The Dream
Yungi x Yeosang Ateez*****
Warn!!
Adegan berbahaya dan sadistik!!
Mohon bijak dalam membaca!!*****
Amarah sering kali menguasai seseorang ketika mereka lengah atau telah sampai pada batas kesabarannya. Sering kali kemarahan menjadi bumerang atas tindakan yang tidak direncanakan dengan spontan. Tidak ada yang salah, semua orang berhak memiliki kemarahan pada diri mereka. Tapi kontrol diri penting untuk di lakukan mengingat tidak ada yang baik sebuah tindakan ketika kemarahan menguasai diri.
Namun orang sering kali lupa untuk menjaga sikap dan tutur kata, tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Banyak orang yang menyayangkan tindakan semena ketika orang lain berusaha menahan diri untuk tidak melukai melalui amarah yang tidak bisa terkendali. Ikan tidak akan tertangkap apabila pancing tidak datang, seperti halnya amarah tidak akan hadir apabila seseorang tidak mencoba melempar umpan.
Sama seperti itu, diam telah menjadi hal yang paling sulit di lakukan ketika sang ibu yang begitu dia sayang menjadi korban keserakahan seseorang. Berkali-kali Yeosang menahan diri untuk tidak melukai bahkan menyakiti hati seseorang yang lebih tua darinya. Namun apa, dia yang coba Yeosang hormat telah bertindak pada batas yang telah dia tentukan. Tidak masalah apabila orang-orang menghina bahkan mencaci makinya sesuka hati mereka, jika hal itu terjadi pada ibunya, yang berjuang membesarkannya sendirian, bagaimana bisa Yeosang masih bisa diam?
Tidak, sudah di katakan bahkan manusia punya batas kesabaran, dan inilah akhirnya. Jika dia bisa melukai orang lain, bagaimana mungkin Yeosang akan ragu untuk melakukan hal yang sama padanya. Hari ini sudah waktunya dia bertindak sebagai balasan atas apa yang telah di lakukan Yoojeong pada ibunya. Yeosang menjaga sang ibu bahkan rela meninggalkannya untuk keselamatannya, namun bagaimana mungkin orang lain berusaha untuk mengambil nyawa itu? Sudah cukup, Yeosang tidak tahan, ini sudah keterlaluan.
Duduk di dalam bus sendirian menghiraukan orang-orang yang menatap ke arahnya dengan takut. Tatapan bengisnya telah membuat orang-orang merasa enggan duduk di sebelahnya. Begitu bus sampai di berhentikan yang di inginkan Yeosang segera keluar. Di sebuah halte di sebelah hutan cukup lebat dia turun.
Begitu kakinya menginjak tanah, dia segera berlari kencang menuju ke satu arah sampai membuat orang-orang dalam bus merasa aneh. Bagaimana mungkin seorang anak remaja dengan baju sekolah yang masih terpasang lekat datang ke hutan seperti ini? Sungguh aneh namun mereka tidak mau melakukan apapun mengingat bagaimana tatapan mata Yeosang sebelumnya.
Tidak peduli seberapa jauh dia berlari bahkan sampai hujan lebat turun, Yeosang tidak berhenti dan terus menuju ke satu tempat yang telah dia tandai. Beberapa menit berlalu dan dia menemukan sebuah Mansion mewah. Kakinya berjalan perlahan, tatapan lurus ke depan tertuju pada dua penjaga yang menunggu di sana dengan payung di tangan mereka.
"Siapa anak itu? Apa dia tersesat?" tanya salah satu penjaga pada temanya.
"Mungkin saja. Aku akan memeriksa." temanya yang lain segera berjalan mendekati Yeosang, berusaha bertanya ada apa gerangan seorang remaja datang,"Hey Nak, kau tersesat? Bagaimana kau ....... Akkkkhhhhh...."
Sebelum penjaga selesai bertanya Yeosang mengayunkan bolpoin yang dia pegang ke arah leher si penjaga dan merobeknya dengan mudah. Darah segera mengalir dari leher si penjaga membuat temanya segera mendekat dengan Tonfa di tangannya,"SIAPA KAU? PERGI DARI SINI ATAU AKU AKAN MENGHABISI MU BOCAH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream (End)
RandomYeosang selalu bermimpi bisa memeluk sang ayah Song Mingi yang tidak pernah ia kenal sejak dia lahir, saat kesempatan itu datang Yeosang tidak mungkin mau melewatkannya bukan? Tapi jika dia ingin bertemu sang ayah dia juga harus rela berpisah dari i...