Ep 32: Melangkah Dalam Gelap

329 90 4
                                    


Scarlett membuka matanya untuk melihat sepasang mata abu-abu. Intensitas pandangan Trey membuat Scarlett sedikit tersentak. Ia belum merasa nyaman dilihat begitu ... dalam.

"Trey," bisik Scarlett. Gadis itu menarik diri, berusaha menjauh dari intensitas tatapan Trey yang seakaan membakarnya.

Scarlett berdiri dari tempat tidur. Dia menatap pakaiannya dan menghela nafas. Merasakan seseorang mengawasinya, dia menatap Trey, yang setengah duduk di kasur. Setengah dari tubuhnya ditutupi selimut. Ekspresi geli berkilauan di mata pria itu. Kemudian dia berguling dari tempat tidur, tubuhnya yang sempurna membelakangi Scarlett. 

Entah sengaja atau tidak, otot-otot punggung Trey berkontraksi begitu indah. Dia mengenakan tunik yang telah disiapkan Mor di samping tempat tidur. Lalu ia memakai sepatu.

"Aku akan memanggil anak-anak," kata Trey.

"Hah?"

Trey mulai berjalan menuju pembukaan tenda. "Kita sudah tinggal di oasis selama dua hari sekarang. Kita perlu mencari tahu ke mana harus pergi dan mendapatkan permata sakral yang tersisa sebelum Javier." 

Kemudian dia berhenti untuk menoleh pada Scarlett, "Kau ... ikut dengan kami, kan?" 

Mata Trey tampak seperti anak anjing yang sedang memohon, menggelitik hati Scarlett dengan cara yang manis. 

"Untuk saat ini," kata Scarlett. "Lagipula aku tidak punya tempat lain untuk pergi." 

Trey mengangguk. Dia membuka tutup tenda dan memanggil nama Ryan dan Mor. Kemudian dia berjalan ke meja di depan tempat tidur, tempat di mana peta benua telah ditata. Segera, Ryan dan Mor masuk ke tenda dengan Mor membawa keranjang. 

Scarlett mengendus udara dan menyukai bau yang muncul ketika Mor datang. Dia mengintip ke dalam keranjang dengan air liur mengalir dari mulutnya. Ada potongan daging asap. 

Scarlett meraih satu tetapi kemudian berhenti. Ia memandang Trey, meminta izinnya karena makanan itu dibawa oleh Omega milik Trey. Makanan itu sejatinya milik Trey. 

Ketika Trey mengangguk, Scarlett mengambil satu strip besar dan dengan cepat mengunyah daging itu. 

"Pelan-pelan saja," Trey terkekeh. Tapi Scarlett tidak peduli. Dia belum makan dengan benar dalam dua hari! 

Setiap pria mengambil satu potong daging juga sembari melihat peta di depan mereka. 

"Aldos mengirim pesan lagi," kata Ryan, "Ada gerakan yang terlihat menuju Kota Surga." 

"Kota Surga?" Scarlett baru saja menyelesaikan satu strip daging dan meraih satu lagi. "Kota di balik gurun dan merupakan segala kebalikan dari Kota Mayat itu?"

"Iya," kata Ryan. Ia menunjuk ke suatu tempat di peta yang berada di tepi Gurun Kumbai, di mana terdapat kota yang dikelilingi dinding beton tebal.

Kota Surga, seperti namanya, adalah kota yang surgawi. Jika Gubernur Kaifu menimbun permata di brankasnya, di Kota Surga, permata dan harta karun dapat ditemukan di mana-mana. Patung, pohon, dan bahkan setiap rumah dihiasi dengan permata. Tetapi kota itu memiliki aturan ketat untuk tidak mencuri. 

Curi sekali, lengan Anda akan dipotong. 

Curi dua kali, mereka akan mengambil kedua kaki Anda.

Curi untuk ketiga kalinya ... tidak ada yang pernah selamat. 

Tidak peduli nilai permata itu, entah itu permata asli, setengah asli, atau bohongan. Hukumannya sama.

"Ini akan seperti menemukan jarum di tumpukan jerami," kata Scarlett, "Untuk menemukan permata di Kota Surga, maksudku."

The Dawnless SagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang