Ep 44: Hari-Hari Buruk pt. 1

454 121 1
                                    


Hari-hari setelah itu menjadi mengerikan. Semua dua puluh delapan warga Tollyria diseret dari rumah Marquis di siang hari bolong. Pria, wanita, anak-anak. Sementara warga Voltaire hanya dapat menatap di jalan. 

Kebanyakan warga Voltaire hanya diam. Namun beberapa orang akan mencibir mereka dengan mengatakan hal-hal seperti: "'Ini adalah apa yang pantas kalian dapatkan karena Tuan Putri kalian memberikan kemurniannya kepada binatang buas!" 

Salah satu orang Tollyria, seorang pemuda bernama Castro, membentak orang yang mengeluarkan kata-kata yang menghina Lyria. "Putri diculik!! Itu semua salah Duk–" 

Castro segera dilempar ke tanah oleh beberapa kesatria Duke Frelie. Namun mereka tidak berhenti di situ. Renfold memberi mereka anggukan dan mereka mulai memukuli Castro di depan semua orang. Tiga kesatria memukuli seorang pemuda. Anak itu, Castro, merintih kesakitan. Tidak mungkin dia bisa mengalahkan tiga kesatria bersenjata lengkap pada saat yang sama.

Beberapa warga Tollyria mencoba membebaskan diri dari para kesatria yang memegang mereka untuk membantu Castro. "Berhenti! Anda tidak perlu memukulinya!" kata Mika, pembuat roti dari Tollyria. 

Renfold mendecakkan lidahnya. Dia mengangkat suaranya sehingga semua orang bisa mendengarnya di jalan. "Tentu saja kita harus memukulinya karena mengatakan omong kosong!" 

Raon ingin segera membantu Castro tetapi kedua tangan dan kakinya dirantai. Tidak hanya itu, kesatria yang memegang lengannya ada dua orang. Dan penglihatannya sudah kabur dari serangan sebelumnya oleh Renfold. Tetapi ketika dia melihat tubuh Castro sudah lemas, dia berteriak, "Berhenti! Tidak bisakah kamu melihat anak malang itu sudah berhenti bergerak??"

Para kesatria tidak berhenti.

"Renfold, hentikan mereka seketika ini!" Raon berteriak kepada pemimpin para kesatria. Raon mencoba melepaskan diri dari para penjaga yang memegang lengannya tetapi tidak berhasil. Para kesatria terus memukuli Castro. "Kamu akan membunuhnya!" dia berteriak lagi. 

Seorang kesatria menendang leher anak itu dan suara patah terdengar keras dan jelas. Castro mengeluarkan suara tersedak kemudian tubuh pemuda itu terbaring tak bergerak di tanah. Matanya menatap Raon. Mata itu menjadi kosong.

Para kesatria hanya menghentikan serangan mereka terhadap tubuh Castro setelah anak itu tidak bergerak sedikitpun, bahkan tidak bernapas. Amarah menyelimuti Raon. Dia menggunakan semua kekuatannya untuk menyeruduk satu kesatria yang memegangnya dengan kepala. Kemudian Raon memutar tubuhnya untuk keluar dari cengkeraman kesatria lainnya. Dia hanya memiliki satu detik untuk melakukan hal yang tak terduga sehingga dia menggunakan kesempatan untuk menyerbu Renfold. Karena kakinya dirantai, dia melompat dan menggunakan tubuhnya untuk menjatuhkan Renfold. Ketika Renfold berada di bawahnya, Raon mengangkat lengannya yang dirantai dan hendak mengayunkan kedua tinjunya ke bawah. Namun para kesatria segera menyusulnya. 

Tinjunya tergantung di udara dan dalam hitungan detik, Raon terlempar ke lantai di sebelah Renfold. Wajahnya bertemu dengan kerikil kasar di jalan dengan keras. Dia merasa hidungnya patah untuk kedua kalinya. Raon mengerang kesakitan. Penglihatannya mulai semakin kabur. Bintik-bintik hitam telah mengerumuni penglihatannya.

"Sebanyak aku ingin membunuhmu di depan umum sekarang," kata Renfold, "Duke Frelie ingin kamu dibawa hidup-hidup. Anggap dirimu beruntung." 

Kemudian kegelapan menyusul kesadaran Raon.

...

Raon terbangun dengan suara teriakan. Bukan hanya satu, tetapi banyak pada saat yang sama. Kepalanya terasa seperti dicubit berulang kali. Seluruh tubuhnya terasa seperti berdarah. Terutama tulang rusuknya. Dia tahu bahwa beberapa tulang rusuknya patah ketika para kesatria menjatuhkannya. 

The Dawnless SagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang