Setelah berganti dengan pakaian Mor di tendanya, Scarlett memasuki tenda Trey kembali. Dia melihat Ryan baru saja selesai mengobati Trey. "Bagaimana kabarnya?" tanyanya dari pembukaan tenda.
Dia melihat Trey tertidur, pertanda bahwa Grey akan mengambil alih proses penyembuhan sebentar lagi. Di kakinya, perban rapi berada.
"Dia baik-baik saja. Aku sudah selesai dengan jahitannya," kata Ryan.
Ryan mengambil satu tangan Trey dan meletakkannya di bahu untuk menopang Trey yang tertidur ke atas kasur. Dia kemudian menatap Scarlett. "Apakah kamu keberatan untuk membantu..."
Scarlett segera berjalan ke sisi lain Trey dan meraih lengan yang lain. Mereka setengah membawa Trey ke tempat tidur. Scarlett membuka selimut daan mereka menyelipkan tubuh Trey di bawahnya. Trey mendengus sedikit pada gerakan itu, tetapi begitu tubuhnya merasakan kenyamanan tempat tidur, Scarlett bisa merasakan napas Trey menjadi jauh lebih ringan. Dia meletakkan telapak tangannya di dahi Trey.
"Dia demam," gumam Scarlett.
"Itu khas serigala. Metabolisme kita yang sudah tinggi lebih meningkat lagi ketika serigala kita sedang menyembuhkan kita," jelas Ryan sambil meletakkan kaki Trey di tempat tidur.
"Oh."
"Kamu tidak tahu?"
Scarlett menghadapi Ryan. Dia bisa saja berbohong, tapi untuk apa?
"Aku tahu soal metabolisme kita yang lebih tinggi dari manusia biasa dan bahwa bila kita menggunakan sihir metabolisme berpengaruh. Tapi aku tidak tahu itu juga berpengaruh ketika penyembuhan."
Ryan memandang Scarlett dari ujung kepala sampai ujung kaki. Gadis itu mengenakan tunik putih dan celana khaki berwarna oker. Rambut merahnya tergerai ke pinggulnya seperti gelombang lautan merah. Dan matanya adalah warna zamrud yang dalam. Namun di luar penampilannya ... Ryan merasakan sesuatu yang lebih tentang dia.
Cara Scarlett berdiri dan mengambil sikapnya. Nyaman, tetapi juga siap. Cara dia tidak melihat ke bawah, juga tidak pernah gagap ketika berbicara dengan manusia serigala jantan. Ryan hanya pernah melihat beberapa manusia serigala betina bersikap seperti itu. Aura adalah salah satunya. Dia bertanya-tanya bagaimana rasanya bila mereka membawa Scarlett ke pack mereka, untuk membawa seorang Luna yang kuat ke dalam pack.
Beberapa pria akan merasa di-emaskulasi, pikirnya. Dan Ryan pikir pasti menyenangkan melihat itu.
"Scarlett," Ryan menegakkan punggungnya, menatap mata si gadis, "Kapan terakhir kali kamu bertemu dengan kawanan manusia serigala?"
"Aku telah melihat dan mengamati beberapa selama aku tinggal di Tollyria."
"Bagaimana dengan kebiasaan dan adat istiadat kita? Apakah kamu tahu apa pun soal itu?"
Scarlett memiringkan kepalanya. Seringai muncul di bibirnya. "Apakah ini wawancara, Beta?"
"Kamu bisa menganggapnya seperti itu, Calon Luna." Kali ini, Ryan juga balas menyeringai. Dia senang melihat Scarlett tidak mundur dari pertanyaannya. Scarlett bahkan mengangkat dagunya dan menunjukkan bahwa dia tidak mudah terintimidasi.
Ya, dia akan menjadi Luna yang galak bagi kawanan, pikir Ryan.
Tapi Luna harus menjadi orang yang dapat menenangkan kawanan, yang lembut di samping Alpha yang kuat.
Scarlett tidak lembut. Dia kasar. Menawan, tapi tetap kasar. Alih-alih menenangkan kawanan, dia dapat menjadi orang yang memulai pemberontakan.
Ryan menghela nafas. Dia selalu berpikir bahwa Trey akan memilih seseorang yang lebih ... bertanggung jawab. Setidaknya bukan seseorang dengan kekuatan besar seperti Scarlett yang tentunya akan menghancurkan dinamika kawanan mereka yang terbentuk dari hierarki.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dawnless Saga
FantasyEmpat gadis terperangkap dalam kegelapan mereka masing-masing ketika iblis datang ke dunia. Satu adalah seorang Tuan Putri yang gagal, yang lemah, yang tidak bisa memimpin rakyatnya. Satu adalah seorang Pembunuh Merah dengan kecantikan luar bia...