50.AFRAID

20.4K 1.5K 150
                                    

   Sungguh Velyne shock mendengar kabar bahwa Kelan telah tiada. Padahal, baru semalam ia bertemu pria itu. Kenapa ia merasa ada yang aneh?!. Velyne mencoba acuh, saat ini ia sedang berada di ruang tamu sedang melihat televisi dengan beberapa cemilan.

Sangat membosankan. Ia mengambil ponsel nya men cek apakah ada pesan dari Joe atau tidak. Ternyata tidak, Alterio sedang pergi bersama Axel sedangkan Aldian belum pulang sekolah. Dan jangan tanya kan keberadaan Arav karna pria itu sangat jarang di Mansion.

Suara telepon dari seberang sana membuat penglihatan Velyne teralih kan. Nama Axel tertera di ponsel nya.

"Kenapa Axel?" tanya Velyne dengan penasaran.

Di seberang sana, Axel sangat lama sekali menjawab pertanyaan singkat nya.

"Axel?! Apakah kalian baik baik saja?" tuntut Velyne. Sungguh ia merasa takut sekarang.

"I'm okay mom...but"

Dahi Velyne mengernyit heran, "Kenapa Axel? Ada apa?" tanya Velyne dengan mata yang berkaca kaca.

"Arav kecelakaan Mommy!"

Dada Velyne serasa di himpit ribuan batu besar, walaupun Arav tak menyukai nya, tapi ia menyayangi Arav layak nya anak kandung. Velyne menggeleng gelengkan kepala nya tak yakin, air mata sudah merembes hingga wajah nya basah.

"Kata kan ini semua bohong Axel?!" ucap Velyne yang belum siap bahkan tak kan siap mendengar jika Arav kecelakaan.

"Aku tak pernah membohongi mu Momm. Dan untuk apa juga aku membohongi mu" ucap Axel dengan sungguh sungguh.

Velyne menangis histeris ia langsung mematikan panggilan itu sepihak, lalu menghubungi Joe.

Namun, hanya suara operator yang terdengar. Velyne menggerutu dengan tangisan yang kian mengencang.

"Angkat Joe!!! Angkat! Hikss!!" Velyne mencoba lagi namun lagi dan lagi hanya suara operator.

Dengan gerakan cepat Velyne melangkah keluar Mansion, lalu ia melihat Keluar namun tak ada sopir? Bagaimana ini?. Masa bodo dengan kandungan nya, biar lah ia egois kali ini. Velyne berjalan keluar Mansion berharap ada nya taxi atau angkatan umum yang lewat. Ia harus mendatangi Joe.

***

Sedangkan di kantor, Joe  berdebat dengan Genandra yang kekeuh menuduh diri nya adalah dalang dari kematian Kelan. Sungguh pemikiran yang sangat sempit.

"Aku memang pernah berniat membunuh nya. Tapi, tidak untuk sekarang, bahkan di hari kematian Kelan aku berada di kantor jerk!" jelas Joe yang sudah muak melihat Genandra yang tetap menuduh diri nya.

Jerome berdecak melihat dua orang ini yang berdebat sedari tadi" Jika pun Kelan mati di bunuh Joe atau tidak, memang nya kenapa? Apakah itu merugikan diri mu?" celetuk Jerome ke arah Genandra yang menatap sengit mereka berdua.

Genandra berdecih "Tidak ada rugi dan untung bagi diri ku. Tapi, aku hanya penasaran siapa pembunuh Kelan, padahal sudah jelas tubuh Kelan persis seperti di bunuh" jelas Genandra.

"Karna Joe seorang psychopat gila, jadi kau menuduh nya?" kata Jerome tak memperdulikan Joe yang menatap nya tajam karna di katai 'psychopat gila'.

"Seperti nya besok aku akan mengganti profesi sebagai tukang bakso keliling" usul Joe dan di setujui oleh Jerome.

"Setu--"

"Tapi, bakso nya, dari daging manusia? Bagaimana?" potong Joe langsung, tak membiarkan Jerome melanjutkan perkataan nya.

YOUR' SPECIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang