The Dream
Yungi x Yeosang AteezSelamat membaca !!!
~~~~~
Yeosang dan Wooyoung berlari ke arah gedung yang ditunjukkan oleh Yeosang. Gedung itu hanya dua lantai. Dan kunci itu semua sama untuk membuka semua ruangan yang ada di gedung itu. Mereka ingin mengambil semua kunci karena takut, jika satu kunci jatuh ke tangan yang salah mereka bisa masuk kedalam. Apalagi mereka sudah bekerja sama.
Yeosang dan Wooyoung naik ke lantai atas dengan lift, entah mengapa mereka membuat lift di gedung yang hanya berisi dua lantai itu."Biarin aja orang kaya bingung mau buang uangnya kemana. Suka suka mereka lah. Uang-uang mereka juga kan" kalau kata Wooyoung sih gitu.
Mereka berdua masuk ke satu-satunya ruangan yang ada di lantai dua. Di dalam ada sebuah alat untuk membuat tato. Juga beberapa alat yang entah untuk apa. Mereka duduk di lantai padahal ada sofa empuk di sana. Katanya mereka tidak mau mengotori sofa yang putih bersih begitu jadi ya mending duduk di lantai saja. Suka-suka mereka aja lah ya :)
"Aku lapar " Wooyoung mengeluh lapar karena ini sudah malam. Mereka tadi hanya makan satu kali pemberian Haechan.
Yeosang berdiri dari duduknya. Mengitari ruangan siapa tahu ada makanan. Ternyata sejak tadi ada sebuah kulkas kecil di sudut ruangan. Yeosang mencoba membuka kulkas itu.
"Waaah uyong lihat ada makanan" Wooyoung segera berdiri menghampiri Yeosang yang masih takjub dengan isi kulkas kecil itu.
"Ini boleh di ambil nggak ya?? " Yeosang menggeleng pelan. Mereka saling pandang lalu tersenyum misterius.
"Tidak ada pemiliknya jadi kita bisa makan" kata Wooyoung dan Yeosang bersama-sama.
Mereka mengeluarkan semua isi dalam kulkas kecil itu. Banyak sekali makanan jadi beberapa makanan mereka sisakan untuk tiga Hyung yang lainnya. Yeosang memegang sosis siap makan di tangannya dan mulai berjalan ke arah alat aneh di ruangan itu.
"Ini alat apa sih ??"
"Entah. Tapi ini ada gambar telapak tangan. Buat ngecek apa tangan kita ada kumanya atau tidak kali ya ??" Yeosang menghentikan kunyahannya dan menatap Wooyoung aneh. Mana ada alat seperti itu pikir yeosang jengah.
"Kok mereka lama sekali sih ?? " Wooyoung menggerutu pelan sambil sesekali melihat apa susu pisang miliknya sudah habis atau belum.
"Ya sabar aja lah. Lokasi mereka kan jauh"
"Tapi...." "Ssstt uyong bicik" akhirnya Yeosang menjejalkan sisa sosis miliknya ke mulut Wooyoung karena kesal. Wooyoung yang mendapatkan perlakuan itu cemberut tapi juga mengunyah sosis itu pelan.
"Jahatnya ocang :((("
.
.
.
Sekarang sudah hampir tengah malam tapi Haechan, jaemin dan Jano belum datang juga. Wooyoung tidur dengan paha Yeosang sebagai bantal, Yeosang sendiri sudah memyender nyamanan pada tembok. Padahal Yeosang sudah berusaha untuk tetap terjaga tapi matanya tidak bisa di ajak kompromi.Harusnya tadi minum kopi sebelum kemari batin Yeosang kesal -_-
Brakkk~
Wooyoung dan Yeosang terlonjak kaget mendengar gebrakan pintu. Yeosang sudah siap mengeluarkan belati sebelum melihat tubuh Jeno di papah oleh Jaemin.
"Jeno Hyung kenapa??"
"Tidak apa dia hanya kelelahan saja." Haechan menjawab pelan.
Haechan mengeluarkan beberapa perban dan obat merah. Dengan telaten Haechan mengobati lengan Jeno yang terkena sabetan katana. Lukanya cukup dalam membuat Yeosang dan Wooyoung meringis pelan. Sepertinya Yeosang lupa pernah membuat leher Justin putus juga melukai perempuan sampai punggung nya luka cukup lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream (End)
RandomYeosang selalu bermimpi bisa memeluk sang ayah Song Mingi yang tidak pernah ia kenal sejak dia lahir, saat kesempatan itu datang Yeosang tidak mungkin mau melewatkannya bukan? Tapi jika dia ingin bertemu sang ayah dia juga harus rela berpisah dari i...