Dalam bentuk burung, Scarlett berani terbang serendah mungkin ke penginapan di mana bau Trey paling menonjol. Kali ini Scarlett bertekad akan membunuhnya. Dia terbang berputar-putar hanya beberapa meter di atas atap penginapan, mengetahui tanpa ragu bahwa Trey ada di dalam.
Ramuan yang diberikan oleh Pemilik Serikat ternyata sangatlah manjur. Meski Scarlett bertengger di bagian atas jendela kamar Trey, tidak ada pergerakan dari dalam kamar yang menandakan Trey atau anggota pack-nya mengendus aroma Scarlett. Ketika Scarlett puas bahwa tidak ada gerakan dari kamar Trey, dia meletakkan botol berisi ramuan penghilang baunya di atap dan terbang ke ambang jendela. Mengintip dari sudut jendela, dia melihat kamar tidur yang sama yang dia masuki sebelumnya.
Mara berkata, Dia bahkan tidak ada di kamar!
Aku mencium aromanya di penginapan ini, Scarlett berkata di dalam benaknya. Kau juga menciumnya, bukan? Dia mungkin sedang di ruangan lain. Jadi, beruntunglah kita.
Kau yang beruntung. Bukan kita, kata Mara.
Scarlett melihat Alphonse terikat dengan tali di kursi di sudut ruangan. Tepat di sebelah lemari dan pintu kamar mandi. Mulutnya telah disumpal dengan bola kain. Dia tampak lelah. Trey pasti telah menginterogasi pria itu sepanjang malam.
Scarlett membuka jendela dengan paruhnya dan membiarkan dirinya masuk, masih dalam bentuk burung. Alphonse tampak terjaga karena suara berderit dari kaca jendela. Pria itu memiringkan kepalanya ketika dia melihat seekor burung merah memasuki ruangan. Matanya bersinar karena penasaran. Jarang sekali melihat seekor burung dengan warna merah darah seutuhnya. Sejauh yang Scarlett tahu, tidak ada burung seperti dia. Memanfaatkan rasa penasaran Alphonse, Scarlett mengubah bentuknya dengan cepat di depan Alphonse kembali menjadi bentuk manusianya.
Rambut merah, mata zamrud.
Scarlett meraih salah satu kemeja Trey dan mengenakannya dengan santai untuk menutupi ketelanjangan dirinya. Berhati-hati dengan langkahnya agar manusia serigala lain di penginapan itu tidak menyadari keberadaannya. Tanpa diduga, ketika Alphonse melihat bentuk manusianya ... sorot mata pria itu tampak begitu lelah. Kalah. Sosoknya semakin merosot saat dia melihat Scarlett mendekatinya. Seolah-olah dia tahu Scarlett akan membunuhnya.
Hmm? Scarlett bingung dengan kepasrahan Alphonse.
Bahkan Scarlett tidak tahu apakah dia akan benar membunuh Alphonse atau tidak. Dia menarik sumpalan kain yang menutupi mulut Alphonse dengan paksa. "Kau mengenalku, bukan?" Mata Alphonse bergetar mendengar suara Scarlett. Merasa ada yang salah, Scarlett mengendus aroma tubuh Alphonse. Bau bakaran dan alkohol. Baunya cocok dengan seorang alkemis yang seringkali menggunakan zat beralkohol untuk membakar dan menetralkan spesimen. Bau yang tidak familiar untuk Scarlett.
Namun kata-kata Alphonse seakan mengutuk Scarlett, "Kamu terlihat persis seperti ibumu."
***
Dada Trey sempat tidak nyaman untuk beberapa saat. Seolah-olah tusukan kayu telah menembus kulitnya dalam-dalam dan dia tidak bisa mengeluarkannya, ia bahkan tidak tahu di mana tusukan kayu itu bersarang. Sesuatu terasa tidak beres, tetapi tidak ada rasa sakit.
"Ada apa?" tanya Ryan.
"Tidak apa-apa."
"Orang yang menjawab 'tidak apa-apa' biasanya berarti sebaliknya," Mor menimpali. "Tidak apa-apa artinya 'ada apa-apa.'"
Trey mengertakkan gigi. "Sudahkah kau menghubungi Aura?" Dia mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
"Ya. Dan dia kesal."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dawnless Saga
FantasyEmpat gadis terperangkap dalam kegelapan mereka masing-masing ketika iblis datang ke dunia. Satu adalah seorang Tuan Putri yang gagal, yang lemah, yang tidak bisa memimpin rakyatnya. Satu adalah seorang Pembunuh Merah dengan kecantikan luar bia...