Raon telah duduk di sebuah gua kecil di hutan selama hampir satu hari. Semakin dia memikirkan situasinya, semakin bingung dia. Satu pikiran, terutama, mengganggunya sangat.
Makhluk-makhluk itu berbicara!
Dia tidak menyadari betapa anehnya itu sebelumnya, tetapi dia telah berbicara dengan seekor naga... ya... lebih tepatnya, dia membuat marah naga itu. Dan cara naga itu berbicara tentang Lyria seolah-olah dia peduli pada Lyria.
Raon tidak suka itu sedikit pun.
Dia membenci itu.
Apakah Lyria juga peduli padanya?
Raon menggelengkan kepalanya. Itu adalah sebuah pertanyaan yang absurd.
Bagaimana mungkin tuan putrinya dapat peduli pada naga jahat yang telah menculiknya? Di atas segalanya, tuan putrinya tidak mungkin dapat jatuh cinta pada seekor binatang buas.
Kesatria Tollyria itu menatap mulut gua di mana dua makhluk menjaga. Seekor harimau besar dan seekor makhluk yang tampak seperti kadal.
Raon mencoba melarikan diri beberapa kali sebelumnya. Namun bagaimanapun dia mencoba, dia tidak bisa berlari lebih cepat dari para makhluk itu. Pendengaran dan penciuman mereka jauh lebih sensitif daripada manusia. Raon bahkan telah mematahkan hidungnya tiga kali dan melukai pergelangan kakinya dalam upaya sia-sia untuk berlari. Selain itu, bahunya terkilir ketika salah satu makhluk menjegalnya ke tanah di tengah pelariannya. Seluruh tubuhnya sakit, darah masih mengalir keluar dari hidungnya dan bekas luka ada di sekujur tubuhnya.
Hari sudah menjadi gelap kembali. Perutnya yang lapar akhirnya mengalah dan dia mengambil nampan makanan di lantai gua. Hanya ada buah-buahan, tetapi itu seharusnya cukup.
Dia mengarahkan pikirannya untuk memikirkan rute pelarian lain. Raon berpikir untuk berpura-pura mati atau mungkin berbohong ingin kencing di hutan. Namun skema apa pun yang menetas di kepalanya, dia tidak akan bisa melewati kecepatan dan kekuatan para makhluk itu. Terutama, dalam keadaan terluka. Harimau besar, yang disebut naga itu sebagai Jengah, bisa berlari secepat angin. Sementara makhluk mirip kadal yang didengar Raon disebut Petrus memiliki penglihatan malam yang sangat tajam.
Singkatnya, dia tidak akan memiliki kesempatan untuk melarikan diri di malam hari. Satu-satunya harapan untuk Raon adalah di pagi hari. Ketika kedua makhluk itu akan berganti shift jaga dengan yang lain. Dia akan memiliki beberapa detik untuk melarikan diri.
Namun saat dia sedang merencanakan waktu pelariannya, ternyata dia tidak harus melalui semua kerumitan itu.
Raon mendengar erangan keras terlebih dahulu. Dia segera melihat ke mulut gua untuk melihat kedua penjaganya diserang oleh sulur-sulur hitam. Tangan-tangan bayangan berputar di sekujur tubuh makhluk itu dan mencekik leher mereka. Dalam beberapa menit makhluk-makhluk itu berhenti berjuang melawan kekuatan gelap dan menjadi tidak sadarkan diri.
Hutan menjadi sunyi dan senyap.
Entah bagaimana Raon merasakan sensasi yang akrab dengan sulur-sulur hitam itu. Seolah-olah dia pernah bertemu dengan mereka sebelumnya.
Dia pikir suluran hitam itu akan meraih Raon berikutnya, tetapi sulur hitam itu justru meledak menjadi bintik-bintik debu hitam di udara dan membentuk seekor gagak hitam. Gagak itu memiringkan kepalanya ke Raon, meminta Raon untuk mengikutinya.
Kesatria Tollyria itu melangkah keluar dari gua dengan enggan. Dia menendang kedua makhluk penjaganya beberapa kali.
Mereka sudah mati.
Memutuskan bahwa menemukan tuan putrinya adalah prioritas, Raon akhirnya mengikuti gagak hitam pembunuh di depannya.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dawnless Saga
FantasiEmpat gadis terperangkap dalam kegelapan mereka masing-masing ketika iblis datang ke dunia. Satu adalah seorang Tuan Putri yang gagal, yang lemah, yang tidak bisa memimpin rakyatnya. Satu adalah seorang Pembunuh Merah dengan kecantikan luar bia...