The Dream
Yungi x Yeosang Ateez
Selamat membaca !!!
~~~~~
"MOM"
"Yeo ....are you oke??" Wooyoung yang mendengar teriakan Yeosang segera menghampirinya. "Auh kepalaku pusing"
"Makanya jangan langsung bangun begitu dasar bodoh " Wooyoung membantu Yeosang kembali berbaring. Mereka sedang berada di ruang kesehatan yang disediakan di sana.
"Aku kalah ya ??"
"Menurutmu saja lah. Kenapa kau tiba-tiba tidak konsentrasi begitu sih?? Padahal aku lihat di awal kau sangat hebat bisa bertahan dari serangan brutal begitu "
"Woo "
"Hmm "
"Aku lapar ....bisa tolong ambilkan makan"
"Dih....aku bukan babumu ya "
"Aku masih sakit memang kau tidak kasihan padaku heumm " Yeosang mencoba mengeluarkan juru aegyo miliknya, meski dia jijik sendiri sih
"Dasar teman.....menyusahkan sekali" Wooyoung keluar dari ruang kesehatan dengan menggerutu membuat Yeosang terkekeh pelan.
"Auh kepalaku sakit....." Yeosang memijat kepalnya pelan.
"Sudah bangun ??" Suara Mark terdengar membuat Yeosang segera menoleh ke sumber suara, di sana Mark sedang bersandar pada pintu.
"Cih .... Apa kau buta ?? Tidak kan??" Sial mood Yeosang jadi semakin buruk melihat wajah pria itu. Mark malah mendekat ke arah Yeosang dan duduk di ranjang sebelah yeosang. "Kau sangat payah ternyata"
"Ya memang. Kau mau apa ?? membunuhku ??" Mark terkekeh sebentar lalu turun dari ranjang dan mendekati Yeosang. Yeosang hanya menatap pria itu datar.
"Aku tidak yakin.....mengingat siapa kau sebenarnya" Mark berbisik pada Yeosang di akhir kalimat. "Apa maksudmu?? Aaah.....kau masih menganggap aku anak emas ayahmu ??"
"Kkk....anggap saja begitu" setalah mengatakan itu Mark keluar dari ruang kesehatan bertepatan dengan Wooyoung yang ingin masuk.
"Kenapa tuan muda itu kemari??"
"Aku juga tidak tau. Mana makananku ?? aku sudah lapar tau"
"Ya. Kau ini tidak tau terimakasih" Yeosang tidak mempedulikan teriakan melengking Wooyoung segera duduk dan segera memakan makanan yang di bawa Wooyoung. Yeosang masih memikirkan kata-kata Mark tadi apa maksudnya itu ???.
.
.
.
"Jadi apa rencana mu selanjutnya ??" Lima orang pria sedang berbicara dengan santai di sebuah ruangan.
"Kau tahukan apa artinya ini??" Salah satu pemuda yang duduk di atas meja dengan pisau lipat di tangannya berbicara. Pria yang sejak tadi di beri pertanyaan hanya melihat ke luar jendela. Salah satu dari mereka memeluk pria itu dari belakang.
"Jadi apa selanjutnya heumm "
"Kita lihat saja dulu. Aku akan pikirkan yang lain nanti" empat orang yang lain mengangguk mengerti.
.
.
.
Yeosang keluar dari ruang kesehatan diam-diam. Dia lari ke arah hutan yang sepi di belakang gedung. Yeosang memanjat salah satu pohon dan duduk di sana. Dia mengeluarkan buah apel dan memakannya dengan senang. Ingatan masalalu membuatnya tersenyum juga menangis di saat bersamaan.
" Mommy ayo naik itu" Yeosang berusia dua tahun saat itu. Dia dan Yunho sedang berjalan pulang dari tempat kerja Yunho. Tempat kerja Yunho memang melewati sebuah taman bermain. "Ocang mau naik ayunan??"
"Eummm...." Yunho menggendong Yeosang kecil duduk di ayunan di sebuah taman. Yunho mendorong ayunan itu pelan, dia sangat senang melihat putranya tertawa lebar begitu. "Hihihi yay terbang"
Mendengar tawa putranya membuat Yunho sangat bahagia, Tapi tiba-tiba tawa kecil itu berhenti. Yunho pun menghentikan dorongannya dan melihat putranya sedang memperhatikan sebuah keluarga sedang melakukan piknik. "Ocang mau piknik ?? "
"Nooo....ocang mau sepelti itu dipeluk" dari jauh bisa dilihat seorang anak di peluk dengan erat oleh ayahnya.
"Sini sini mom peluk" Yunho sudah siap memeluk putranya sebelum yeosang mengatakan sesuatu yang membuatnya hatinya hancur. "Nooo....mau di peluk dad mom. Sepelti itu" Yunho tersenyum pelan,.Yunho berjalan ke arah depan dan berjongkok menyamai tinggi putranya yang duduk di ayunan, yunho memegang tangan kecil putranya dan menciumnya.
"Apa mom saja tidak cukup untuk ocang heuummm ??" Yeosang yang mendengar nada sedikit ibunya segera menggeleng. "Tidak tidak Janan sedih mommy. Ocang cuma mau itu caja. Tapi tapi sekarang udah Ndak mau kok" Yunho tersenyum muris.
Andai dia bersama mereka semua ini tidak akan terjadi. Ah sudahlah dia harus lebih konsentrasi pada sang putra dari pada memikirkan pria itu. "ocang mau ice cream ??"
"Mauuuu"
"Ayo kita beli ice cream"
Yeosang yang mengingat hal itu hanya bisa menghela nafas pendek. Sekarang dia tidak bisa merasakan semua itu lagi. Pelukan ibunya, suara ibunya, elusan sayang ibunya juga senyum ibunya. Dulu dia bisa merasakan itu semua dengan mudah tanpa meminta. Tapi sekarang mungkin dia harus cukup untuk merindukan ibunya.
.
.
.
"Tuan ada yang meretas data-data tentang-nya"
"Apa ?? Bagaimana bisa??" Seseorang yang dipanggil tuan itu sangat emosi. Data yang selama ini dia jaga bagaiman bisa ada yang meretasnya dengan mudah.
"Cari tahu siapa yang melakukanya. Jangan sampai ada yang mencuri data itu lagi" si bawahan segera mengangguk dan meninggalkan si tuan yang sedang emosi.
"Bagaiman ini......jika data tentang-nya sampai di tangan yang salah dia bisa celaka" pria itu mengusap wajahnya kasar. Bagaiman dia bisa kebobolan begini, siapa orang pintar yang bisa mengambil data-data itu sebenarnya.
.
.
.
TBC
Maaf untuk typo ya. Jangan lupa vote dan di tunggu comment kalian 🤗🤗
Terimakasih sudah mau baca 🤗🤗🤗
Bye bye 💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream (End)
RandomYeosang selalu bermimpi bisa memeluk sang ayah Song Mingi yang tidak pernah ia kenal sejak dia lahir, saat kesempatan itu datang Yeosang tidak mungkin mau melewatkannya bukan? Tapi jika dia ingin bertemu sang ayah dia juga harus rela berpisah dari i...