Lyria membuka matanya kepada kilatan cahaya. Dia harus menutup dan membuka kembali matanya berulang kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya.
Cahaya-cahaya itu datang dari para peri. Cahaya mereka terlihat berona kuning ringan saat fajar menyingsing. Mereka juga menyenandungkan nada ceria. Dan mata mereka berbinar ketika melihat Lyria sudah bangun.
"Selamat pagi untukmu juga," kata Lyria dengan suara serak. Peri membantunya bangun dari tempat tidur. Mereka membawa Lyria ke sebuah terowongan kecil di belakang cermin besar. Dia tidak akan mengetahui mengenai terowongan ini jika bukan karena para peri. Terowongan itu pendek dan di tengah jalan, dia sudah dapat mendengar suara percikan air. Ketika dia mencapai ujung terowongan, Lyria melihat sebuah kolam di tengah-tengah tempat terbuka. Air mengalir turun dari lubang di dinding batu di sisi lain membentuk sebuah air terjun kecil. Terdapat daun-daun teratai di kolam. Airnya sangat jernih sehingga Lyria juga dapat melihat ikan-ikan kecil berenang di dalamnya.
Dengan pikiran setengah grogi, Lyria menarik pita di bagian belakang gaunnya. Karena dia telah merobek gaun pengantin dan korsetnya, yang tersisa di tubuhnya hanyalah lapisan tipis gaun sutra. Para peri membantunya melepaskan pita-pita itu. Segera setelahnya, kain sutra jatuh ke lantai. Kulit susu putih Lyria menciptakan kontras besar dengan batu abu-abu di sekitarnya. Kemudian Lyria mencabut semua pin dan mutiara yang terselip di rambutnya. Para peri juga turut membantunya dengan ini.
Ketika rambut cokelat tuanya sudah tergerai bebas hingga panggul, Lyria berterima kasih kepada para peri. Meskipun diculik, dia menemukan bahwa dia diperlakukan dengan manis oleh para peri.
Lyria mencelupkan satu kaki di kolam. Anehnya, air itu hangat. Ketika dia akhirnya menenggelamkan diri sepenuhnya di dalam air, dia melihat beberapa peri dengan ekor duyung–Lyria memutuskan akan memanggil mereka peri duyung–berenang ke arahnya dengan cahaya oranye di tubuh mereka. Lyria sadar bahwa para peri duyung telah menghangatkan air untuknya.
Salah satu peri duyung, dengan ekor berwarna merah, berenang sangat dekat dengan Lyria. Peri itu menatap Lyra dengan penuh harap. Lyria langsung tahu apa yang diinginkan peri itu.
"Ya, kau bisa menyentuhku."
Peri duyung yang berwarna merah meraih jemari Lyria. Ia memancarkan cahaya bernada hangat saat menyentuh kulit Lyria. Kemudian ia mulai menyenandungkan melodi. Tiba-tiba, peri duyung lainnya meraih setiap bagian lain dari kulit Lyria yang terbuka.
"Hei hei ...."
Rasanya sangat menggelitik karena mereka juga menyentuh dekat dengan bagian pribadi Lyria.
"Ah ... jangan di sana...."
Terlepas dari protesnya, para peri terus menyentuh hampir setiap bagian tubuhnya. Dia bahkan harus memukul beberapa peri dari pahanya secara perlahan.
"Hei...," Lyria menghela nafas.
Setiap peri duyung yang menyentuhnya memancarkan cahaya hangat yang sama dan mulai menyenandungkan melodi yang sama pula. Lyria harus mengakui bahwa lagu itu indah.
Setelah beberapa saat, Lyria menduga bahwa para peri puas menyentuhnya. Mereka menarik diri dari Lyria. Tapi beberapa peri duyung malah kembali membawa tanaman yang dapat digunakan sebagai sabun. Sebelum Lyria dapat mengambil tanaman itu dari mereka, mereka sudah menggosok tanaman itu di seluruh kulit Lyria. Peri bersayap juga membantu mencuci rambut Lyria. Mereka mengurai simpul-simpul yang terbentuk di kulit kepala Lyria dan mencoba melerai rambut cokelatnya yang berantakan.
Sejujurnya, Lyria merasa seperti kembali ke Tollyria. Sebagai seorang putri, dia selalu dimandikan oleh orang lain. Dayang-dayangnya akan menggosok kulitnya dengan lembut dan menyisir rambutnya dengan rajin. Namun, di Voltaire, dia hanya memiliki satu pelayan untuk membantunya dengan kebutuhan sehari-hari. Para dayang lainnya... tertinggal di Tollyria.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dawnless Saga
FantasyEmpat gadis terperangkap dalam kegelapan mereka masing-masing ketika iblis datang ke dunia. Satu adalah seorang Tuan Putri yang gagal, yang lemah, yang tidak bisa memimpin rakyatnya. Satu adalah seorang Pembunuh Merah dengan kecantikan luar bia...