🌠🌠🌠
Saat kembali duduk di meja belajar, tiba-tiba ia teringat akan sebuah benda. Luna menarik laci meja belajarnya. Nampak beberapa benda dari yang penting seperti kunci kamar cadangan, sampai yang tidak penting seperti bungkus permen karet yang belum sempat ia buang. Cewek itu mengobrak-abrik semuanya. Berharap bisa menemukan benda yang dicari-cari.
Sebuah pin berlogo naga dengan tulisan SMA Pelita Bangsa.
Senyumnya merekah dengan tatapan lembut.
Ini semua ada kaitannya dengan kepindahan Luna ke SMA Pelita Bangsa.
"Siapapun lo, gue yakin lo orang baik."
Misinya untuk pindah ke Pelita Bangsa bukan hanya menemukan orang yang berjasa padanya kali ini. Tapi juga sekalian mengulik lebih dalam tentang kehidupan sahabatnya selama menjadi bagian dari SMA elite itu.
Kini, cewek itu tertarik dengan benda lain di atas meja.
Jangan lupa dimakan :)
Luna tersenyum kecil melihat pesan di secarik kertas yang ditempel di bungkus cokelat pemberian Orion. Cewek itu bergumam, "Pasti!" dan mulai merobek kertas pembungkusnya.
Makan cokelat sebelum mengerjakan tugas mungkin bisa membuatnya lebih jernih dalam berpikir. Ia meletakkan bungkusnya ke atas meja belajar, belum mau membuangnya ke tempat sampah yang berada di luar. Terlalu malas kakinya.
Satu gigitan berhasil mendarat dengan selamat. Ia mengunyah dengan perlahan. Lidahnya mengecap rasa cokelat yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Mungkin karena ini termasuk deretan merek cokelat yang tidak akan dibelinya. Mengingat harga satu batangnya saja melebihi uang saku Luna selama tiga hari.
"Apa cokelat mahal emang rasanya begini?" tanyanya keheranan.
Cewek itu berhasil menelan sebagian cokelat itu sebelum akhirnya memutuskan untuk membaca komposisi yang tertera. Tidak ada yang aneh. Hanya saja kualitas bahannya tertulis yang terbaik.
Beberapa saat kemudian, Luna merasakan perutnya melilit. "Perasaan gue nggak makan pedes tadi siang," gumamnya. Ia meletakkan bungkus cokelat pemberian Orion dan segera berlari ke kamar mandi.
🌠🌠🌠
Gue nggak akan peduli sekalipun lo mati!
Angin yang berhembus sejuk. Kekuatannya yang sedikit lebih kencang telah mengugurkan beberapa daun kering dari ranting. Sebuah daun mahoni bergerak memeluk bumi. Berputar-putar mengikuti irama angin yang menjatuhkannya.
Kaki Rigel beringsut menjauh. Meski tahu pasti daun itu tidak akan menggigit. Tudung jaket sudah dinaikkan menutupi hampir seluruh rambutnya. Sementara itu, untuk mencegah orang-orang mengenali wajahnya, Rigel mengenakan masker hitam. Tidak yakin juga dengan ini karena beberapa orang pasti akan mengenal postur tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Bercerita (✓)
Fiksi RemajaTentang Orion yang mencari jawaban Tentang Luna yang mencari keadilan Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita 🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠 (Beberapa part mengandung unsur 18+ Untuk...