Bab 79

847 148 18
                                    

The Dream
Yungi x Yeosang Ateez

.

.

.










Panas terik di luar sangat berbeda dengan tangannya yang begitu dingin. Mobil berlalu lalang tidak menarik perhatian sang remaja yang hatinya di penuhi rasa khawatir. Ketika mobil akhirnya berhenti, tanpa pikir panjang dia berlalu masuk ke dalam.

Di sebuah rumah sakit besar di kota Seoul, Yeosang berlari menuju meja resepsionis menanyakan di mana keberadaan sang ibu. Sejujurnya Yeosang merasa takut untuk sesuatu yang sebenarnya tidak dia lakukan. Namun, mengingat dia turut andil dalam peristiwa itu, dia tidak bisa merasa tenang sama sekali.

Setelah mendapati informasi, Yeosang segera menyusul sang ayah. Yunho masih di tangani oleh dokter di ruang operasi. Tidak peduli dengan teriakan sang supir pribadi, Yeosang berjalan tergesa ke tempat yang di yakini di mana tempat ibunya di rawat.

"Tu-tuan muda pelan-pelan." sang sopir pribadi berusaha menghentikan Yeosang. Tapi tentu hal itu mustahil mengingat bagaimana keras kepalanya sang tuan muda.

Ketika pada akhirnya dia hampir sampai, Yeosang tiba-tiba berhenti. Mengintip dari balik tembok rumah sakit. Di depan ruangan operasi ada sang ayah yang menunggu dengan cemas bersama dengan Mark yang berada di sampingnya.

"Tuan...."

"Ahjussi pulang saja. Aku akan pulang dengan....dengan Dad."

"Tapi...." ketika sang sopir ingin membantah, Yeosang lebih dulu menatapnya tajam. Dan pada akhirnya sang supir pribadi berpamitan untuk pergi dari sana meninggalkan Yeosang sendirian.

Beberapa saat dan Yeosang masih mengintip dari balik tembok. Dia melihat bagaimana Mark berusaha menenangkan Mingi di sana. Jantungnya seakan di remas, apa yang tidak bisa dia lakukan telah di lakukan oleh orang lain. Bahkan terbersit di otaknya bagaimana Mark lebih berguna dari pada dirinya yang putra kandung sang ayah.

"Adik kecil, apa yang kau lakukan di sini?" dengan cepat Yeosang menoleh dan menemukan Renjun berdiri di belakangnya.

"Yeosang?" suara Mark terdengar membuat Yeosang segera menoleh.

Yeosang bisa melihat Mingi hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun. Begitu besarkah kesalahan yang dia lakukan sampai sang ayah tidak mau menatapnya? Ah bukankah sudah semestinya? Yeosang hanya merasa semua ini wajar, bagaimanapun semua kesalahan ada di tangannya.

"Sejak kapan kamu di sini? Kenapa tidak datang pada kami?" tanya Mark yang berjalan ke arah Yeosang.

"Bagaimana keadaan Mom?" Mark dan Renjun saling bertatapan seakan tau situasi seperti apa yang mereka hadapi.

"Mama masih di tangani. Kami menunggu dokter keluar. Ayo ke sana, kita tunggu dokter keluar sama-sama." Jawab Mark pada akhirnya.

Yeosang melirik sang ayah sebentar,"Tidak. Aku...."

Belum selesai Yeosang menyelesaikan ucapannya. Seorang dokter dengan pakaian operasi keluar dari ruangan. Tanpa pikir panjang,seakan lupa dengan ucapannya Yeosang segera berlari mendekat di ikuti Renjun dan Mark di belakangnya.

"Bagaiman keadaan Yunho dok?" tanya Mingi segera.

"Pasien sudah keluar dari masa krisis. Kami berhasil melakukan penanganan pada luka yang dia derita. Dan ini juga berkat pertolongan pertama yang anda lakukan. Tapi....."

"Tapi apa?" Yeosang benar-benar tidak sabar sehingga memotong perkataan sang dokter.

"Tenang Yeosang." bisik Mark kemudian.

The Dream (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang