🌠🌠🌠
Sebuah pin berlogo naga dengan tulisan SMA Pelita Bangsa diperhatikan dengan teliti oleh Luna. Pin yang ia temukan beberapa bulan lalu bersama kenangan buruk itu. Ia lalu mengambil pin miliknya yang berwarna biru tua, menandakan bahwa Luna berada di kelas XI.
Ia membandingkannya. Sedikit merasa aneh dengan pin satunya yang berwarna merah tua. Luna rasa, itu adalah pin milik kelas X. Itu berarti, pemilik pin ini sebelumnya bisa dikatakan sudah naik tingkat.
"Are you okay?"
"Let me help you!"
"Where's your home?"
"It's okay, I understand Indonesian."
Aksen British yang kental. Luna tidak ingat dengan jelas bagaimana sosok yang membantunya malam itu. Entah apa yang membuat orang itu memilih menggunakan bahasa Inggris dengan aksen British yang sangat enak didengar. Apakah ia pindahan dari Britania, sehingga sudah terbiasa menggunakan bahasa Inggris, atau justru memang orang asing yang sedang berkunjung. Tapi dari caranya mengerti bahasa Indonesia membuat Luna semakin yakin kalau orang itu juga bisa berbahasa Indonesia dengan lancar.
Apalagi ketika perpisahan mereka tanpa mengetahui satu sama lain. Ketika laki-laki itu bisa mengucapkan kalimat dalam bahasa Indonesia dengan lancar.
"Lo aman sekarang."
Luna menghembuskan napas berat. Setelah perang dengan batinnya sendiri, ia jadi memutar memori dimana ia menyentuh tangan dingin Elgo. Seketika senyuman geli terbit di wajahnya.
"Namanya unik."
Ponsel pintar cewek itu berdering. Dalam sedetik, ia sudah tersambung dengan Rana entah dimana. Ia memutuskan untuk menyalakan speaker saja daripada susah-susah menyangga menggunakan tangan di telinga kiri. Meletakkan benda pipih itu di atas kasur sambil mulai memasang telinga untuk mendengar apa yang akan dibahas Rana.
"Annyeonghaseye!"
Luna tertawa. Rana memang salah. Tapi ya sudahlah. "Apa?"
"Bener nggak sih, bahasa Jepang gue barusan?"
Alis Luna mengerut. "Itu Korea kali!"
"Ah, intinya bahasa asing."
Luna mendesis jengkel.
"Ada kabar penting buat lo! Persiapan besok menyambut kedatangan Orion yang udah balik lagi ke sekolah."
Penting Rana bilang? "Bagian mananya yang penting?"
"Biar lo nggak keceplosan cari masalah sama dia. Intinya besok Orion udah berangkat lagi."
Luna mengiyakan saja berita itu. Meski jujur, ia sangat penasaran dengan sosok Orion yang ditakuti Rana. Tapi kemudian Luna sadar kalau bisa saja apa yang dikatakan Rana sedikit dilebih-lebihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Bercerita (✓)
Teen FictionTentang Orion yang mencari jawaban Tentang Luna yang mencari keadilan Dan tentang Semesta yang bercerita pada kita 🌠Jika kau masih belum mengerti akan teka-teki kehidupanmu, biarkan semesta yang bercerita🌠 (Beberapa part mengandung unsur 18+ Untuk...