Di tempat di mana orang tidak pernah melihat, seekor makhluk merayap perlahan di bawah pintu. Makhluk itu meregangkan tubuhnya sedikit agar sesuai dengan celah yang kecil. Tanpa kesulitan, si makhluk telah tiba di ujung lain ruangan kemudian menunggu dengan tenang. Ia menggoyangkan antena sensitifnya untuk merasakan perubahan suhu apa pun. Ketika memutuskan bahwa situasi aman, bahwa tidak ada yang akan menerobos pintu sewaktu-waktu, ia merangkak ke depan cermin.
Kemudian, dalam sekejap mata, bintik-bintik debu merah mulai mengelilinginya. Tubuhnya memanjang dan membentang di luar hukum alam. Tubuhnya segera berubah menjadi gumpalan merah besar di depan cermin. Sampai akhirnya ia mencapai ketinggian manusia.
Scarlett terkadang suka membayangkan suara tulangnya retak setiap kali dia melihat dirinya berubah.
Misalnya, saat kepalanya terbentuk. RETAK.
Saat tulang punggungnya tumbuh. RETAK.
Dan ketika jari-jarinya muncul satu per satu. RETAK. RETAK. RETAK.
Pada kenyataannya, tidak ada suara apa pun yang terdengar ketika dia berubah bentuk. Dan perubahan itu terjadi dalam sedetik sehingga tidak ada yang benar-benar akan memperhatikan benjolan atau awan debu di antara perubahannya.
Namun karena Scarlett telah mengamati dirinya sendiri selama bertahun-tahun, matanya bisa melihat setiap hal yang dialami tubuhnya.
Awan debu berwarna merah tumbuh besar saat tubuhnya tumbuh. Dan segera kedua bola mata berwarna hijau muncul. Kemudian hidung dan mulutnya. Tak lama kemudian, dia sudah menatap dirinya yang telanjang. Debu merah pun menghilang. Suara patah tulang di kepalanya hilang. Yang tersisa adalah seorang gadis pucat yang balas menatapnya dari cermin.
Tiba-tiba, suatu dorongan terasa naik ke tenggorokannya. Jadi, dia dengan cepat pergi ke kamar mandi di dalam kamarnya. Ketergesaannya membuat Scarlett tersandung ketika berjalan. Ia berhasil meraih wastafel dengan cepat sebelum akhirnya mengeluarkan makan malam terakhirnya. Setelah muntah, Scarlett merasa benar-benar kosong di dalam.
Tunggu. Mungkin bukan perutku yang terasa kosong ... tapi hatiku. Ha!
Scarlett membuka keran untuk membiarkan air mengalirkan makan malamnya kemarin. Dia kemudian mencuci mulutnya untuk membilas rasa busuk. Lalu dia membasuh wajahnya.
Untuk kedua kalinya, dia melihat dirinya sendiri. Kali ini dari di cermin kecil di atas wastafel. Ada lipatan yang dalam di bawah mata zamrudnya. Pipinya tampak sedikit kurus –setidaknya baginya.
Yah, dia telah berlari sepanjang malam. Jadi mungkin dia lelah.
Setelah mengetahui tentang pasangannya –Tidak.
Scarlett tidak akan menggunakan kata itu.
Setelah mengetahui tentang pria yang dipilih Dewi Bulan tanpa pikir panjang –Scarlett pikir waktu itu Sang Dewi mabuk– Scarlett berlari dalam bentuk serigalanya. Dia berlari keluar kota dan melalui pasir gurun Kumbai. Dia berlari sampai kakinya terasa seperti menyerah. Sampai dia bahkan tidak bisa berdiri dengan benar lagi. Kemudian dia pingsan di tengah gurun.
Scarlett ingat melihat bulan di langit. Hampir bulan purnama yang sempurna, disertai dengan banyak bintang kecil. Dia menatap bulan untuk waktu yang lama. Sebelum akhirnya dia mengangkat dua tangannya dan memberikan dua jari tengah besar ke objek langit yang sakral itu.
Padahal Scarlett bukanlah orang yang taat dan percaya penuh pada Dewi Bulan. Sejak kehancuran klannya, dia memohon kepada Dewi Bulan untuk menyelamatkannya dari kesulitan lebih lanjut. Berpikir tentang hari-hari dia biasa berdoa kepada Dewi yang tidak ada, dia melihat dengan keras ke wastafel. Ketika matanya kembali menatap bayangannya sendiri, ada kemarahan di dalamnya.
Sang Dewi tidak pernah ada. Dia tidak nyata.
Jika ya, maka dia hanyalah putri manja lain yang tidak pernah repot-repot membantu mereka yang membutuhkan. Seorang Dewi yang puas dengan memiliki orang-orang yang percaya padanya tetapi tidak berpikir dia harus bekerja untuk mempertahankan kepercayaan itu.
Scarlett meludah ke wastafel.
Dewi itu bisa pergi ke neraka! Dia seharusnya mengunjungi Tollyria dan melihat sendiri bagaimana neraka itu.
Bagaimana dengan Mate kita? sebuah suara bergema di benaknya.
"Dia bukan Mate–ku," Scarlett mengertakkan giginya kuat.
Mate adalah bukti bahwa Dewi Bulan itu nyata, kata suara itu lagi, Jika tidak, bagaimana seseorang bisa merasakan ketertarikan instan itu? Ini adalah desain agung Dewi Bulan–
Sebelum serigala di dalam diri Scarlett dapat menyelesaikan kalimatnya, Scarlett menggeram. "Terus? Hanya karena Dewi yang tidak pernah repot-repot muncul di kesusahan kita memutuskan untuk bermain-main dengan kita dengan... dengan lelucon yang sakit ini... kita harus membuang segalanya dan menjadi seorang gadis yang membabi buta dalam cinta?"
Suara Scarlett telah meninggi tanpa dia sadari. Pada kata-kata terakhir, dia benar-benar berteriak pada serigalanya sendiri.
Tidak masuk akal.
Bagaimana Scarlett dapat membuang semua amarah... dan kebencian, dan luka yang telah bertahun-tahun ia bawa hanya demi 'cinta sejati'?
Bagaimana Scarlett bisa membenarkan semua yang telah dia lalui hanya untuk menerima pria yang dipilih Dewi Bulan untuknya?
"Dewi Bulan adalah orang bego," gumam Scarlett. Suaranya menjadi serak setelah teriakan terakhir.
Apakah Scarlett hanya akan menerima kehendak seorang dewi yang dia yakini tidak lagi nyata?
Sebelum serigalanya bisa menjawab, pintu kamarnya dibuka dengan paksa. Tanpa melihat, Scarlett sudah tahu siapa itu. Dia telah kembali tanpa berhasil dalam sebuah misi. Selama ini, dia memiliki reputasi bahwa dia tidak pernah melewatkan satu target pun. Semua pembunuh dan orang-orang yang menceritakan kisahnya di pub tercengang oleh catatan bersihnya.
Jika Scarlett bisa jujur, dia berusaha keras untuk memiliki reputasi itu. Karena dia hanya malas ... untuk menjalani hukuman.
Ya, setiap misi yang gagal harus dibayar dengan hukuman yang diberikan oleh satu-satunya Fig Sang Penghukum. Pria kerdil itu benar-benar disewa oleh serikat untuk satu tujuan itu. Untuk memberi setiap pembunuh dan pencuri di serikat insentif untuk selalu berhasil dalam misi.
Percayalah, Fig menerima pekerjaan itu bukan karena dia peduli dengan serikat. Tidak. Dia menerima pekerjaan itu karena dapat memberinya sensasi menjijikkan tanpa harus melakukan kegiatan ilegal di kota.
Di mana lagi dia bisa mendapatkan daftar orang untuk 'dihukum'?
"Biarkan aku berpakaian dulu, Fig," Scarlett akhirnya berkata, "Aku akan segera mengikutimu."
Meskipun Scarlett tidak melihat, dia yakin kurcaci itu memiliki senyum yang memuakkan.
Senyuman yang menjanjikan rasa sakit.
Inilah kenapa Scarlett sangat malas untuk gagal dalam misinya.
Andaikan saajaa dia bisa memantapkan hatinya dan menghunuskan pisau itu ke dada Mate-nya beberapa jam yang lalu.
–Bersambung–
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dawnless Saga
FantasyEmpat gadis terperangkap dalam kegelapan mereka masing-masing ketika iblis datang ke dunia. Satu adalah seorang Tuan Putri yang gagal, yang lemah, yang tidak bisa memimpin rakyatnya. Satu adalah seorang Pembunuh Merah dengan kecantikan luar bia...