Big Bang (Prolog)

1.8K 75 9
                                    


Sesosok Mayat Ditemukan Mengapung di Sungai

Seorang Wanita Hamil Ditemukan Warga Mengambang di Sungai

Kronologi Penemuan Mayat yang Menggegerkan Warga

Tidak ada tanda-tanda pukulan benda tumpul pada tubuh korban

Polisi Memastikan bahwa Korban Berinisial M Bunuh Diri karena Depresi

Diduga Depresi karena Dihamili Pasangan, Seorang Siswi Memutuskan Mengakhiri Hidupnya

Polisi Menetapkan Kasus Penemuan Mayat di Sungai Sebagai Kasus Bunuh Diri

Keluarga Korban Sudah Ikhlas dan Meminta Media Berhenti Meliput

Ternyata M Bersekolah di Salah Satu SMA Elite di Jakarta

Pihak Sekolah Tutup Telinga Atas Apa yang Terjadi pada Murid Mereka

Kasus Siswi yang Bunuh Diri Berinisial M Bulan Agustus kemarin resmi ditutup



🌠🌠🌠





Layaknya Big Bang, satu titik kecil bisa berakibat fatal.

Pintu yang selama lima hari terus tertutup meski tak terkunci diketuk. Bagaimanapun juga, seorang pria yang memegang satu nampan berisi makanan dan minuman tidak ingin mengejutkan anaknya di dalam.

Keadaan di dalam masih seperti empat hari sebelumnya. Tidak ada barang yang berpindah tempat selain selimut atau bantal. Dengan satu anak manusia di tengah-tengah. Berekspresi kosong. Dua kakinya ditekuk sebagai tumpuan.

Ia mencoba tersenyum ketika mengambil tempat di samping si anak. "Makan dulu ya?"

Detik-detik selanjutnya juga masih seperti empat hari sebelumnya. Hening.

Atau mungkin akan berubah hari ini? Semua hal bisa berubah. Bahkan pola rasi bintang akan berubah seiring berjalannya waktu. Dalam lima juta tahun ke depan, langit malam yang akan kita lihat berbeda dengan sekarang.

"Kalau aku nggak ngomong itu ke dia ... sekarang pasti keadaannya beda kan, Pa?" Suaranya lirih. Efek kurang asupan nutrisi dan istirahat yang tidak tenang. Namun ini adalah sebuah kemajuan bagi si papa.

Suara yang empat hari sudah hilang. Seolah-olah kamar ini adalah ruang angkasa tanpa udara. Dan suara tidak bisa merambat tanpa udara.

"Kenapa sih, Pa? Dia harus milih itu?"

Nampan diletakkan di atas meja di samping kasur. Tangan yang sekarang kosong menarik putra kesayangannya ke dalam pelukan. "Bukan salah kamu."

Beberapa menit yang hening. Mungkin kalian bisa mendengar detak jantung mereka masing-masing.

"Aku cuma bingung aja. Nggak ngerti. Dia bisa ngomong baik-baik dulu kan?"

Mata coklat gelap mereka bertemu. Segaris senyum terbit di wajah sang papa. Ia menyisir rambut putranya yang entah kapan terakhir kalinya bertemu dengan shampo. Kedua bahunya dipegang dengan tatapan serius dan terkesan lembut.

"Dengarkan ini ...."

Sebuah masalah itu layaknya kehidupan. Akan ada mulai dan akan ada akhir. Entah akhir bahagia atau sedih. Siklusnya berputar, sampai manusia itu menghembuskan napas terakhir. Bahkan, ada beberapa masalah yang masih berlanjut efeknya sekalipun pemiliknya sudah mati.

Masalah tidak bisa dipisahkan dari umat manusia.

"Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita."








🌠🌠🌠













21 April 2022

Semesta Bercerita (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang