Bab 69

1.4K 218 25
                                        

The Dream
Yungi x Yeosang Ateez














*****





Hari ini Minho akhirnya bisa pulang juga. Entah bagaimana Bangchan mengizinkan Minho kembali ke Korea untuk menemui adiknya dan membawanya ke jepang. Tidak hanya Minho, tapi Yunho lebih terkejut darinya. Pasalnya dia baru mengatakan keinginannya pada sang suami semalam dan pada siang hari private jet telah di siapkan. Sungguh sesuatu yang mengejutkan tapi dia bersyukur sekarang.

Siang itu Yunho kembali ke Korea dengan Minho juga putra dan anak-anak remaja yang ikut Yeosang ke Jepang. Pengawalan Minho tentu sangat ketat bahkan San di minta langsung menjaganya. Bukan hanya karena Minho calon pendamping pemimpin klan. Tapi Yunho memaksa untuk ikut menjemput Felix menemani Minho.

Melihat bagaimana Minho begitu canggung pada semua orang, maka Yunho dengan senang hati membantunya agar semua hal yang di butuhkan nantinya bisa terpenuhi. Dan tolong jangan tanya tentang Yeosang, anak itu sudah pasti ikut ibunya kemanapun. Sudah lelah Yunho meminta Yeosang pulang untuk istirahat, tapi anak itu tetap keras kepala. Akhirnya karena tidak mau berdebar Yunho mengizinkan sang putra ikut.

Mobil yang membawa Minho, Yunho dan Yeosang membelah jalan kota Gimpo. Pemandangan indah di setiap jalan yang mereka lewati membuat Yunho puas, sedangkan Yeosang sudah tertidur dengan memeluk lengan ibunya. Sejak turun dari pesawat Yeosang terlihat mengantuk, tapi ketika Yunho memintanya pulang anak itu malah marah padanya.

Yunho melirik Yeosang yang menempel pada lengannya, ingin sekali dia memukul kepala itu gemas. Tapi pada akhirnya dia malah merapikan rambut sang putra yang sudah sangat berantakan,"Ck, keras kepala seperti ayahnya. Harusnya ku tinggalkan saja kau di bandara."

San yang mendengar perkataan Yunho hanya bisa tersenyum. Sudah sejak lama dia membayangkan hal ini terjadi. Terutama ketika melihat Mingi tidak punya belas kasihan membunuh orang. Melihat bagaimana sekarang Mingi selalu memilih pulang ketiak makan malam tiba untuk keluarganya membuat San merasa lega.

Dulu ketika Yunho dan Yeosang belum datang. Kehidupan Mingi hanya berputar pada pekerjaan, tidak peduli jika perutnya kosong atau bahkan ketika rasa kantuk datang. Mingi selalu menganggap bahwa kehidupan yang dia jalani tidak ada artinya dan ketika dia pulang, rumah terasa dingin dan asing. Karena itu Mingi lebih suka berada di kantor atau pergi ke negara lain untuk melakukan bisnisnya. Sungguh San merasa sangat bersyukur sekarang.

Perjalanan hanya membutuhkan waktu sebentar. Setelah melewati beberapa desa mereka mereka akhirnya sampai di salah satu rumah sakit di kota gimpo. Rumah sakit itu tidak terlalu besar dan hanya beberapa orang yang datang. San segera keluar lebih dulu untuk mengamankan lokasi, sementara Yunho harus berusaha membangunkan Yeosang yang entah di dunia mimpi mana.

"Yeo, Yeosang? Sayang bangun, kita sudah sampai." Yunho menepuk pelan pipi putranya. Setelah beberapa saat Yeosang berhasil bangun. Matanya masih terlihat merah membuat Yunho segera mengelus kedua mata itu pelan. Dia juga merapikan rambut Yeosang yang berantakan.

"Sudah sampai?" tanya Yeosang setelah berhasil mengumpulkan kesadaran.

"Eu.um, sudah. Sekarang bangun dan ayo turun." Yeosang hanya mengangguk dan mengikutinya ibunya turun.

Yunho mendekat Minho yang terlihat sangat canggung. Dia trus menunduk dalam ketika beberapa orang menatap ke arahnya. Melihat situasi yang mulai tidak mengenakan Yunho segera membawa Minho masuk ke dalam yang segera di ikuti Yeosang dan San. Ketika masuk Minho segera di sambut oleh seorang dokter wanita dengan name tag Hyoyeon.

Wanita itu terlihat khawatir dan berbicara dengan Minho,"Kau dari mana? Apa kau baik-baik saja?"

"Aku baik. Bagaimana dengan adik ku? Apa dia baik-baik saja? Apa ada perkembangan?" tanya Minho menggebu, sungguh dia merasa khawatir hampir lima hari dia meninggalkan adiknya sendirian. Sekarang dia ingin mendengar tentang kondisi adiknya, tapi wanita itu malah hanya diam saja membuat Minho gatal ingin bertanya lagi,"Kenapa dokter hanya diam? Bagaimana keadaan adik ku?"

The Dream (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang