Tenda dukun itu sangat ... seperti tenda dukun. Scarlett tidak punya cara lain untuk menggambarkannya. Dia bisa mencium aroma rempah-rempah, begitu lekat di udara. Ada juga bau asap hasil bakaran, dan mungkin, bau tikus mati juga.
Scarlett menganggap dukun itu aneh. Desa klan mereka memiliki banyak bangunan, terbuat dari kayu, dan tidak sedikit yang memiliki lebih dari tiga lantai serta terbuat dari pondasi kokoh. Namun dukun itu memilih tenda sebagai tempat untuk ditinggali.
Dari luar, tenda itu tampak mirip dengan tenda tempat Scarlett dan Trey tidur di oasis. Namun bagian dalamnya ... sangat berbeda.
Dukun itu tidak memiliki tempat tidur, hanya sebuah tumpukan jerami serta ranting-ranting lunak di satu sisi tenda. Di tengah tenda terdapat meja kecil dengan dua dupa yang terbakar di atas piring hitam kecil, kertas, dan kuas untuk menulis. Sementara di sudut kanan tenda, terdapat beberapa pot. Bau tikus mati datang dari sudut itu.
Aldos duduk di belakang meja kecil. Di depannya terhelai karpet bulu besar berwarna abu-abu. Trey duduk terlebih dulu, sebagai Alpha, diikuti oleh Ryan. Scarlett dan Mor duduk di belakang Ryan dan Trey. Namun Aldos berkata kepada Ryan, "Biarkan Putri duduk di hadapanku."
Ryan mengikuti permintaan itu dalam diam.
Aura masuk ke tenda tak lama. Ketika Scarlett bertemu dengan tatapannya, gadis itu seakan melempar belati dengan tatapannya.
Mara menggeram kepada Aura di dalam benak Scarlett.
Tahan, Mara, kata Scarlett, Kita tidak ingin membuat masalah.
Aku tidak menyukainya.
Aura menyikut Mor untuk memberinya tempat duduk di sebelah Ryan dan di belakang Trey. Melihat itu membuat Mara semakin menggeram. Karena tingkatannya hanya Omega, Mor mematuhi Aura yang adalah Beta-nya.
"Tuan Putri Scarlett," panggilan Aldos mengalihkan perhatian Scarlett kembali ke Si Dukun.
"Aku secara teknis bukan seorang tuan putri lagi," kata Scarlett dengan jujur.
Aldos menggeleng lembut. "Rakyatmu masih menghargaimu dengan martabat tertinggi."
Scarlett mendesah lemah. Dia tahu saat itu bahwa Si Dukun hanya memainkan tipu muslihat. Lidahnya terasa pahit tetapi dia harus mengatakan yang sebenarnya, "Lucu. Karena rakyatku semua telah dibakar habis."
Aldos menatap lurus ke arah Scarlett. Mata Si Dukun yang sudah berkabut karena katarak sepertinya menembus Scarlett lebih dalam dari orang lain. Tatapan itu sangat tidak nyaman bagi Scarlett.
"Tapi Anda menyelamatkan banyak orang saat itu," kata Aldos kembali.
"Salah. Hanya beberapa," Scarlett mengoreksi Aldos dengan suara berat. "Dan kini tidak ada yang tersisa."
"Benarkah?" Aldos mendecakkan lidahnya.
Scarlett tidak pernah menyukai siapa pun yang bertindak seolah-olah mereka telah mengetahui segalanya ketika mereka hanya mendengar desas-desus dan gosip. Terutama mengenai apa yang terjadi pada Tollyria hari itu.
"Aku tidak tahu gosip apa yang kau dengar—"
"Jangan bicara dengan Aldos dengan nada kurang ajar seperti itu!" Aura berteriak dari belakang. Manusia serigala betina itu menggeram keras pada Scarlett.
Mara sudah menggeram, siap untuk menaklukkan Aura bila diberi kesempatan oleh Scarlett. Namun Aldos mengangkat tangannya untuk menenangkan Aura. Scarlett melihat serigala betina itu duduk kembali mematuhi permintaan Si Dukun. Di sampingnya, Trey menjadi lebih kaku tetapi memutuskan untuk tetap diam sementara Aldos menenangkan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dawnless Saga
FantasyEmpat gadis terperangkap dalam kegelapan mereka masing-masing ketika iblis datang ke dunia. Satu adalah seorang Tuan Putri yang gagal, yang lemah, yang tidak bisa memimpin rakyatnya. Satu adalah seorang Pembunuh Merah dengan kecantikan luar bia...