Bab 43

3.4K 388 107
                                    

The Dream
Yungi x Yeosang Ateez









Selamat membaca !!!


















~~~~~

Nanti di bawah ada pengumuman tolong sempatkan membaca ya 🙏

~~~~~









Keadaan Yeosang masih tetap sama terlelap dengan nyaman di ranjang rumah sakit, begitu juga Yunho yang masih setia menunggu sang putra untuk bangun. Yunho duduk dengan tenang di dekat Yeosang, di tangannya terdapat sebuah Novel yang  terbuka lebar. Memang Yunho sering membawa Novel untuk menemani kesunyiannya, sudah banyak sekali novel yang dia khatamkan.

"Tuan Jeong" mendengar namanya di panggil Yunho segera menoleh ke arah pintu masuk, ternyata di sana seorang remaja duduk di kursi roda menatapnya takut. Remaja itu segera berbicara lagi saat tahu Yunho menatapanya heran, "Namaku Wooyoung, aku sahabat Yeosang. Boleh aku masuk ??"

Yunho baru ingat Wooyoung yang saat itu ada di dekat putranya saat pertama kali dia menemukanya. Yunho segera menghampiri Wooyoung yang terlihat kesusahan dengan kursi rodanya. Yunho mendorong kursi roda itu sampai di dekat ranjang Yeosang.

"Kau sendirian ??" Wooyoung segera menoleh ke arah Yunho yang ada di sebelahnya, " iya aku sendirian, maaf aku hanya ingin berbicara sesuatu dengan anda"

"Jangan seperti itu, kau teman putraku, kau bisa memanggilku sama seperti Yeosang" Wooyoung tersenyum lebar, ada banyak sekali ikatan yang dia punya setelah apa yang di lakukan Yeosang untuknya.

"Bolehkah ??" Tanya Wooyoung penuh harap, Yunho terkekeh pelan melihat hal itu, " Tentu, kenapa tidak ??" senyum Wooyoung semakin lebar mendengar hal itu, siapa yang tidak senang saat kau bisa di terima dengan baik oleh orang yang baru di kenal.

Biasanya Wooyoung hanya akan mendapatkan hinaan dari orang-orang di sekitarnya, dan Wooyoung harus cukup kuat untuk bisa mendengar semuanya. Meski hanya ucapan sederhana tapi terkadang akan sangat menyakitkan untuk orang lain, jadi sebisa mungkin jangan mengatakan apapun jika itu menyakiti, diam lah jika kamu tidak suka, itu akan jauh lebih baik di banding setiap kata yang kamu ucapkan hanya akan menjadi racun bagi orang lain.

Wooyoung menggenggam tangan Yeosang hati-hati karena memang tangan yang di pegang Yeosang ada infusnya, Yunho hanya diam memperhatikan tanpa banyak bertanya, Yunho tahu Wooyoung ingin berbicara sesuatu padannya. Yunho menanti dengan sabar Wooyoung untuk membuka suara, Wooyoung sendiri sedang berusaha mengatur kata, memang berbicara dengan Yunho tidaklah semenakutkan berbicara dengan Mingi, tapi bagaimanapun juga Yunho tetaplah Orangtua Yeosang.

" Tuan..."

"Mom...." Yunho segera membenarkan ucapan Wooyoung, padahal Yunho sudah bilang Wooyoung bisa memanggilnya sama seperti Yeosang tapi nampaknya Wooyoung masih ragu.

"Ah iya Mom emmm .....aku ingin berbicara sesuatu, tapi berjanjilah jangan marah" Wooyoung dengan takut melirik pada Yunho yang ada di sampingnya, Yunho mengelus kepala Wooyoung pelan untuk setidaknya mengurangi rasa takut Wooyoung, " ingin mengatakan apa heumm ?? Mom janji tidak akan marah"

Wooyoung merasa lega mendengar hal itu, Wooyoung memutar kursi rodanya menghadap Yunho, Yunho segera berjongkok di hadapan Wooyoung dan menggenggam tangan kecil itu pelan. Wooyoung menutup matanya dan mengatur nafasnya, beberapa saat kemudian Wooyoung membuka matanya dan langsung menatap manik hitam legam Yunho.

The Dream (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang