🌠🌠🌠
Kalau tidak sayang, Genta sudah pasti membanting komputer di depannya. Tampilan sebuah video cctv yang di-pause pada adegan klimaksnya. Sudah berkali-kali cowok itu berharap dirinya salah mengira. Berkali-kali juga ia mengulang video cctv di depan gerbang sekolah yang sempat diretas. Sekali lagi, hanya untuk memastikan penglihatannya.
"Bangsat!! Lo bener-bener bangsat!!
Sesaat setelah mengumpat, Genta dikejutkan dengan suara tangisan yang tiba-tiba saja pecah.
"Huwaaa ... Mama ... Kak Genta nggak sayang sama Navy!!"
Kalimat itu terulang. Semakin samar lantaran pemiliknya yang semula berada tepat di ambang pintu masuk yang terpaksa Genta buka selebar harapan berlari menuruni anak tangga.
"Kak Genta ngomong bangsat ke Navy, Ma ... Huuu ...."
"MAGENTAAAA!"
Teriakan dari mamanya sontak membuat Genta menepuk jidatnya sendiri. "Dasar bocil kurang ajar," geramnya.
Selain punya dua kakak—sekarang hanya satu—Genta juga punya satu adik laki-laki yang super cerewet.
Ia tidak peduli. Yang terbayang di pikirannya sekarang adalah kejadian dimana Zaman terserempet motor. Namun bukan hanya itu poinnya. Pelaku ternyata mengincar kamera yang dipegang Zaman, dimana kamera tersebut merupakan milik Atlas.
"Genta!"
"Apa sih, Ma?"
"Ini adeknya! Mama mau ke mall sama Digo. Kalo diajak nanti takut ribut di sana."
Genta memang anak yang tidak sopan. Cowok itu berdecak kesal seraya memutar kursinya. "Sini, Dek!"
Wajah yang berderai air mata adiknya kini memeluk leher sang mama. "Kak Genta nya galak tuh, Ma! Adek nggak mau!! Mau ikut Mama!!"
Mencoba menurunkan putra bungsunya, Mama kembali berseru, "Gentaaa ... Mukanya dibenerin dulu! Jangan suram begitu ah, Navy nya makin rewel nanti!"
Ingin rasanya Genta berteriak dan membuang adiknya itu. Begitu menyebalkan! Namun pada akhirnya ia tahan. Berulangkali mengatur napas sebelum terpaksa menyunggingkan senyum.
"Sini dulu ya, sama Kak Genta?! Nanti kita beli es krim, oke?"
Genta bisa saja membanting tubuh Navy ketika dua tangan beruratnya terselip diantara ketiak Navy. Akan tetapi, saat mengingat betapa merepotkan ujungnya, ia mengurungkan niat.
Lagipula selama ia bisa menyesuaikan diri, Navy tidak sesusah itu untuk diatur.
"Jangan gangguin Kakak ya?"
Navy mengangguk.
"Jangan berisik ya?"
Balita itu kembali mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Bercerita (✓)
Teen FictionTentang Orion yang mencari jawaban Tentang Luna yang mencari keadilan Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita 🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠 (Beberapa part mengandung unsur 18+ Untuk...