Arkan berkedip sekali.
Tidak. Ini tidak mungkin terjadi.
Berkedip dua kali.
Ini tidak nyata. Tidak mungkin.
Hanya ada keheningan saat Arkan melihat Lyria terjatuh. Dia bahkan tidak menyadari ketika dia menggerakkan tubuhnya. Melupakan luka yang dia miliki, melupakan tali yang menariknya ke bawah... dia hanya merasakan keinginan kuat untuk bergerak.
Arkan harus menangkapnya.
Arkan harus meraih Lyria dan mengatakan kepadanya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bahwa rakyat mereka akan diselamatkan, bahwa mereka berdua dapat bersama. Bahwa mereka akhirnya bisa hidup damai bersama dan mencinta dengan bebas.
Dia harus...
Tubuhnya berdiri dalam sekejap dan meluncur ke arah gadis itu. Para kesatria yang menarik tali bukanlah tandingannya. Mereka kehilangan pegangan mereka dan terseret di lantai. Arkan menyeret tali dan para kesatria bersamanya. Lebih banyak darah mengalir keluar dari tubuhnya.
Dia tidak peduli.
Hanya ada satu hal dalam pikirannya.
Dia harus meraih Lyria.
Arkan hanya satu inci dari Lyria ketika sesuatu menariknya kembali, rantai hitam telah terwujud di leher, kaki, dan bahkan sayapnya. Rantai itu mencegah Arkan dari bergerak maju.
Arkan bahkan tidak peduli untuk memahami dari mana rantai itu berasal, dia terus berusaha untuk bergerak maju. Namun rantai itu membuat Arkan tetap di tempatnya.
Hanya satu inci jauhnya.
Arkan gagal menangkap Lyria.
Lalu Arkan mendengar suara dentuman paling keras yang pernah dia dengar dalam hidupnya. Raja Voltaire itu berhenti bergerak.
Ini tidak nyata.
Arkan mencoba meregangkan lehernya untuk mencapai Lyria dengan moncongnya.
Tetap saja. Dia tidak bisa meraih Lyria.
Tidak.
Hanya beberapa jam yang lalu, mereka terbang di atas Voltaire. Lyria begitu ceria, dia tertawa dan Arkan senang melihatnya. Itu adalah masa yang indah. Masa indah. Itu...
"Lyria ...?" Arkan memanggil dengan suara tercekat.
Ini pasti mimpi, kan?
Arkan sempat berpikir dia akan bangun dan menemukan Lyria terbaring di sebelahnya. Seperti yang Lyria biasa lakukan belakangan. Dan ketika Arkan bangun, dia akan berpura-pura masih tertidur. Karena hanya dengan begitu Lyria akan membelai lehernya. Arkan menyukai ketika Lyria melakukan itu.
TIDAK!
Air mata jatuh lebih dulu sebelum dia mengaumkan nama gadis di depannya. Namun gadis itu berbaring diam, tidak bergerak. Matanya tertutup.
Dia hanya tertidur, kan?
Namun cairan merah yang mengalir keluar dari tubuhnya tidak berhenti. Cairan itu berkumpul di bawah tubuh kecil Lyria. Gaunnya yang berwarna krem kini berwarna merah. Dan sumber dari cairan merah itu berpusat di dadanya, di mana pedang masih bersarang menembus jantungnya. Tempat di mana hati Arkan bersarang pula.
Arkan berkedip untuk ketiga kalinya dan saat itulah rasa sakit yang begitu tajam menendang dalam dadanya. Begitu tajam dan cepat. Rasa sakit itu datang tanpa diundang dan menghantamnya jauh ke dalam tulang. Arkan meraung ke langit karena rasa sakit tiada tara. Api keluar dari mulutnya dan dengan mudah dia menghanguskan langit-langit kastil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dawnless Saga
FantasyEmpat gadis terperangkap dalam kegelapan mereka masing-masing ketika iblis datang ke dunia. Satu adalah seorang Tuan Putri yang gagal, yang lemah, yang tidak bisa memimpin rakyatnya. Satu adalah seorang Pembunuh Merah dengan kecantikan luar bia...