Reticulum

203 21 0
                                    

Orion teringat akan salinan email dari Luna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Orion teringat akan salinan email dari Luna. Kali ini, ia harus berani membaca email-email dari cewek itu. Iya! Orion harus berani! Ia tidak boleh merasa takut lagi kalau sewaktu-waktu Mentari dibahas di depannya.

Kalau kata papa, Orion itu nggak salah. Mentari sendiri yang milih jalan itu. Orion cuma pengen nolongin dia.

Kenapa Orion kangen papa juga?

Papa dimana? Udah makan belum? Papa nggak boleh telat makan, nanti lambungnya kambuh lagi!

Lembaran pertama dibaca.



mentarii@gmail.com

Jerman. Negara pertama yang pengen gue kunjungi. Lo tau kan, Lun? Cita-cita gue itu berkeliling dunia. Dan kalau lo dapat email ini, itu artinya gue udah mati. 

52 13

Menit

Tidak ada yang salah. Email seterusnya ia baca.



mentarii@gmail.com

Sorry, bikin lo kaget. Haha. Tapi gue harap lo udah bisa ikhlas dengan kepergian gue, Lun. Dan kalau anak gue selamat, tolong jagain dia ya? Paling nggak jenguk dia kalau lo terpaksa ngirim dia ke panti asuhan.

52 4

Menit

Ada kalimat yang sengaja digarisbawahi. Dan sebuah clue dari Luna.

Dari awal Mentari nggak berniat bunuh diri.



mentarii@gmail.com

Luna … Gue harap lo nggak termakan gosip yang pertama. Jangan percaya kabar pertama itu! Lo harus bisa selalu berpikir logis. Mencari bukti-bukti kuat dan jangan sembarangan menuduh.

Lun … Lo pasti lagi mencari kebenaran kan? Meskipun gue udah mati, lo bakalan tetap mencari ayah dari anak gue kan? Kalau sebelum gue mati dia udah mau bertanggung jawab, gue nggak akan ngirim email email ini.

Kalau lo memang pengen tau, dia ada di Pelita Bangsa. Iya, sekolah gue sendiri.

Tau nggak, gue selalu butuh waktu lama buat nyiapin semua email yang gue kirim ini, Lun.

40 73
Menit



mentarii@gmail.com

Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita

Seseorang pernah bilang begitu ke gue, Lun. Dan dari situ, gue bertekad akan terus hidup dan mencari jawaban atas teka-teki itu. Lo juga, ya?

41 2
Menit

Semesta Bercerita (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang