"Kamu selalu berlari, Scarlett," kata suara itu, "Apakah kamu pernah mencoba berhenti sekali saja dan bertahan?"
Scarlett berkedip.
Ketika dia membuka matanya lagi, dia telah kembali kembali ke kastil yang pernah dia kenal. Dinding batu berdiri seperti megalit di sekelilingnya. Lilin dinyalakan di setiap sisi, menciptakan pencahayaan redup di seluruh lorong.
Dia baru saja melewati pintu besar menuju ruang makan. Ada perjamuan makan malam di dalam ruangan yang dipenuhi dengan tawa dan makanan enak, tetapi Scarlett tidak ingin bergabung.
Gadis itu sebenarnya mencoba kabur tanpa ada yang tahu. "Apakah kamu akan melaporkanku ke Rob?" mulut Scarlett bergerak meskipun dia tidak benar-benar melakukannya.
Ini adalah kenangan. Sebuah memori.
Ini adalah saat setelah Rob baru saja menemukannya dari rumah bordil di daerah pedesaan Tollyria. Rob tengah melihat Scarlett berubah bentuk menjadi elang, mencoba berlari menjauhi kliennya yang kasar. Namun sihir Scarlett tidak stabil sehingga dia kembali ke bentuk manusianya di udara dan jatuh ke tanah.
Scarlett sudah siap untuk menerima tinju dari pria kasar itu. Namun tidak ada yang terjadi padanya.
Rob menyelamatkannya dari pria itu.
Pada hari yang sama, Rob menjadikannya sebagai salah satu tuan putri Tollyria. Scarlett dimandikan, dirawat, dan diberi makanan. Malam itu, Rob bahkan membuat jamuan makan untuk menyambutnya.
Meskipun demikian, Scarlett merasa janggal berada di tempat yang glamor seperti kastil Tollyria. Dia merasa tidak pas berada di tempat yang hangat seperti itu.
"Tidak," kata suara itu lagi. Pemilik suara itu berambut perak; warna yang langka untuk manusia sehingga Scarlett menduga dia adalah seorang penyihir sejak pertama kali melihatnya. Dia adalah salah satu gadis lain yang diselamatkan Rob.
Sania adalah namanya. Gadis yang dingin seperti es dan hanya membuka mulut bila diperlukan saja. Tatapannya tajam seolah-olah tidak ada detail yang bisa lolos darinya. Postur tubuhnya selalu lurus dan benar. Sania membawa dirinya dengan bangga dan dia memiliki aura kepemimpinan yang kentara.
Mereka memanggilnya Penyihir Putih.
Scarlett mengira dia telah berhati-hati untuk menyelinap keluar dari ruangan. Namun ternyata, dia tidak bisa mengalahkan pengamatan tajam Sania.
"Kamu tahu, ketika kamu sedang terburu-buru, kamu cenderung melewatkan banyak hal," kata Sania.
Scarlett mengangkat alisnya, "Seperti apa?"
Sania melemparkan jubah tebal dan kantong kulit padanya, yang dicengkeram Scarlett dengan sempurna dengan refleksnya yang cepat. Kantong itu menciptakan suara dentingan saat tersangkut di telapak tangan Scarlett. Scarlett langsung tahu bahwa isinya adalah uang.
"Jubah supaya kau tetap hangat dan uang untuk ... semuanya," kata Sania.
Curiga, Scarlett mengangkat matanya ke arah Sania. Dia menatap gadis berambut putih itu dengan kental. "Karena kamu membantuku kabur, aku berasumsi kamu tidak benar-benar menginginkanku di sini?"
Sania berdecak. "Aku tidak peduli apa yang kamu pilih untuk lakukan, Scarlett," katanya, "Tapi aku tahu bagaimana rasanya merasa tidak pantas berada di tempat yang begitu baik."
Tatapan dingin Sania begitu menusuk tetapi Scarlett memutuskan bahwa dia akan mempercayai Sania.
"Sudah berapa lama kamu tinggal di sini?" tanyanya pada Sania.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dawnless Saga
FantasyEmpat gadis terperangkap dalam kegelapan mereka masing-masing ketika iblis datang ke dunia. Satu adalah seorang Tuan Putri yang gagal, yang lemah, yang tidak bisa memimpin rakyatnya. Satu adalah seorang Pembunuh Merah dengan kecantikan luar bia...