The Dream
Yungi x Yeosang Ateez.
.
.
Sebuah pintu terbuka, dua orang pemuda masuk ke dalam dengan senyum teduh yang di perlihatkan. Salah satu dari mereka membawa nampan berisikan sup di atasnya. Melihat keduanya datang, seorang remaja yang sebelumnya melamun segera menoleh sebentar.
"Hanya ada Sup telur sekarang. Aneh sekali padahal rumah sakit besar tapi tidak ada ayam." kata si pemuda yang membawa nampan.
Sementara pemuda lain segera duduk di samping si remaja yang kembali melamun, "Bagaimana perasaan mu?"
Tidak ada jawaban membuat kedua pemuda saling bertatapan. Si pemuda yang bertanya tidak menyerah dan kembali membuka suara,"Dokter bilang Mama akan siuman sebentar lagi. Tapi sampai sekarang belum ada tanda pergerakan darinya."
"Mom akan baik-baik saja kan Hyung?" cicit si remaja pelan.
"Pasti. Ada yang bilang bila seorang ibu pasti akan berusaha tetep kuat untuk semua anak-anaknya. Mama pasti tidak mau putranya menunggu terlalu lama untuk memeluknya." jawab si pemuda yang bernama lengkap Jung Minhyung itu.
"Itulah sebabnya Adik kecil harus segera pulih dan bertemu dengan Mama heumm?" Renjun segera menyahut, tangannya sibuk mengaduk sup untuk di berikan pada Yeosang. Dia mendekat dan berusaha menyuapi,"Ayo buka mulutnya~~~"
"Mark Hyung, Mom masih bisa hamil lagi kan? Apa Hyung sudah bertanya pada dokter?" Yeosang tidak menghitung Renjun membuat si pemuda sedikit kesal.
"Jangan khawatir. Dokter bilang Mama masih bisa memiliki anak, tapi mungkin untuk waktu dekat akan sedikit sulit karena trauma yang di derita tubuhnya. Dengan pemulihan yang akan di lakukan, semua akan kembali membaik." mendengar penjelasan dari Mark, Yeosang menjadi sedikit lega. Setidaknya sebuah harapan kecil masih ada untuknya. Meski tetap saja apa yang hilang tidak bisa di ganti dengan begitu mudahnya.
"Sekarang sudah lega kan? Ayo makan, agar tenaga mu pulih kembali." Renjun telah berusaha membuat Yeosang makan sesuatu, tapi si remaja tetap menolaknya.
"Aku tidak lapar." jawab Yeosang membuat Renjun kesal.
Renjun menaruh mangkuk sup dengan kasar,"Ya sudah biarkan saja kau di sini, tetap sakit. Aku tidak peduli. Aku mau pulang."
Dengan cepat Renjun meninggalkan Mark dan Yeosang di sana. Mark hanya bisa menghela nafas pelan melihat tingkah adiknya. Anak itu sudah dewasa tapi tetep saja tingkahnya seperti anak kecil.
Pada akhirnya Mark yang menemani Yeosang. Mingi tidak memberitahu siapapun tentang kondisi Yunho, bahkan pada kedua orang tua mereka. Dia tidak mau membuat semua orang khawatir. Apalagi mengingat kondisi Yunho, dia yakin bahwa Yunho akan membutuhkan waktu untuk menerima semuanya.
"Bagaimana dengannya?" tanya Yeosang tiba-tiba.
"Jongho?" tanya Mark yang hanya di balas dengan dengusan pelan dari Yeosang. Mark terkekeh sebentar dan segera menjawab, "Cepat atau lambat eksekusi akan di lakukan. Bisa hari ini, besok, atau lusa. Tergantung dari bagaimana Papa memberi perintah."
Yeosang segera menunduk dalam. Mark sangat tahu anak itu sedang menghawatirkan Jongho. Tapi situasi yang terjadi membuat semuanya menjadi semakin rumit.
"Tidak ada jalan lain. Papa tidak akan pernah bisa di ganggu gugat tentang keputusannya. Apalagi ini menyangkut tentang keluarganya. Akan sangat sulit untuk menghentikan Papa. Maaf Yeosang, aku tidak bisa melakukan apapun untuk ini." kata Mark sambil menepuk tangan Yeosang lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream (End)
De TodoYeosang selalu bermimpi bisa memeluk sang ayah Song Mingi yang tidak pernah ia kenal sejak dia lahir, saat kesempatan itu datang Yeosang tidak mungkin mau melewatkannya bukan? Tapi jika dia ingin bertemu sang ayah dia juga harus rela berpisah dari i...