Bab 68

1.3K 203 18
                                        

The Dream
Yungi x Yeosang Ateez













*****







Hening, suasana menjadi sangat hening setelah suara Wooyoung terdengar. Pernyataan sederhana tentang Yunho cukup membuat Minho membungkam mulutnya. Yunho tau jika Minho sangat terkejut dengan perkataan Wooyoung, tapi dia lebih memilih berkonsentrasi dengan tugasnya sebagai antisipasi jika Minho akan menjauh darinya setelah ini. Bagaimanapun Yunho merasa bahwa Minho tidak sejahat yang mereka pikirkan dan dia ingin tau mengapa pemuda semanis Minho melakukan hal ini.

"Aku harus pulang." cicit Minho pelan yang tentu saja masih di dengan oleh Yunho yang begitu dekat dengannya. Minho mendongak ketika tidak ada reaksi dari Yunho, dia melihat Yunho hanya menatapnya lembut. Hal itu cukup membuat keberanian Minho naik,"Aku harus pulang. Aku mohon tolong bantu aku keluar dari sini. Aku tidak mau menikah. Aku mohon!"

Yeosang dan Wooyoung yang sudah selesai menghabiskan makanan segera menoleh. Begitu mendengar perkataan Minho, Yeosang segera menggeleng,"Tidak bisa. Percuma saja kau mau keluar. Anak buah Dad sudah pasti mengawasi mu dan kau tidak mungkin keluar hidup-hidup dari tempat ini."

"LALU AKU HARUS BAGAIMANA? Terserah jika mereka membunuh ku di sini. Tapi bagaimana dengan adik ku? Setidaknya ... Aku ingin melakukan kremasi yang layak untuknya." mendengar bagaimana Minho begitu frustasi dengan menyebut adiknya membuat Yeosang dan yang lain iba.

"Apa yang di katakan putra ku benar. Jika kau mau keluar, lebih baik kau meminta izin pada Bangchan Hyung lebih dulu." nasehat Yunho kemudian. Meskipun dia merasa kasihan, dia juga tidak bisa melakukan apapun di sana. Terlebih dengan membantu calon pengantin kabur, sudah pasti Yunho akan terkena masalah besar.

Minho menunduk dalam dan tanpa sadar dirinya menangis. Tidak akan menjadi masalah apabila dia mati di sana. Lagi pula Minho tidak pernah menganggap hidupnya berharga jika bukan karena adiknya Felix. Felix mungkin hanya anak angkat dalam keluarganya, tapi Minho begitu menyayangi adiknya. Apalagi setelah kedua orang tuanya tiada dia bertanggung jawab penuh pada kelangsungan hidup adiknya.

"Aku harus pulang. Ku mohon bantu aku." bisik Minho pelan dan dengan sedikit ragu dia menggenggam kedua tangan Yunho,"Adik ku, Felix. Dia sakit. Seseorang menabraknya. Kami tinggal di desa dan fasilitas rumah sakit terbatas. Aku harus membawanya ke kota untuk melakukan operasi besar. Aku mohon. Aku harus pulang. Setidaknya .... Biarkan aku melihat adik ku untuk terakhir kalinya."

Yeosang dan Wooyoung saling berpandangan, kisah yang sama terulang. Namun bedanya Minho tidak punya siapapun untuk membantu. Berbeda dengan Yeosang yang masih punya Hongjoong dan Seonghwa yang siap menolongnya kapanpun.

"Adik mu sakit?" tanya Yeosang pelan yang hanya di jawab dengan anggukan oleh Minho,"Jadi, kau melakukan ini untuk adik mu?"

Minho menutup matanya dan mengangguk pelan. Sudah lama dia ingin berhenti dari dunia gelap ini untuk adiknya, namun dia harus menerima tawaran sakura untuk menyelamatkan adiknya juga,"Aku siap melakukan apapun untuknya bahkan bila harus terbunuh dalam misi ini. Dia telah berjanji akan membiayai pengobatan adik ku. Tapi .... Sekarang tidak mungkin lagi."

Yunho mengangkat tangannya dan mengelus punggung itu pelan. Perasaan seperti ini begitu familiar untuknya. Ketika hanya memiliki satu sama lain sudah pasti kedua orang itu akan saling ketergantungan. Seperti bagaimana dia begitu frustasi ketika Yeosang harus pergi darinya. Sekarang mana bisa dia hanya melihat ketika orang lain merasakan apa yang dia rasakan?

"Minho-ssi .... aku, akan membantu mu." mendengar perkataan Yunho, dengan cepat Minho mendongak. Benar saja air mata telah menetes dari mata kucingnya. Sungguh langka melihat bagaimana seorang pembunuh bayaran bisa menangis seperti sekarang.

The Dream (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang