Ep 53: Kematian Kekasih (1)

416 127 12
                                    


"Jadi, apa pilihanmu, Putri?" Duke Frelie sepertinya mendapatkan kepercayaan dirinya kembali. "Rakyatmu atau kekasihmu?" 

Lyria menggelengkan kepalanya. Mulutnya menggumamkan kata-kata yang tak jelas karena tercampur air mata. "R– rakyatku berada di luar... Kau tidak dapat membunuh mereka di antara rakyat Voltaire. Itu hanya akan menurunkan citra publik mu–" 

Tiba-tiba bayangan hitam melesat dari lantai dan melingkari leher Lyria. Sulur bayangan itu menyempitkan jalan napas Lyria, membuat gadis itu mengeluarkan suara tersedak. Lyria mulai melihat kunang-kunang di penglihatannya. Dia melihat Arkan mencoba menarik sulur bayangan yang menahan lehernya. Namun para kesatria menembakkan lebih banyak anak panah ke tubuh Arkan. Kemudian para kesatria itu menarik tubuh Arkan ke lantai kembali.

"Lyria!" 

Ketika penglihatan Lyria menjadi gelap, bayangan itu melepaskan lehernya. Lyria mengambil napas begitu dalam dan terbatuk. 

"Aku bisa membunuh rakyatmu begitu saja, Putri. Bayanganku tersembunyi di bawah semua orang, Tollyria maupun Voltaire, dan mematikan," kata penyihir. 

Tangan Lyria gemetar lebih hebat saat dia melihat bahwa pisau hitam itu masih berada di bawah telapak tangannya. Air mata jatuh ke punggung tangannya. 

Duke Frelie, di sisi lain, tampak menikmati pemandangan yang di depannya. Dia menertawakan keadaan Lyria dan Arkan dengan sepenuh hati. Sera memutar matanya terhadap Duke. 

"Sudah kubilang aku tidak punya masalah denganmu, Putri," kata Sera tiba-tiba. "Jadi, aku akan memberimu suatu keuntungan. Karena cintamu pada Emir belum dianggap cukup layak untuk mematahkan kutukan—" 

"Kutukan itu tidak nyata sejak awal! Itu semua hanya permainanmu yang gila!" Lyria memandang penyihir dengan tatapan menusuk. Dan untuk pertama kalinya, Sera berhenti memandang Lyria dengan tatapan jenaka.

"Aku bisa memastikan, kutukan itu nyata. Sihir adalah fenomena memberi dan menerima. Kutukan hanya dapat ditetapkan jika aku juga memberi persyaratan untuk mematahkannya. Setelah ditetapkan, alam akan menjadi hakim." Mata Sera menggelap. "Jadi, jangan salahkan aku ketika cintamu tidak cukup kuat."

"Tapi aku akan memberimu kesempatan kedua. Aku bisa menulis ulang kutukan itu." Awan hitam penuh debu dengan bintik-bintik emas di antaranya mulai mengerumuni ruangan, kemudian mengelilingi semua orang di ruangan itu.

"Hanya kematian seorang kekasih dengan pisau ini yang akan mematahkan kutukan ini sekali dan untuk selamanya." Matanya yang gelap seakan bersinar. Kemudian awan debu mereda. Senyum kecil terpancar di bibir Sera. "Sekarang, bukankah ini lebih mudah? Kamu tidak perlu frustrasi untuk membuktikan cinta abadimu kepada Arkan. Kamu hanya perlu membunuh kekasihmu dan kamu dapat menyelamatkan rakyatmy dan rakyatnya." 

"Apa?" Duke Frelie bertanya dengan kaget. 

Sera mengabaikan duke yang gelisah. "Setelah kutukan itu patah, rakyat Voltaire di Hutan Dalam Gelap akan beralih menjadi manusia kembali. Mereka dapat membantumu menyelamatkan Tollyria."

"Tidak! Aku tidak akan membiarkan itu!" Duke Frelie melangkah menghadap penyihir, tapi Sera kembali mengirim Duke ke udara dengan satu jentikan jari. Pantat Duke mendarat di lantai yang keras di tepi kegelapan yang menganga. "Apakah aku meminta pendapatmu?" Sera menatap mengancam kepada Duke yang sedang merintih kesakitan. 

"Nah, ambil waktu sebanyak yang kamu mau untuk memutuskan, Putri. Tapi jangan lama-lama." 

Lyria memaksa kakinya untuk mencapai Arkan. Tangannya yang masih gemetar menyentuh wajah Arkan. Dia tidak bisa menghentikan air mata jatuh.

The Dawnless SagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang