sangat bersyukur di beri tempat untuk berlindung dan berteduh kala hujan atau panas datang.

Tak terasa Velyne sampai di ujung gang, dimana tempat jualan sayur mayur untuk sarapan.

"Pagi buk" sapa ramah Velyne.

Ibuk ibuk yang sedang mengghibah di pagi hari itu pun mengalihkan pandangan nya menatap Velyne yang tersenyum ramah.

Brakkk

Suara gebrakan meja dari ujung terdengar. Ibuk ibuk yang di kenal bernama buk Risma itu berdiri menghampiri Velyne.

"WAH VELYEN, KEMANA AJA NYA KAU BARU SEKARANG KU TENGOK, SEHAT NYA KAU?!!!" teriak nya dan langsung menyerbu ke pelukan Velyne. Buk Risma kelahiran medan, jadi tidak heran jika logat nya seperti itu.

Sontak semua nya yang ada di sana menutup telinga nya karna suara Buk Risma yang cetar membahana.

Velyne hampir saja kehabisan nafas kala pelukan Buk Risma yang amat kuat.

"Heh! Kamu ini ya Risma, selalu aja heboh, seperti anak gadis yang di perawani!" ucap Buk Lusi.

Velyne dan ibuk ibuk yang berada di sana terkekeh, lain hal nya dengan Buk Risma yang menatap Buk Lusi sinis.

"Ya terserah ku lah! Kan aku rindu sama si Velyne ini!" ucap Buk Risma dan tersenyum ramah menghadap Velyne.

Velyne tersenyum kikuk, namun tak ayal ia sangat bersyukur di kelilingi oleh orang orang yang perduli dan menyayangi diri nya berserta Alvaro.

YOUR' SPECIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang