Bab 19

2.3K 392 54
                                    

The Dream
Yunho x Yeosang Ateez


Selamat membaca !!!



~~~~~

Hari ini adalah saatnya tes. Hongjoong benar-benar pergi dari tempat itu. Wooyoung juga tahu apa yang ingin di lakukan Yeosang dalam tes ini. Wooyoung sudah berusaha membujuk Yeosang untuk tidak menyerah. Tapi keputusan Yeosang sudah bulat.

Yeosang memakai sepatunya di kasurnya, Wooyoung hanya melihat Yeosang dalam diam. Yeosang memakai ransel miliknya dan bersiap untuk keluar. Wooyoung memegang tangan kiri yeosang.

"Woo aku sudah bilang aku tidak akan mendengarkan mu"

"Aku tahu. Aku hanya ingin bilang bahwa keturunan song sangatlah pengecut"

"Apa maksudmu ??" Yeosang segera melihat ke arah Wooyoung dengan wajah berang.

"Ya seperti yang sudah kau dengar pengecut. Darah song membuatmu menjadi pengecut. Aku tidak tahu Tuan Song Mingi punya putra seorang pengecut sepertimu."

"WOOYOUNG"

"APA?? kau memang pengecut kan?? Aku tidak salah kan ?? Kau memiliki menyerah sebelum bertarung, kau memilih mundur sebelum kau berusaha."

"Aku sudah bilang kan Jika aku kemari untuk melihat ayahku saja. Jika aku mati dia juga tidak akan tahu"

"Ya ku benar. Tapi tidak ada yang bisa menyangkal bahwa darah seorang Song mengalir padamu. Aku tidak tahu jika kau bisa mempermalukan ayahmu begini Song Yeosang" setelah mengatakan itu Wooyoung segera keluar dari kamar meninggalkan Yeosang termenung.

"Yeo jika dengan ini kau akan membenciku, aku tidak masalah. Jika dengan membenciku bisa membuatmu tetap hidup, aku rela di benci seumur hidupku. Kau harus tetap hidup dan bertemu dengan ibumu. Jika ada yang harus mati itu adalah aku. Aku tidak punya siapapun di dunia ini."

Wooyoung berjalan secara perlahan menjauh dari kamarnya. Di sebuah lorong dia bisa lihat San sedang berbicara dengan seseorang  Wooyoung hanya bisa melihat pria itu dari jauh. Kenapa saat kau punya satu alasan untuk mempertahankan kehidupanmu, alasan itu tidak pernah bisa kau raih. Pria itu Choi San bagi seorang Jung Wooyoung adalah segalanya, dunianya.

Tapi Wooyoung sadar San terlalu indah untuk di miliki, terlalu jauh untuk di raih dan Choi San terlalu menyakitkan untuk bisa di genggam. Wooyoung sadar di mana posisinya, dia sadar dia hanya bocah ingusan yang selalu berharap bisa mempunyai keluarga yang utuh.

Wooyoung berjalan perlahan ke arah San, belum sempat Wooyoung sampai di hadapan pria itu, San berjalan ke arahnya. Wooyoung terpaku di tempat bahkan San tidak mencoba meliriknya sedikitpun saat melewatinnya.

"Tuan Choi" dengan segenap keberanian ya Wooyoung memanggil pria itu. Ini adalah kesempatannya pikir Wooyoung. Wooyoung harus mengatakannya sekarang atau dia tidak akan punya kesempatan lagi nantinya.
San berbalik melihat kearah Wooyoung yang melihat tepat di kedua bola matanya yang tajam. San hanya diam memberikan kesempatan Wooyoung untuk berbicara.

"Tuan Choi san. Aku ingin mengatakan kejujuran padamu. Aku tidak berharap kau akan membalasnya. Tapi tolong dengarkan dengan baik " San memasukkan kedua tangannya ke saku celananya menunggu Wooyoung melanjutkan ucapannya.

"Ekhm ....namaku Jung Wooyoung. Aku hanya seorang petarung jalanan seperti yang kau ketahui. Dan seorang anak jalanan ini sangat mencintaimu. Aku memang seorang bocah. Tapi yakinlah perasaan ini tulus untukmu. Aku tidak tau akan punya kesempatan ini atau tidak nantinnya. Jadi aku mengatakannya sekarang"

The Dream (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang