🌠🌠🌠
Ruangan berisi empat orang laki-laki itu mendadak diselimuti ketegangan. Masing-masing dari mereka mencoba mencerna dan menenangkan pikiran yang berkecamuk.
Wajah khawatir Helmi ditunjukkan pada Rigel. Ia mendekat dan berbicara dengan suara lirih, "Orang yang tadi?"
Beberapa jam yang lalu, ada seseorang yang mengunjungi Rigel. Helmi menyambutnya dengan baik lantaran mengenal sosok tersebut sebagai salah satu guru di sekolah ponakannya. Tapi fakta barusan seakan mengobrak-abrik isi perutnya. Ingin sekali ia muntah ke kamar mandi. Bisa-bisanya ia bersikap ramah pada orang yang telah membunuh dan mungkin hendak mencelakai Rigel.
"Pasti kedatangannya itu dimaksudkan buat mengancam Rigel," kata Aksa. Kepalanya menoleh ke jendela di belakang, berharap menemukan sosok tersebut untuk kemudian ia hajar langsung.
Orion sendiri menggigit bibirnya gelisah. Tidak menyangka niat membeberkan pelaku pembunuhan Mentari malah berimbas pada keselamatan adiknya. Kalau tahu begini, lebih baik ia diam dan membiarkan orang-orang tetap menyalahkannya saja.
"Terus gimana sekarang? Mau lapor polisi?"
Belum sempat Helmi menutup mulut, sebuah ketukan di pintu mengalihkan perhatian semua orang. Aksa berinisiatif membukanya, betapa terkejutnya ia mendapat beberapa orang mengenakan seragam kepolisian memberikan sapaan ramah.
🌠🌠🌠
"Rigel tadi dimintai keterangan sama polisi."
"Hasilnya? Dia ingat nggak?"
"Ya. Sesuai dugaan lo sebelumnya, memang dia juga yang sebenarnya disebut Mentari di email-emailnya."
Lima cowok yang duduk melingkari sebuah meja di salah satu kafe tidak bisa berkata-kata.
"Polisi juga bilang, sebenarnya dia adalah buronan yang udah lima tahun dicari-cari."
"What? Serius?"
"Ya. Dia menyamar menjadi guru untuk menutupi tindak kejahatannya. Pemerkosaan, prostitusi, perdagangan organ ilegal, jual beli narkoba, senjata tajam ... Bisa dibilang, dia adalah salah satu mafia yang paling dicari."
Mereka semua membayangkan wajah si pelaku. Bergidik ngeri. Bisa-bisanya satu lingkungan dengan orang seperti itu?
"Sekolah kita juga kayaknya bakalan diselidiki besar-besaran. Ini soal beberapa oknum yang menyalahgunakan kekuasaan."
Orion menerawang jauh. Dinding kaca di sampingnya telah merebus perhatian. Jalanan cukup ramai. Laju kendaraan kendaraan itu merayap, mengakibatkan suara bising yang sedikit teredam ruangan ini. "Semoga nggak ada satupun yang lolos."
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Bercerita (✓)
Teen FictionTentang Orion yang mencari jawaban Tentang Luna yang mencari keadilan Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita 🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠 (Beberapa part mengandung unsur 18+ Untuk...