Bab 77

860 134 25
                                    

The Dream
Yungi x Yeosang Ateez

.

.

.





Satu hari berlalu dan Yeosang masih tidak bisa memutuskan apapun, bila besok dia tidak memberikan jawaban apapun, entah apa yang akan terjadi. Yeosang tau Jongho mencintai ibunya, sama sepertinya yang tidak bisa hidup tanpa Yunho. Tapi, apakah adil bila dia bertaruh pada nyawa dan calon adiknya untuk seseorang yang dia cintai? Masalah ini sangat membebaninya dan mungkin beberapa orang menyadarinya seperti San yang sejak tadi menatap Yeosang yang tidak bersemangat latihan dengan heran. 

Seharusnya latihan hanya hari Minggu, sesuai perjanjian. Namun kemarin Yeosang meminta San melatihnya dengan dalih bahwa tugas minggu ini telah dia kerjakan. Meskipun dia tidak bohong, tetapi alasan yang mendasari permintaan itu adalah hal yang berbeda. Sejujurnya San telah menaruh curiga sejak kemarin, tetapi dia seperti biasa tidak mau ikut campur. 

"BERHENTI SEBENTAR TUAN MUDA SONG!" perintah San tiba-tiba yang membuat Yeosang terjatuh akibat terkejut. 

San segera mendekat berusaha menolong sang tuan muda, tapi Yeosang lebih dulu berdiri seakan tidak terjadi apa-apa. Melihat bagaimana Yeosang begitu ceroboh membuat San bertanya ada apa dengan si remaja.

"Anda baik-baik saja?" tanya San khawatir.

"Aku.....baik-baik saja Hyung. Maaf...."

San menghela nafas pelan,"Jika kau memang ada masalah, akan lebih baik kita tidak memulai latihan. Apa yang ku ajarkan akan percuma pada akhirnya."

Yeosang yang mendengar hanya bisa menunduk dalam. Dia pikir dengan berlatih pikirannya akan teralihkan, tapi nyatanya dia malah mengacaukan segalanya.

"Sebaiknya kita teruskan nanti saja, akan lebih baik jika kau menjernihkan pikiran lebih dulu. Oke?" San menepuk punggung Yeosang pelan dan mulai berjalan meninggalkan sang tuan muda. Beberapa langkah dan dia harus kembali berbalik ketika namanya di panggil.

"San Hyung ...." San berbalik dan bergumam pelan untuk menjawab panggilan itu, tanpa berbalik Yeosang bertanya pelan,"Jika kau dalam situasi di mana kau harus memilih di antara dua pilihan. Mana yang akan kau pilihan? Pilihan yang akan membuat mu egois dan mengorbankan orang lain, atau...... pilihan mengorbankan sesuatu yang berharga bagi mu untuk seseorang yang kau cintai?"

San diam sebentar, berusaha memahami situasi. Meskipun tidak jelas, namun San bisa menebak ini adalah hal yang menganggu remaja di depannya ini,"Kau tau, keduanya adalah hal yang sulit. Di satu sisi adalah sesuatu yang selalu ada untuk mu dan di sisi lain adalah setengah bagian dari diri mu. Keduanya sama-sama berharga. Jika bisa, aku ingin mencari jalan tengah untuk tidak mengorbankan keduanya. Itu sulit, aku tau. Hanya saja, terkadang, kita tidak punya pilihan yang terbaik. Yang harus kau lakukan adalah pikirkan baik-baik apa akibat yang akan kau dapat bila memilih salah satunya."

Yeosang menunduk dalam, dia tidak bisa memutuskan hal ini sendirian. Dan dia juga tidak bisa menceritakan hal ini pada siapapun,"aku mengerti, terima kasih latihannya."

Begitulah bagaimana Yeosang berlari masuk ke dalam meninggalkan San menatap si remaja dengan heran. Tidak biasanya anak itu bersikap demikian? Tapi apapun itu, San berharap tidak ada sesuatu yang jadi. Karena perasaanya tidak enak setelah mendengar perkataan Yeosang sebelumnya.

Meninggalkan San dengan pikirannya, Yeosang berlari masuk ke rumah. Tidak peduli dengan beberapa pelayan yang menyapanya dia hanya terus berjalan tanpa melihat ke kiri dan ke kanan. Sampai kemudian dia melewati kamar orang tuanya. Pintu kamar tidak tertutup rapat dan dia bisa mendengar kedua orang tuanya sedang berbicara.

The Dream (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang